Pengaruh Kompos Kelinci Dan Kulit Pisang Terhadap Penampilan Kacang Pintoi (Arachis Pintoi)

Al Asyrof, M. Dzaky Fadhlulrohman and M. Dzaky Fadhlulrohman, MS. (2021) Pengaruh Kompos Kelinci Dan Kulit Pisang Terhadap Penampilan Kacang Pintoi (Arachis Pintoi). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Limbah peternakan merupakan masalah yang kerap kali terjadi pada peternakan. Hal tersebut dapat menjadi masalah jika tidak dilakukan manajemen yang baik. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengolah limbah, salah satunya adalah dengan memanfaatkannya sebagai bahan baku pupuk kompos. Pengomposan dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, keselamatan manusia, dan pemberi nilai ekonomi. Kelinci berada pada urutan ke-3 sebagai hewan yang paling banyak diternakkan di Kabupaten Malang (Badan Pusat Statistik kabupaten Malang). Tercatat populasi kelinci sebesar 44. 134 ekor yang tersebar di 33 kecamatan di Kabupaten Malang. Bertambahnya populasi kelinci akan berbanding lurus dengan bertambahnya feses kelinci yang dikategorikan sebagai limbah peternakan. Tidak seperti ternak lain, kotoran dan urine kelinci memiliki kandungan unsur N, P, K yang lebih tinggi (2,72%, 1,1%, dan 0,5%) sehingga hal tersebut merupakan awal langkah yang baik untuk menghasilkan pupuk kompos dengan kualitas yang baik. Meskipun begitu, saat ini feses kelinci belum dimanfaatkan secara optimal termasuk di kota Malang. Penelitian ini dilakukan di halaman parkir milik Bapak Wike Dwi Utomo di Mertojoyo kota Malang pada tanggal 1 Desember – 23 Desember 2020. Penelitian dilanjutkan dengan uji tanam pada tanggal 24 Desember 2020 – 21 Januari 2021 di halaman milik Bapak Wike. Materi yang digunakan yaitu tanaman Arachis pintoi, limbah kelinci dengan kulit buah pisang. Limbah kelinci diperoleh dari salah satu peternak bernama Babe Choirul dan kulit buah pisang didapatkan dari penjual gorengan dan UKM olahan pisang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang dilakukan adalah penambahan limbah kelinci dengan kulit pisang dengan level tertentu, sehingga didapatkan 6 perlakuan dengan 4 ulangan dengan rincian P0 : 100% kompos (kontrol), P1 : 90% kompos + 10% tanah, P2 : 80% kompos + 20% tanah, P3 : 70% kompos + 30% tanah, P4 : 60% kompos + 40% tanah, P5 : 50% kompos + 50% tanah. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah panjang cabang, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun. Hasil rataan panjang cabang membuktikan bahwa tanaman Arachis pintoi yang diberi kompos dengan penambahan tanah tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap panjang cabang tanaman. Hasil dari penelitian dapat dilihat bahwa rataan panjang cabang pada minggu pertama secara berurutan P3 (2,25 cm) diikuti dengan P5 (2,25 cm) kemudian P1 (2,17 cm) dan P2 (2,15 cm) selanjutnya P4 (2,12 cm) dan di akhiri P0 (2,1 cm). Panjang cabang pada minggu kedua secara berurutan P3 (2,47 cm) kemudian P5 (2,4 cm) diikuti P2 dan P4 (2,37 cm) dan diakhiri P1 (2,23 cm) dan P0 (2,22 cm). Pada minggu ke-3 dan ke-4 tidak mengalami perkembangan yang signifikan pada perlakuan P0 hingga P2 sedangkan perlakuan P3 hingga P5 mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini diduga karena pertumbuhan pada cabang tanaman telah mengalami pertumbuhan optimal. Hal ini kemungkinan karena daya serap nutrisi tanaman terhadap unsur hara cukup terbatas. Sehingga penambahan jumlah kompos pada tanaman tidak menambah laju pertumbuhan Arachis pintoi, dikarenakan penyerapan nutrisi optimal yang bisa dicapai oleh tanaman berada pada perlakuan P3 hingga P5. Hasil rataan jumlah daun menunjukan bahwa tanaman Arachis pintoi yang diberi kompos dengan penambahan tanah tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap jumlah daun tanaman. Hasil dari penelitian dapat dilihat bahwa rataan jumlah daun pada minggu pertama secara berurutan P3 (193,5 helai ) diikuti dengan P4 (185,75 helai) kemudian P1 dan P2 (180 helai) selanjutnya P5 (174,25 helai) dan di akhiri P0 (172,75 helai). Jumlah daun pada minggu terakhir secara berurutan P3 (491,25 helai) kemudian P2 (482,25 helai) diikuti P4 (479 helai ) dan P5 (475 helai ) dan di akhiri P1 (471,25helai) dan P0 (467,75 helai). Pada minggu ke-3 dan ke-4 tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini diduga perlakuan P0 dan P1 pada media tanam yang diberi kompos dengan penambahan tanah tidak mampu memberikan perkembangan jumlah daun tanaman Arachis pintoi dikarenakan perbandingan antara tanah dan kompos tidak seimbang dimana dosis kompos pada perlakuan tersebut tinggi dan akan menyebabkan peningkatan pH tanah. Peningkatan pH tanah juga akan terjadi apabila bahan organik yang ditambahan telah terdekomposisi lanjut (matang), karena bahan organik yang telah termineralisasi akan melepaskan mineralnya, berupa kation-kation basa (Wibowo, dkk. 2017).

English Abstract

The purpose of this research is to determine the effect of compost on rabbit waste mixed with banana peel on the appearance of the plant Arachis pintoi. The material used is Arachis pintoi plant, rabbit waste with banana peels. Rabbit waste obtained from farmers and banana skins obtained from sellers and SME processed bananas. This study was conducted using the experimental method with Complete Randomized Design (RAL). The results showed that the Arachis pintoi plant that was composted with the addition of soil had no significant effect (P>0.05) on the length of the plant branches, the number of leaves, the length of leaves, and the width of the leaves. From this research, it can be concluded that the addition of compost with the addition of soil is able to improve the quality of planting media. The lower the compost dose, the lower the growth rate and if it is too high it can affect the pH of the soil which can cause growth to stall. Growth of branch length, number of leaves, leaf length, and width of Arachis pintoi leaves on the use of P3 compost with a ratio of 70% compost and 30% soil which can be said that the best treatment using such doses

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0521050147
Uncontrolled Keywords: Arachis pintoi, growing media, Fertilizer
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with username nova
Date Deposited: 13 Jan 2022 05:07
Last Modified: 24 Feb 2022 02:31
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/188309
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
M. Dzaky Fadhlulrohman Al Asyrof.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item