Fadil, Muhammad Rizqi Al (2020) Peningkatan Kemampuan Membayar Biogas Peternak Secara Berkelompok (Studi Kasus : Dusun Maron, Desa Pujon Kidul, Kecamatan Pujon). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Diketahui bahwa lebih dari 50% permintaan kebutuhan energi nasional didominasi oleh bahan bakar fosil, untuk itu pengembangan energi alternatif menjadi pilihan yang penting. Salah satu contoh energi terbarukan adalah biogas. Biogas merupakan sumber energi alternatif terbarukan yang ramah lingkungan, dapat dibakar seperti gas elpiji (LPG). Pada Dusun Maron, Desa Pujon Kidul, sedikitnya terdapat 10,7 ton kotoran sapi perharinya dari 358 ekor sapi yang dimiliki peternak. Mayoritas peternak tidak mengolah limbah kotoran tersebut namun, dibuang ke tegalan dan dibuang melalui drainase yang kemudian mengalir menuju sungai yang menyebabkan polusi dan kontaminasi air sungai. Untuk mengatasi hal itu diperlukan pengolahan terhadap limbah kotoran ternak seperti contoh dimanfaatkan untuk menjadi bahan dasar biogas dengan tujuan masyarakat mau menggunakan biogas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis ATP (Ability to Pay), untuk mengidentifikasi tingkat kemampuan membayar biogas peternak, analisis WTP (Willingness to Pay) untuk mengidentifikasi berapa harga optimal yang mau dibayarkan dan seberapa penting biogas bagi masyarakat, dan pengelompokkan menggunakan overlay peta. Pengelompokkan peternak dilakukan dengan tujuan kemampuan membayar (ATP) pembuatan biogas peternak dapat meningkat karena harga digester biogas dibayar sama rata jumlahnya oleh masing – masing anggota kelompok. ATP pembuatan biogas peternak Dusun Maron tergolong rendah, hal tersebut ditunjukkan dari tidak adanya masyarakat berminat yang mampu secara ekonomi membuat digester biogas individu. Namun ATP tersebut saat dibandingkan dengan harga optimal WTP, menunjukkan bahwa peternak non pengguna menganggap pembuatan digester itu penting, namun mereka tidak mampu membayar. Sehingga dilakukan pengelompokkan untuk dapat meningkatkan keterjangkauan kemampuan membayar masyarakat dalam membuat digester biogas. Pengelompokkan peternak berminat yang dilakukan memang meningkatkan keterjangkauan peternak dalam membayar pembuatan digester biogas. Namun keterjangkauan tersebut belum mampu meng-cover seluruh biaya pembuatan digester biogas kelompok, sehingga diperlukan solusi lanjutan agar masyarakat peternak berminat dapat membayar pembuatan digester biogas.
English Abstract
It is known that more than 50% of national energy demand is dominated by fossil fuels, for this reason the development of alternative energy becomes an important choice. One example of renewable energy is biogas. Biogas is an alternative renewable energy source that is environmentally friendly, can be burned as LPG. In Dusun Maron, Desa Pujon Kidul, there are at least 10.7 tons of cow dung per day from 358 dairy cows owned by farmers. The majority of farmers do not treat the cow sewage, however, it is dumped into the moor and discharged through drainage which then flows into the river which causes pollution and river water contamination. To solve this, treatment of livestock manure waste is needed, for example using it to become biogas as a basic material with the aim of the community wanting to use biogas. The method used in this research is the ATP (Ability to Pay) analysis, to identify the level of ability to pay breeders' biogas, WTP analysis (Willingness to Pay) to find out how much the optimal price is to pay biogas and how important is biogas for the farmers, and grouping the farmers using maps overlay. The grouping of farmers is done with the aim of being able to pay (ATP) for making biogas for breeders to increase, because the price of biogas digester is paid equally in amount by each group member. The ability to pay for making farmers' biogas in Dusun Maron is relatively low, this is shown from interested breeders who are economically unable to make individual biogas digesters. However, the ATP when compared to the optimal WTP price, shows that non-biogas user breeders consider making digesters important, but they cannot afford it. So that the grouping is done to increase the affordability of the community's ability to pay in making biogas digesters. The grouping of interested breeders does indeed increase the affordability of breeders in paying for biogas digester production. However, this affordability has not been able to cover the entire cost of making group biogas digesters, so that further solutions are needed so that interested breeders can pay for making biogas digesters..
Other obstract
-
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | 0520070293 |
| Uncontrolled Keywords: | Biogas, ATP (Ability to Pay), WTP (Willingness to Pay), Pengelompokkan Peternak Biogas, ATP (Ability to Pay), WTP (Willingness to Pay), Farmers Clustering |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 665 Technology of industrial oils, fats, waxes, gases > 665.7 Natural gas and manufactured gases > 665.77 Production of manufactured gases > 665.776 Production of manufactured gases from biological wastes |
| Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota |
| Depositing User: | Bambang Septiawan |
| Date Deposited: | 28 Feb 2021 04:21 |
| Last Modified: | 14 Apr 2023 01:51 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/183539 |
![[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO]](http://repository.ub.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (DALAM MASA EMBARGO)
Muhammad Rizqi Al Fadil.pdf Restricted to Registered users only until 31 December 2023. Download (8MB) |
Actions (login required)
 |
View Item |