Novreyga, Hagie Dibin and Prof. Dr. Ir. M. Halim Natsir,, S.Pt., MP., IPM., ASEAN Eng. (2021) Pengaruh Penambahan Fitobiotik Dan Medan Magnet Dalam Air Minum Terhadap Kualitas Fisik Telur Ayam Petelur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penggunaan antibiotik pada pakan kini dilarang karena menimbulkan dampak buruk berupa residu pada ternak itu sendiri dan produk ternak yang dapat membahayakan konsumen. Fitobiotik merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut. kunyit (Curcuma domestica) dan jahe emprit (Zingiber officinale) adalah jenis tanaman yang berpotensi untuk dijadikan fitobiotik karena mudah didapatkan serta memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan, perkembangan saluran pencernaan, dan kesehatan ternak. Pencampuran fitobiotik dalam pakan maupun pada air minum ternak masih terdapat kendala, kendala yang dimiliki adalah efek yang ditimbulkan dalam pemberian fitobiotik cenderung lama untuk diketahui. Untuk itu perlu dilakukan penambahan metode pencampuran imbuhan pakan ternak dengan teknologi enkapsulasi. Teknologi pakan enkapsulasi (proses pembungkusan/coating) yaitu suatu bahan, dalam hal ini adalah senyawa yang terkandung di dalam fitobiotik sebagai bahan inti yang bermanfaat untuk mempertahankan viabilitasnya dan melindungi senyawa yang dimiliki. Serta, pemberian fitobiotik dapat diberikan ke dalam air minum dengan menggunakan viii teknologi air dan magnet. Air yang diekspos ke medan magnet dapat mempengaruhi kandungan mineral air yang tergantung dari kekuatan medan magnet itu sendiri dan waktu pemaparan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan fitobiotik dan medan magnet dalam air minum terhadap kualitas fisik telur ayam petelur. Penelitian dilakukan secara in vivo di kandang milik Bapak Choirul yang berada di UPR Sumber Mina Dau, Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang pada tanggal 22 Agustus 2020, dilanjutkan dengan uji kualitas fisik telur di Laboratorium Lapang Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Gedung 3 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Pengukuran medan magnet dilakukan di Laboratorium Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Materi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan 144 ekor ayam petelur dengan strain Isa Brown berumur 57 minggu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan pakan dan air minum secara in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang dengan 2 faktor perlakuan. Faktor 1 adalah pemberian feed additive dalam bentuk cair dan enkapsulasi dengan level pemberian sebesar 0,6 %. Faktor 2 adalah penambahan medan magnet tersarang kedalam bentuk fitobiotik. Dengan pemberian 3 perlakuan (basal, fitobiotik bentuk cair, fitobiotik bentuk enkapsulasi) dan 2 perlakuan medan magnet tersarang dengan 4 ulangan dan setiap ulangan terdapat 6 ekor ayam petelur. Variabel yang diamati meliputi berat telur, berat kerabang, tebal kerabang, dan indeks bentuk telur. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan apabila terdapat hasil yang berbeda nyata atau sangat nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan pemberian fitobiotik bentuk enkapsulasi dalam pakan memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap berat telur dengan rataan berat telur pada bentuk pakan basal sebesar 61,47 ± 0,24; bentuk cair sebesar 63,25 ± 0,30; dan bentuk enkapsulasi sebesar 62,73 ± 0,19. Begitu pula dengan pemberian fitobiotik bentuk enkapsulasi dalam pakan memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap indeks bentuk telur dengan rataan indeks bentuk telur pada bentuk pakan basal sebesar 75,88 ± 0,47; bentuk cair sebesar 77,89 ± 0,11; dan bentuk enkapsulasi sebesar 78,00 ± 0,20. Namun tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap berat kerabang dan tebal kerabang telur. Perlakuan pemberian medan magnet tersarang kedalam bentuk fitobiotik dalam air minum memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap berat telur, berat kerabang, tebal kerabang, dan indeks bentuk telur. Dengan rataan nilai tertinggi pada berat telur sebesar 63,55 ± 0,65 dengan perlakuan bentuk fitobiotik cair dan medan magnet tersarang, pada berat kerabang sebesar 7,63 ± 0,44 dengan perlakuan bentuk fitobiotik enkapsulasi dan medan magnet tersarang, pada tebal kerabang sebesar 0,59 ± 0,04 dengan perlakuan bentuk fitobiotik cair dan medan magnet tersarang, pada indeks bentuk telur sebesar 78,25 ± 2,35 dengan perlakuan bentuk fitobiotik enkapsulasi dan medan magnet. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pemberian fitobiotik bentuk enkapsulasi dalam pakan memberikan hasil lebih baik pada kualitas fisik telur ayam petelur yang meliputi berat telur dan indeks bentuk telur. Secara keseluruhan, pemberian medan magnet tersarang kedalam bentuk fitobiotik dalam air minum tidak dapat meningkatkan kualitas fisik telur ayam petelur yang meliputi berat telur, berat kerabang, tebal kerabang, dan indeks bentuk telur.
English Abstract
The purpose of this research was to evaluate the effect of the addition of phytobiotics and magnetized water in feed and drinking water on the physical quality of egg laying hens. The material used was 144 Isa Brown laying hens of 57 weeks old. The method used in this research was an experiment using a completely randomized design (CRD) nested consisting of 3 treatments of phytobiotics and 2 nested magnetized water treatments with 4 replications and for each repetition, there were 6 laying hens. The treatment is given of feed and drinking water were F0-M0: basal feed+non-nested magnetized water, F0-M1: basal feed+nested magnetized water, F1-M0: basal feed+0.6% liquid phytobiotics+non-nested magnetized water, F1-M1: basal feed+0.6% liquid phytobiotic+nested magnetized water, F2-M0: basal feed+0.6% encapsulated phytobiotic+nonnested magnetized water, F2-M1: basal feed+0.6% encapsulated phytobiotic+nested magnetized water. The variables in this study were egg weight, shell weight, shell thickness, egg shape index. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) if there were significant differences followed by Duncan's Multiple Range Test. The results showed that the provision of encapsulated phytobiotics in the feed had a very significant effect (P<0.01) on egg weight and significantly (P<0.05) on the egg shape index. The application of a nesting magnetic field in the form of phytobiotics in drinking water had no significant effect (P>0.05) on egg weight, shell weight, shell thickness, and egg shape index. It was concluded that the provision of encapsulated phytobiotics in the feed gave better results on the physical quality of laying hens eggs which included egg weight and egg shape index. The provision of a nested magnetic field in the form of phytobiotics in drinking water cannot improve the physical quality of laying hens eggs, including egg weight, shell weight, shell thickness, and egg shape index.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0521050189 |
Uncontrolled Keywords: | phytobiotic, magnetized water, egg quality. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara |
Depositing User: | Unnamed user with username nova |
Date Deposited: | 21 Jan 2022 02:52 |
Last Modified: | 24 Feb 2022 01:45 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188614 |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Hagie Dibin Novreyga.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |