Aplikasi Edible Film Keratin Bulu Ayam Dan Tepung Porang Terhadap Kualitas Telur Ayam Selama Penyimpanan

Annisa, Cholifatul and Dr. Khothibul Umam Al Awwaly,, , S.Pt, M.Si (2021) Aplikasi Edible Film Keratin Bulu Ayam Dan Tepung Porang Terhadap Kualitas Telur Ayam Selama Penyimpanan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Telur sebagai salah satu produk peternakan yang sering dikonsumsi masyarakat dibandingkan dengan daging dan susu karena kandungan gizinya yang tinggi dibutuhkan oleh tubuh dibandingkan dengan daging dan susu. Dibalik kandungan gizinya yang tinggi dan lengkap, telur mudah mengalami kerusakan baik secara fisik, kimia dan mikrobiologi jika tidak dilakukan pengemasan dan penyimpanan dengan benar. Kemasan yang umum digunakan adalah plastik karena mudah didapat dan harganya murah. Namun, plastik yang bersifat non biodegradable, kurang aman untuk produk pangan. Penggunaan edible film kombinasi keratin bulu ayam dan tepung porang, dapat menjadi alternatif bahan pengemas ramah lingkungan. Sifat edible film yang baik dapat diperoleh dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pengaruh aplikasi edible film keratin bulu ayam dan tepung porang terhadap kualitas telur ayam selama penyimpanan. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai informasi sekaligus inovasi baru untuk mempertahankan kualitas telur ayam selama penyimpanan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya pada bulan November 2020 sampai Februari 2021. Materi penelitian yang digunakan adalah telur ayam ras, tepung bulu ayam, tepung porang dan gliserol. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap, terdiri dari empat perlakuan dan empat kali ulangan. Larutan edible film yang telah dibuat diaplikasikan ke telur yang kemudian disimpan sesuai perlakuan. Perlakuan terdiri dari P0 (Penyimpanan 1 hari, sebagai kontrol), P1 (penyimpanan 7 hari), P2 (Penyimpanan 14 hari) dan P3 (Penyimpanan 21 hari). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah haugh unit, kadar lemak, protein, total plate count dan angka kapang khamir. Data yang diperoleh, kemudian dianalisis secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Jika terdapat hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa aplikasi edible film keratin bulu ayam dan tepung porang, memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai haugh unit, sangat nyata (P<0,01) terhadap total plate count dan angka kapang khamir, namun tidak memberikan perbedaan nyata terhadap kadar lemak dan kadar protein. Rataan nilai haugh unit yang diperoleh mulai dari penyimpanan 1 hari, 7 hari, 14 hari dan 21 hari berturut-turut adalah 89,74; 77,67; 64,62 dan 62,28. Total plate count mulai dari penyimpanan 1 hari, 7 hari, 14 hari dan 21 hari secara berturut turut adalah 4,323 ; 4,409 ; 4,890 dan 4,899 log CFU/ml. Sedangkan rataan angka kapang khamir mulai penyimpanan 1 hari, 7 hari, 14 hari dan 21 hari berturut-turut adalah 3,603 ; 3,635 ; 3,892 dan 3,755 log CFU/ml. Kadar lemak mulai penyimpanan satu hari, tujuh hari, 14 hari dan 21 hari berturut-turut adalah 10,98%; 11,29%; 11,37% dan 11,53%. Terakhir untuk rataan kadar protein dari perlakuan penyimpanan 1 hari, 7 hari, 14 hari dan 21 hari secara berturut-turut adalah 11,13%; 11,16%; 11,10% dan 11, 49%. Dari hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan jika penggunaan edible film keratin bulu ayam dan tepung porang dapat mempertahankan kualitas telur ayam selama penyimpanan yang berbeda. Disarankan untuk menambah masa simpan telur ayam agar mengetahui sampai berapa lama edible film keratin dapat mempertahankan kualitas telur ayam.

English Abstract

The purpose of this study to determine effect of edible film keratin from chicken feather with the addition of porang on egg quality after storage at room temperature. The method in this study was a laboratory experiment with a Completely Randomized Design (CRD), with 4 treatments and 4 replicatoins. The treatments uses was P0 (1 day storage without edible film), P1 (7 days storage), P2 (14 days storage) and P3 (21 days storage). Data analysis was performed using of Analysis of Variance (ANOVA). If there was a significant difference, it was followed by Duncan's Multiple Range Test (DMRT). The result showed that edible film keratin from chicken feather during the storage period, gave a significant difference (P<0,01) on total plate count, and yeast mold count, also gave difference (P<0,05) on haugh unit. But did not show a significant difference (P>0,05) on fat and protein. The haugh unit value generated in this study was 62,28-89,67; the protein rate was 11,10-11,49%, the fat value was 10,98-11,53%; the total plate count was 4,323 to 4,899 log CFU/ml. The last, yeast mold count was 3,603 to 3,892 log CFU/ml. Conclusion in this study, edible film from keratin and porang gave a decreasing haugh unit during storage. But, for the levels of fat and protein provide a relatively value. For Total Plate Count and Yeast Mold Count gave a fluctuating value during storage.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521050265
Uncontrolled Keywords: edible film, egg quality, keratin, porang.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 25 Jan 2022 05:00
Last Modified: 25 Feb 2022 03:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188816
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Cholifatul Annisa.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item