Vilasari, Annisa Dhea Agne (2020) Potensi Anti Bakteri Rempah-Rempah yang Ditambahkan pada Kemasan Aktif Rumput Laut. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kemasan aktif merupakan penggabungan senyawa aditif tertentu kedalam kemasan dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan umur simpan produk. Suatu kemasan dapat dikatakan sebagai kemasan aktif ketika dapat menjalankan beberapa peran dalam pengawetan makanan dan memberikan penghalang inert untuk kondisi eksternal. Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan kemasan aktif adalah rumput laut. Rumput laut banyak mengandung komponen hidrokoloid dalam bentuk agar, karagenan, dan alginat. Turunan dari rumput laut merupakan hidrokoloid yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai edible film karena sifatnya yang elastis, dapat dimakan dan dapat diperbaharui. Namun memiliki kekurangan yaitu bahan yang mudah rusak akibat degradasi bakteri, hal ini dikarenakan karagenan memiliki ketahanan rendah terhadap transfer uap air. Oleh sebab itu, dibutuhkan bahan lain untuk mecegah adanya pertumbuhan bakteri pada kemasan aktif. Banyak bahan yang dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri, salah satunya adalah rempah-rempah.. Penulisan review artikel ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2020. Dalam review artikel, pertama penulis melakukan perencanaan dan menentukan topik. Setelah membaca tulisan mengenai kemasan aktif yang ditambahkan rempah-rempah sebagai anti bakteri, penulis memutuskan untuk melakukan review potensi anti bakteri rempah-rempah yang ditambahkan pada kemasan aktif rumput laut. Langkah kedua dalam review artikel yaitu mencari dan memilah artikel. Langkah ketiga dalam review artikel yaitu menganalisa artikel. Langkah keempat dalam review artikel yaitu menyusun tulisan review. Tujuan dari review jurnal ini untuk memberikan kumpulan informasi dari berbagai sumber penelitian mengenai potensi zat aktif rempah-rempah yang ditambahkan pada kemasan aktif rumput laut. Rempah yang digunakan sebagai bahan anti bakteri pada kemasan aktif karagenan, antara lain bawang putih, jahe, lengkuas, cengkeh dan kunyit. Dari data yang didapat, jahe merupakan bahan aktif anti bakteri yang memiliki aktivitas antibakteri tinggi dibanding dengan bawang putih, cengkeh, lengkuas dan kunyit. Diketahui bahwa dengan penambahan 0,3% minyak esensial jahe dapat menghasilkan zona hambatan dengan diameter 32,33 ± 0,34 mm, yang mana merupakan zona hambat terbesar. Aktivitas antimikroba minyak esensial jahe terhadap bakteri tergantung pada penambahan konsentrasi. Senyawa fenolik, yang berlimpah dalam minyak atsiri memiliki efek menguntungkan seperti sifat antimikroba. Dan diketahui bahwa semakin tinggi jumlah bahan aktif antibakteri yang ditambahkan, maka akan semakin tinggi aktivitas antibakteri.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPIK/2020/108/052003954 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.95 Biological resources > 333.953 8 Seaweeds |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 20 Feb 2021 07:05 |
Last Modified: | 11 Oct 2024 02:51 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/181839 |
Text
Annisa Dhea Agne Vilasari (2).pdf Download (5MB) |
Actions (login required)
View Item |