Ogi, Nova Laurin Isye Mourein (2019) Alga Periphyton Epifit sebagai Biomonitoring Logam Berat Hg pada Ekosistem Padang Lamun di Estuari Talawaan Bajo Minahasa Utara. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Perifiton yang hidup menempel pada daun lamun umumnya merupakan sumber energi autochtonous di perairan dan memiliki peran yang besar dalam sistem rantai makanan yang mendukung produktivitas primer padang lamun. Karena itu tumbuhan ini dapat menjadi indikator ekologis karena mampu merespon (biomonitoring) penyebaran logam-logam berat di dalam lingkungan perairan. Bebepa penelitian terdahulu telah ditemukan kesamaan pola penyebaran logam-logam berat seperti Arsen (As), Antimon (Sb), dan Merkuri (Hg) dan Mangan (Mn), dimana konsentrasi tertinggi logam berbahaya tersebut ditemukan di sekitar lokasi pembuangan tailing Newmont. Kegiatan-kegiatan tersebut di atas akan memberi tekanan yang cukup besar bagi suatu ekosistem terutama komunitas padang lamun di wilayah pesisir termasuk perifiton yang hidup menempel pada daun lamun sebagai bioindikator pencemaran di perairan. Oleh karena itu Disertasi ini dirancang untuk mengkaji keberadaan “Alga Periphyton Epifit sebagai Biomonitoring Logam Berat Hg pada Ekosistem Padang Lamun di Estuari Talawaan Bajo Minahasa Utara“. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi spesies, kepadatan jenis alga periphyton epifit pada lamun, dan menganalisis tingkat pencemaran perairan estuari Talawan Bajo berdasarkan bioakumulasi kandungan merkuri (Hg) pada periphyton serta menganalisis periphyton sebagai bioindikator tingkat pencemaran Hg di perairan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahapan. Tahapan pertama melakukan Identifikasi jenis-jenis lamun dan peryphyton dan dilakukan analisis terhadap komposisi dan kepadatan; indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominasi periphyton. Tahapan kedua penelitian ini dengan melakukan pengamatan akumulasi logam berat Hg pada skala laboratorium serta memvisualisasi sel periphyton menggunakan TEMsel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi periphyton pada daun lamun Cymodocea rotundata, terdiri dari 5 (lima) Famili yang terdiri dari famili Bacillariophyceae (16 genus), Cyanophyceae (3 genus), Chlorophyceae (9 genus), Dinophyceae (1 genus), dan Rhodophyceae (1 genus). Kepadatan tertinggi pada stasiun I yaitu Cocconeis sebesar 3,378,046 sel/cm2, pada stasiun II yaitu Navicula sebesar 1,525,828 sel/cm2, sedangkan pada stasiun III adalah Navicula sebesar 7,096,514 sel/cm2. Sedangkan jenis perifiton makroskopis yang paling banyak ditemukan adalah dari kelas Chlorophyta yaitu Stigeoclonium sebesar 59,996,686 sel/cm2. Hasil perhitungan indeks diversitas seluruh stasiun didapat nilai berkisar antara 2.759 – 3.006. Nilai-nilai indeks diversitas (keanekaragaman) jenis di stasiun II yaitu 2.759 menunjukkan klasifikasi rendah yang menggambarkan penyebaran individu tiap jenisnya rendah dan tekanan ekologinya tinggi sedangkan pada stasiun 3 menunjukkan klasifikasi tinggi yaitu 3.006, hal ini menunjukkan penyebaran individu tiap jenis tinggi dan tekanan ekologi tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan BCF(o-w) terhadap konsentrasi logam berat yang diserap oleh organisme dengan konsentrasi logam berat dalam air menunjukkan nilai BCF pada stasiun I sebesar 267.94 kali lebih besar xiv mengakumulasi logam Hg di air, Stasiun II 526.95 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di air dan stasiun III 589.51 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di air. Sedangkan hasil perhitungan (BCF p-l) yaitu perbandingan antara konsentrasi logam berat yang diserap oleh Stigeoclonium sp dengan konsentrasi logam berat dalam Cymodocea rotundata, didapatkan nilai BCF pada stasiun I Stigeoclonium sp yaitu 2.554 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di Cymodocea rotundata, stasiun II Stigeoclonium sp 4.394 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di Cymodocea rotundata dan Stasiun III Stigeoclonium sp 5.086 kali lebih besar mengakumulasi logam Hg di Cymodocea rotundata. Berasarkan hasil analisis menunjukkan kondisi lingkungan perairan estuari Talawaan Bajo tercemar logam berat Hg karena kandungan Hg yang terakumulasi pada lamun dan periphyton melebihi baku mutu untuk biota perairan. Periphyton Stigeoclonium sp merupakan bioindikator logam berat Hg di perairan estuari Talawaan Bajo, karena mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan perairan yang sudah terpapar logam berat Hg.
English Abstract
Periphyton, which lives attached to seagrass leaves, is generally an autochthonous energy source in waters and has a significant role in the food chain system that supports primary seagrass productivity. Therefore this plant can be an ecological indicator because it can respond (biomonitoring) the spread of heavy metals in the aquatic environment. Several previous studies have found similar patterns of distribution of heavy metals such as Arsenic (As), Antimony (Sb), Mercury (Hg), and Manganese (Mn), where the highest concentrations of these hazardous metals found around the Newmont tailings disposal site. The activities mentioned above will put considerable pressure on an ecosystem, especially seagrass communities in coastal areas, including the periphyton that lives attached to seagrass leaves as a bioindicator of pollution in waters. Therefore this Dissertation is designed to examine the existence of “Periphyton Algae Epiphytes as Biomonitoring of Heavy Metal Hg in Seagrass Ecosystem in The Estuary of Talawaan Bajo, North Minahasa”. This study aimed to analyze species composition. After that, the density of periphyton epiphytic algae in seagrass. Then it analyzes the level of Talawaan Bajo estuarine waters based on bioaccumulation of mercury (Hg) content in periphyton. This study also analyzes periphyton as a bioindicator of Hg pollution levels in waters. This research was conducted in two stages. The first stage is to identify the types of seagrass and periphyton. Then It an analysis of composition and density carried out; index of diversity, uniformity, and dominance of periphyton. The second stage of this study was to observe the accumulation of heavy metal Hg at a laboratory scale and visualize periphyton cells using TEMcel. The results showed that the composition of periphyton on the leaves of Cymodocea rotundata seagrass, consisting of 5 (five) families consisting of Bacillariophyceae (16 genera), Cyanophyceae (3 genera), Chlorophyceae (9 genera), Dinophyceae (1 genus), and Rhodophyceae (1 genus). The highest density at the station I was Cocconeis at 3,378,046 cells/cm2, station II was Navicula at 1,525,828 cells/cm2, while at station III was Navicula at 7,096,514 cells/cm2. While the macroscopic periphyton type most commonly found is from the Chlorophyta class, namely Stigeoclonium of 59,996,686 cells/cm2. The diversity index results for all stations obtained values ranging from 2,759 - 3,006. The species diversity index values at Station II, which is 2,759, showed a low classification that illustrates the distribution of individuals of each type is low and the ecological pressure is high, while at station III it showed a high classification of 3.006, this explained the distribution of individuals of each type is high and the ecological pressure is high. Based on the BCF (o-w) calculation of the concentration of heavy metals absorbed by the organism, the concentration of heavy metals in water showed the xvi value of BCF at station I of 267.94 times as much as accumulating Hg metal in water, Station II 526.95 times as much as accumulating Hg metal in water and station III 589.51 times as large as accumulating Hg metal in water. While the calculation result (BCF p-l) was a ratio between the concentration of heavy metals absorbed by Stigeoclonium sp. and the concentration of heavy metals in Cymodocea rotundata. The results showed the value of BCF at Station I Stigeoclonium sp that is 2,554 times as much accumulating Hg metal in Cymodocea rotundata, Station II Stigeoclonium sp 4,394 times as much as accumulating Hg metal in Cymodocea rotundata and Station III Stigeoclonium sp 5,086 times as much as accumulating Hg metal in Cymodocea rotundata. Based on the results of the study showed that the environmental conditions of the Talawaan Bajo estuarine waters were contaminated with heavy metal Hg because the Hg content accumulated in seagrass and periphyton exceeded the quality standard for aquatic biota. Periphyton Stigeoclonium sp is a bio-indicator of heavy metal Hg in the Talawaan Bajo estuarine waters, being able to adapt to the environmental conditions of waters that have been exposed to heavy metal Hg.
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Doctor) |
|---|---|
| Identification Number: | DIS/628.161/OGA/a/2019/061911339 |
| Uncontrolled Keywords: | Testing and analysis of pollution |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 628 Sanitary engineering > 628.1 Water supply > 628.16 Testing analysis, treatment, pollution countermeasures > 628.161 Testing and analysis / Groundwater--Pollution--Measurement |
| Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan |
| Depositing User: | Endang Susworini |
| Date Deposited: | 05 Nov 2021 05:20 |
| Last Modified: | 05 Nov 2021 05:20 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/186528 |
Preview |
Text
Nova Laurin Isye Mourein Ogi.pdf Download (6MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |