Hubungan Kemiskinan dan Indeks Desa Membangun di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang

Fasya, Muhammad Najih (2020) Hubungan Kemiskinan dan Indeks Desa Membangun di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kemiskinan merupakan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Apabila pengeluaran perkapita per bulan berada dibawah garis kemiskinan maka dapat dikaterogikan miskin. Melalui pendekatan tersebut, dapat dihitung Poverty Gap Index (P1) yaitu ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Persoalan kemiskinan masih menjadi permasalahan yang dominan di Desa. Oleh karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi membuat Buku Indeks Desa Membangun yang merupakan Indeks Komposit dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi Desa. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Jabung yang menduduki posisi nomor satu persentase penduduk miskin tertinggi se-Kabupaten Malang menurut BPS tahun 2016 dan 2017. Tujuan dari penelitan adalah mengetahui keterkaitan antara tingkat kemiskinan dengan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional karena mencari ada tidaknya dan tingkat hubungan antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam menentukan responden wawancara dan kuesioner. Sekretaris/perangkat desa (kepala urusan) dipilih sebagai respoden kuesioner karena paling mengetahui desa dan memegang data-data yang mendukung penelitian. Sedangkan responden wawancara yang akan diambil di Kecamatan Jabung dengan unit analisis adalah desa miskin yang mengambil sampel KK miskin (memiliki sifat tidak homogen). Selanjutnya Perhitungan teknis Indeks Desa Membangun berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengukuran Indeks Desa Membangun (IDM) sehingga akan muncul klasifikasi atau status desa untuk menilai kemajuan desa. Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian dari analisis tingkat kemiskinan dan perhitungan indeks desa membangun dengan tipe data rasio serta interval. Sesuai dengan tipe data tersebut, maka penelitian ini menggunakan analisis Korelasi Product Moment (Pearson). Hasil dari penelitian ini adalah Kecamatan Jabung memiliki Poverty Gap Index (P1)/Indeks Kedalaman Kemiskinan dengan nilai 0,000358 dan rata-rata pengeluaran perkapita perbulan penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan sejumlah Rp. 318.903,-. Berdasarkan hasil perhitungan indeks ketahanan sosial, indeks ketahanan ekonomi dan indeks ketahanan lingkungan, maka dihasilkan indeks desa membangun Kecamatan Jabung memiliki nilai 0,6588 dan termasuk ke dalam klasifikasi berkembang. Selanjutnya diperoleh nilai koefisien korelasi adalah -0,463 atau disebut dengan korelasi negatif, sehingga terdapat hubungan yang sedang/cukup kuat antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung. Korelasi negatif berarti hubungan antara dua variabel berbanding terbalik. Semakin tinggi tingkat kemiskinan, maka tingkat indeks desaii membangun akan semakin maju. Hasil pengujian koefisien korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung. Namun bukan berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun di Kecamatan Jabung. Saran untuk penelitian terbagi menjadi saran akademisi dan saran untuk pemerintah. Saran akademisi antara lain adalah penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih kompleks khususnya dalam hubungan tingkat kemiskinan dan indeks desa membangun. Penelitian selanjutnya dapat melalui pendekatan yang berbeda dan lebih kompleks dalam mengukur tingkat kemiskinan, lalu dikaitkan dengan perkembangan desa atau Indeks Desa Membangun. Selain menggunakan metode yang berbeda, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menghubungkan antara kemiskinan dengan karakteristik penduduk miskin. Sedangkan saran bagi pemerintah antara lain memberikan perhatian kepada Desa Berkembang karena berpotensi menjadi Desa Maju, dan meninjau hasil skoring indeks desa membangun untuk mengembangkan kemajuan desa sesuai dengan hasil penelitian.

English Abstract

Poverty is an inability from the economic side to meet the basic needs of food and not food that is measured in terms of expenditure. If per capita expenditure per month is below the poverty line, it can be categorized as poor. Through this approach, we can calculate the Poverty Gap Index (P1), which is the average size of the expenditure gap of each poor population against the poverty line. The problem of poverty is still a dominant problem in the village. Therefore, the Ministry of Villages, Disadvantaged Regions, and Transmigration made the Village Build Index Book which is a Composite Index formed from the Social Resilience Index, the Economic Resilience Index and the Village Ecological Resilience Index. This research is located in Jabung Subdistrict which occupies the number one position as the highest percentage of poor population in Malang Regency according to BPS in 2016 and 2017. The purpose of this research is to find out the correlation between poverty level and the index of developing villages in Jabung District, Malang Regency. This research is a correlational study because it looks for the presence and absence of the level of correlation between the poverty level and the index of developing villages in Jabung District, Malang Regency. This study uses purposive sampling in determining interview respondents and questionnaires. The village secretary / apparatus (head of affairs) is chosen as a questionnaire respondent because he knows the village best and holds data that supports the research. While the interview respondents to be taken in Jabung District with the unit of analysis are poor villages who take a sample of poor households (having an inhomogeneous nature). Furthermore, the technical calculation of the Village Build Index is based on the Standard Operating Procedure (SOP) of the Village Build Index Measurement (IDM) so that a village classification or status will appear to assess the progress of the village. This study uses two research variables from the analysis of poverty levels and the calculation of village index builds with ratio and interval data types. In accordance with these data types, this study uses Product Moment Correlation (Pearson) analysis. The results of this study are Jabung District has a Poverty Gap Index (P1) with a value of 0,000358 and the average expenditure per capita per month of the population below the poverty line is Rp. 318.903, -. Based on the results of the calculation of the social resilience index, the economic resilience index and the environmental resilience index, the resulting village index for building the Jabung District has a value of 0.6588 and is included in the developing classification. Furthermore, the correlation coefficient value obtained is -0.463 or referred to as a negative correlation, so there is a moderate / strong correlation between poverty level and the index of developing villages in Jabung District. Negative correlation means the correlation between two variables is inversely proportional. The higher the level of poverty, the level of the rural development index will be more advanced. The results of the correlation coefficient test showed that there was no significantiv correlation between the poverty level and the index of village development in Jabung District. But that does not mean there is no correlation between the poverty level and the index of developing villages in Jabung District. Suggestions for research are divided into academic advice and advice for the government. Academic advice, among others, is that this research is expected to be developed more complex, especially in relation to poverty level and the village development index. Future research can go through different and more complex approaches to measuring poverty, then link it to village development or the Village Build Index. In addition to using different methods, further research can be done by linking poverty with the characteristics of the poor population. While suggestions for the government include giving attention to Developing Villages because it has the potential to become Desa Maju, and reviewing the results of the scoring village index builds to develop village progress in accordance with the results of the study.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0520070170
Uncontrolled Keywords: Kemiskinan, Poverty Gap Index, Indeks Desa Membangun , Poverty, Poverty Gap Index, Village Development Index
Subjects: 300 Social sciences > 362 Social problems of and services to groups of people > 362.5 Poor people
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Bambang Septiawan
Date Deposited: 27 Feb 2021 23:11
Last Modified: 16 Jan 2023 07:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/182888
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
0520070170-Muhammad Najih Fasya.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (6MB)

Actions (login required)

View Item View Item