Ardyansyah, Reynaldy Hadi (2020) Pemanfaatan Jamur Kancing (Agaricus bisporus) atau Jamur Kuping (Auricularia auricula) Sebagai Aditif Pengganti Antibiotik Dalam Pakan Ayam Pedaging. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi produk natural growth promoter berbasis ekstrak jamur, serta implikasinya pada pakan ayam pedaging. Penelitian ini dilakukan 2 tahap dimana pada tahap pertama dilakukan percobaan laboratorium dengan memproduksi ekstrak jamur kancing dan jamur kuping dengan 3 jenis pelarut yang berbeda (air, ethanol, dan methanol), kemudian dievaluasi berdasarkan total gula reduksi, antioksidan IC50, daya hambat bakteri (Salmonella, Escherichia coli, dan BAL), serta FT-IR. Tahap kedua adalah perobaan lapang pada ayam pedaging dengan 240 ekor ayam pedaging dengan 8 perlakuan (P0: kontrol; P1: kontrol positif zinc bacitracin; P2: penambahan ekstrak jamur kancing 0,4%; P3: penambahan ekstrak jamur kancing 0,8%; P4: penambahan ekstrak jamur kancing 1,2%; P5: penambahan ekstrak jamur kuping 0,4%; P6: penambahan ekstrak jamur kuping 0,8%; P7: penambahan ekstrak jamur kuping 1,2%) dengan 3 kali ulangan dan 10 ekor setiap pen, kemudian dievaluasi berdasarkan penampilan produksi, kualitas karkas, dan pH digesta.Hasil tahap pertama menunjukkan bahwa ekstrak jamur kancing dan jamur kuping dengan methanol menunjukkan puncak serapan yang mengindikasikan adanya ikatan β-glikosidal dari senyawa gula yang lebih baik, total gula reduksi yang lebih tinggi, antioksidan IC50 yang lebih baik, dan zona hambat bakteri yang relatif lebih lebar dari pelarut lain. Tahap kedua menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (P>0,05) pada konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, FCR, index produksi, persentase karkas, deposisi daging dada, persentase lemak abdominal, dan pH digesta, namun memberikan perbedaan yang signifikan (P<0,01) pada IOFC. Berdasarkan uji kontras orthogonal FCR pada P3vsP4 menunjukkan bahwa perbedaan yang signifikan (P<0,05), kemudian P6vsP7 juga menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,05). Index produksi P3vsP4 menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,05). Kemudian IOFC menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,01) pada P0vsP1-P7, P5vsP6-P7, P6vsP7, serta menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,05) pada P1vsP2-P7 dan P3vsP4. Kemudian pH digesta menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,05) pada P0vsP1-P7, P2-P4vsP5-P7, dan P3vsP4, dan menunjukkan perbedaan yang signifikan (P<0,01) pada P1vsP2-P7. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pelarut methanol menunjukkan total gula reduksi dan daya hambat bakteri yang lebih tinggi, serta antioksidan IC50 dan FT-IR yang lebih baik. Kemudian penggunaan aditif pakan ekstrak jamur pada level 0,8% menunjukkan penampilan produksi, kualitas karkas, dan pH digesta yang relatif lebh baik dibandingkan perlakuan lain.
English Abstract
The aim of this research was to evaluate natural growth promoter from extracted mushroom based product, and the impact on broiler performance. This research consisted of two experiments, the first experiment was laboratory trial to produce mushroom extract by using three different solvents (water, ethanol, and methanol), then evaluate reducing sugar, antioxidant IC50, bacteria inhibition zone (Salmonella, Escherichia coli, and lactic acid bacteria), and FT-IR analysis of mushroom extract. The second experiment was in vivo trial by using 240 broiler chicks with 8 dietary treatments (P0: control group; P1: positive control group zinc bacitracin; P2: 0.4% of Agaricus bisporus crude extract; P3: 0.8% of Agaricus bisporus crude extract; P4: 1.2% of Agaricus bisporus crude extract; P5: 0.4% of Auricularia auricula crude extract; P6: 0.8% of Auricularia auricula crude extract; P7: 1.2% of Auricularia auricula crude extract) with 3 replications and 10 chicks each, then evaluate broiler performance, carcass quality, and pH of digesta. The result of the first experiment showed that Agaricus bisporus and Auricularia auricula crude extracted by using methanol solvent shown absorptions indicated a better β-glicosidic linkage from carbohydrate, higher antioxidant IC50, reducing sugar, and larger bacteria inhibition zone than the other solvents. The second experiment in broiler diets, based on ANOVA analysis there were no significant differences (P>0.05) on feed intake, average body weight gain, FCR, broiler production index, carcass percentage, breast meat deposition, abdominal fat percentage, and pH of digesta. Meanwhile, the treatment showed a significant difference (P<0.01) on IOFC. Based on contrast orthogonal test FCR in P3vsP4 and P6vsP7 showed significant differences (P<0.05). Broiler production index in P3vsP4 showed a significant difference (P<0.05). Then IOFC showed significant differences (P<0.01) in P0vsP1-P7, P5vsP6-P7, P6vsP7, and showed significant differences (P<0.05) in P1vsP2-P7 and P3vsP4. Then pH of digesta showed significant differences (P<0.05) in P0vsP1-P7, P2-P4vsP5-P7, and P3vsP4, and showed significantly differences (P<0.01) in P1vsP2-P7. It can be concluded that methanol solvent showed higher reducing sugar, larger bacteria inhibition zone, better antioxsidant IC50 and FT-IR. Meanwhile 0.8% Agaricus bisporus or Auricularia auricula crude extract inclusion showed better broiler performance, carcass quality, and pH of digesta than the other treatments.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | 0420050006 |
Uncontrolled Keywords: | Antibiotik, ekstrak jamur, kualitas karkas, penampilan produksi, Antibiotic, mushroom extract, carcass quality, broiler performance |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.8 Mushrooms and truffles |
Divisions: | S2/S3 > Doktor Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 17 Feb 2021 12:02 |
Last Modified: | 27 Sep 2024 02:10 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/183218 |
Text
Reynaldy Hadi Ardyansyah.pdf Download (2MB) |
Actions (login required)
View Item |