Strategi African Wildlife Foundation Dalam Mengurangi Permintaan Cula Badak Di Vietnam Pada Tahun 2014-2018

Yulikasari, Harissa Fairuz (2020) Strategi African Wildlife Foundation Dalam Mengurangi Permintaan Cula Badak Di Vietnam Pada Tahun 2014-2018. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perdagangan satwa liar yang semakin meningkat membuat populasi satwa liar semakin terancam, salah satunya adalah badak. Perburan badak di Afrika selama dekade terakhir meningkat dengan tujuan untuk diambil culanya. Negara yang menempati posisi paling atas dengan permintaan cula badak tertinggi adalah Vietnam. Masyarakat Vietnam menggunakan cula badak untuk simbol status serta untuk mengobati penyakit serius seperti kanker. Lonjakan permintaan cula badak di Vietnam dipicu pada tahun 2008 muncul testimoni dari politisi Vietnam yang menyatakan dirinya sembuh dari kanker karena mengkonsumsi cula badak. Peristiwa tersebut disertai melonjaknya perburuan badak di Afrika yang awalnya hanya 13 badak pada tahun 2007, meningkat sejumlah 83 badak pada tahun 2008 dan terus meningkat hingga mencapai 1.215 badak pada tahun 2014. Padahal perdagangan cula badak adalah ilegal menurut CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Kondisi badak afrika yang semakin mengkhawatirkan membuat aktor NGO yaitu African Wildlife Foundation (AWF) mengambil peran untuk mengurangi permintaan cula badak di Vietnam. Berdasarkan analisa dengan menggunakan konsep Transnational Advocacy Network yang dikemukakan oleh Keck dan Sikkink, menunjukkan bahwa strategi utama yang digunakan AWF dalam mengurangi permintaan cula badak di Vietnam adalah penyebaran informasi dan fakta. AWF melakukan kampanye terkait isu cula badak kepada masyarakat Vietnam. Selain itu AWF juga membangun jejaring melalui aktor yang lebih powerful yaitu CITES untuk menekan pemerintah Vietnam mengimplementasikan hukum yang baru terkait cula badak. Strategi AWF tersebut membuahkan hasil ketika permintaan cula badak di Vietnam mulai turun pada tahun 2016 dan Penal Code Vietnam diimplementasikan tahun 2018.

English Abstract

Increasing wildlife trade makes the wildlife population increasingly threatened, one of which is the rhino. Rhinoceros' poaching in Africa have increased over the past decade with the aim of taking them. The country that occupies the top position with the highest demand for rhino horn is Vietnam. Vietnamese people use rhino horn for status symbols as well as for treating serious diseases such as cancer. The surge in demand for rhino horn in Vietnam was triggered in 2008 by testimonies from Vietnamese politicians who claimed healed of cancer because of consuming rhino horn. The event was accompanied by a surge in poaching of rhinos in Africa, which initially only 13 rhinos in 2007, an increase of 83 rhinos in 2008 and continued to increase to reach 1,215 rhinos in 2014. Whereas the rhino horn trade is illegal according to CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). This condition brings NGO actor, the African Wildlife Foundation (AWF), taking a role in reducing the demand for rhino horn in Vietnam. Based on an analysis using the concept of the Transnational Advocacy Network put forward by Keck and Sikkink, it shows that the main strategy used by AWF in reducing the demand for rhino horn in Vietnam is the dissemination of information and facts. AWF conducted a campaign related to the issue of rhino horn to the people of Vietnam. In addition, AWF is also building networks through more powerful actors, namely CITES to pressure the Vietnamese government to implement a new law related to rhino horn. The AWF strategy success when rhino horn demand in Vietnam began to fall in 2016 and the Vietnam Penal Code was implemented in 2018.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FISIP/2020/111/052003165
Uncontrolled Keywords: African Wildlife Foundation, cula badak, perdagangan ilegal, Transnational Advocacy Network, African Wildlife Foundation, rhino horn, illegal trade, Transnational Advocacy Network
Subjects: 300 Social sciences > 324 The political process > 324.1 International party organizations, auxiliaries, activities
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 15 Oct 2020 05:01
Last Modified: 02 Jan 2024 05:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/180755
[thumbnail of Harissa Fairuz Yulikasari (2).pdf]
Preview
Text
Harissa Fairuz Yulikasari (2).pdf - Published Version

Download (8MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item