Kualitas Semen Cair Kambing Boer Pada Pengencer Dasar Air Kelapa Hijau Muda Dengan Penambahan Sari Kedelai Selama Pendinginan 4-5 °C

Firmansyah, Nazal (2020) Kualitas Semen Cair Kambing Boer Pada Pengencer Dasar Air Kelapa Hijau Muda Dengan Penambahan Sari Kedelai Selama Pendinginan 4-5 °C. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu genetik dan populasi kambing Boer. Keberhasilan IB dipengaruhi oleh kualitas spermatozoa. IB dilakukan menggunakan dua jenis semen yakni semen cair dan semen beku, terkait permasalahan semen beku yaitu harga nitrogen cair yang mahal. Pembekuan terhadap semen juga mempengaruhi kualitas spermatozoa. Bahan pengencer semen cair yang biasa digunakan yaitu Cauda Epididimis Plasma (CEP) merupakan bahan kimia impor yang cukup mahal dan masih sulit didapatkan. Alternatif bahan pengencer yang murah yaitu menggunakan bahan pengencer air kelapa hijau muda. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang bahan pengencer menggunakan air kelapa hijau muda dengan penambahan sari kedelai terhadap kualitas semen cair kambing Boer selama penyimpanan dingin suhu 4-5°C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas antara pengencer dasar air kelapa hijau muda dengan penambahan sari kedelai dan pengencer CEP-3 sebagai kontrol selama penyimpanan dingin 4-5°C. Penelitian diharapkan memberikan informasi tentang kualitas semen cair kambing boer pada pengencer dasar air kelapa hijau muda dengan penambahan sari kedelai selama pendinginan 4-5 °C. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 November 2019 sampai 20 November 2019. Pemeriksaan semen cair yang meliputi pengamatan makrokopis dan mikroskopis di Laboratorium Reproduksi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi penelitian yaitu semen segar dari tiga ekor kambing Boer yang ada di Laboratorium Sumber Sekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya berumur 3 - 4 tahun, penampungan semen kambing Boer dilakukan setiap seminggu dua kali menggunakan metode vagina buatan. Semen yang digunakan untuk pengenceran harus mempunyai motilitas ≥70% dan motilitas masa 2+. Egg yolk ( kuning telur ) yang digunakan berasal dari ayam ras petelur (layer) dengan umur telur <3 hari. Bahan tambahan pengencer untuk menggantikan BSA yaitu thin Albumen putih telur yang encer dan mudah untuk homogen dalam pengencer dan bahan pengencer air kelapa menggunakan air kelapa hijau muda yang berumur 5-8 bulan terdapat air kelapa dan daging kelapa (karnel) yang belum keras kemudian sari kedelai yang digunakan adalah sari bubuk kedelai murni metabolis diproduksi oleh CV. Glisendo, Bahan tambahan lain seperti penisilin, streptomisin, dan NaHCO3 sebagai buffer / penstabil pH. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimen laboratorium yang terdiri dari 2 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan penelitian yaitu P0 (90% CEP-3 + 10% Egg yolk + thin albumen 0,4 %) sebagai kontrol, P1 (80% air kelapa hijau muda + 10% Egg yolk + 10% sari kedelai), Variabel penelitian yang diamati pada semen segar (ejakulat) meliputi warna, bau, volume, konsistensi, pH, motilitas massa, motilitas individu, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Variabel yang diamati pada semen yang telah diencerkan yang disimpan pada suhu 4-5°C meliputi motilitas individu, viabilitas, dan abnormalitas. Data yang diperoleh akan ditabulasikan dalam program Microsoft excel, kemudian dianalisis dengan uji t independent untuk mengetahui perbedaan dan pengaruh antara pengencer P0 dan P1 dari masing-masing variabel. Hasil analisis dengan uji t independent menunjukkan bahwa motilitas spermatozoa, viabilitas dan abnormalitas secara keseluruhan tidak berbeda secara signifikan (P <0,05) terhadap P0 dan P1 pada hari ke-1 sampai ke-3. Namun pada motilitas berbeda secara signifikan (P> 0,05) terhadap P0 dan P1 pada hari ke-4. Rata-rata motilitas individu spermatozoa selama penyimpanan dingin menunjukan bahwa pada pengencer P0 (CEP-3 90%+ 10% egg yolk + 0,4% thin albumen ) dapat mempertahankan kualitas semen cair hingga hari ke-4 selama penyimpanan dingin 4-5°C dengan nilai diatas > 40 % motilitas individu sebesar 43,00±2,58%, viabilitas di atas 70% pada hari ke-3 yakni 73,00±8,79% serta nilai abnormalitas 3,52±1,04%. Sedangkan P1 (Air kelapa hijau muda 80% + egg yolk 10%+ thin albumen 0,4%) dapat mempertahankan kualitas semen cair selama hingga hari ke-3 selama penyimpanan dingin 4-5°C dengan nilai diatas > 40 % motilitas individu sebesar 46,00±3,17%, viabilitas di atas 70% pada hari ke-3 yakni 71,85±5,31% serta nilai abnormalitas 3,99±1,78%. Berdasarkan penelitian secara keseluruhan bahwa dapat disimpulkan informasi terkait pengencer alternatif yaitu air kelapa hijau muda dengan penambahan sari kedelai pada saat penyimpanan dingin tidak berpengaruh nyata (P>0,05) antara pengencer CEP-3 dalam hal mempertahankan kualitas spermatozoa kambing Boer. Diharapkan penelitian selanjutnya membahas penggunaan berbagai konsentarasi sari kedelai dalam media pengencer alternatif yaitu air kelapa hijau muda dalam mempertahankan spermatozoa kambing Boer.

English Abstract

The purpose of this research was to investigate the quality green coconut water with soymilk diluents on liquid semen of Boer goat during cold storage of 4-5°C. This research was conducted on November 1th, 2018 until September 20th, 2018 at Animal Reproduction Laboratory and Sumber Sekar Laboratory, Faculty of Animal Science, University of Brawijaya Malang. The semen was collected from Boer goat aged at 3 to 4 years old who accommodated in twice a week using artificial vaginal method. The method is using laboratory experimental with 2 treatments and 10 replications (Sholikah, Isnaini, Yekti, dan Susilawati, 2016). The research treatments were P0 (90% CEP-3 without BSA + 0.4% thin albumen + 10% egg yolk) as control, P1 (80% young green coconut water + 10% egg yolk+10% Soymilk). The result independent T test of this study showed that motility, viability and abnormality in all treatments was no significantly different (P<0.05) at 1th until 4th day but significantly different (P>0.05) in motility at 4th day The conclusion was P0 (90% CEP-3 + 10% egg yolk + 0.4% thin albumen) can maintain the quality of liquid semen until the 4th day during cold storage 4-5 ° C with values above> 40% individual motility of 43,00 ± 2,58%, viability is above 70% on the 3rd day which is 73,00 ± 8.79% and the abnormality value is 3.52 ± 1.04%. Whereas P1 (80% light green coconut water + 10% egg yolk +10% Soymilk ) can maintain the quality of liquid semen for up to the 3rd day during cold storage 4-5 ° C with an expectation value> 40% individual motility of 46,00 ± 3.17%, the viability is above 70% on the 3rd day which is 71.85 ± 5,31% and the abnormality value is 3.99 ± 1.78%.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: 0520050105
Uncontrolled Keywords: CEP-3, Liquid Semen, Boer goat, Young Green Coconut Water.
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.3 Sheep and goats > 636.39 Goats > 636.390 82 Goats (Breeding) > 636.390 824 Goats (Breeding and reproduction methods) > 636.390 824 5 Goats (Artificial insemination)
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 02 Feb 2021 14:31
Last Modified: 17 Apr 2023 03:39
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/182462
[thumbnail of DALAM MASA EMBARGO] Text (DALAM MASA EMBARGO)
Nazal Firmansyah.pdf
Restricted to Registered users only until 31 December 2023.

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item