Umaro, Mada (2019) Produksi Gula Reduksi Dengan Hidrolisis Serbuk Sabut Kelapa Menggunakan Katalis Asam Sulfat (H2so4). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Produksi buah kelapa di Indonesia sangat melimpah. Salah satu limbah dari kelapa yang memiliki potensi besar untuk diolah adalah sabut kelapa. Namun limbah tersebut masih belum dimanfaatkan secara baik dan optimal. Kandungan selulosa dan hemiselulosa dari sabut kelapa yang tinggi dapat dihidrolisis menjadi monomer gula yang selanjutnya dapat digunakan untuk produksi gula reduksi. Perlakuan awal menggunakan asam (hidrolisis asam) lebih banyak diterapkan dibandingkan hidrolisis menggunakan enzim karena harga enzim sangat mahal dan sulit didapatkan. Pada produksi gula reduksi dari sabut kelapa sebagai bahan baku digunakan proses hidrolisis selulosa dengan bantuan katalis asam kuat, dimana katalis asam kuat yang digunakan adalah H2SO4 (asam sulfat). Hidrolisis selulosa pada serbuk sabut kelapa dengan katalis asam kuat dilakukan pada suhu 1210C menggunakan autoclave. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAK) dengan menggunakan dua faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah preatreatment bahan baku dengan menggunakan NaOH pada suhu 121oC selama 15 menit dan bahan baku tanpa diberi pretreatment. Faktor kedua adalah konsentrasi H2SO4yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0,5 M; 0,75 M; 1 M pada suhu 121oC selama 15 menit. Serbuk sabut kelapa yang digunakan yaitu serbuk halus dengan ukuran 100 mesh. Hidrolisis menggunakan asam sulfat (H2SO4) menghasilkan gula reduksi paling tinggi pada perlakuan menggunakan preatreatment dengan konsentrasi 1 M yaitu sebesar 1,55%. Gula reduksi terendah dihasilkan pada perlakuan tanpa menggunakan preatreatment dengan konsentrasi 0,5 M yaitu sebesar 1,04%.
English Abstract
Coconut production in Indonesia is run over. One of the waste from coconut which has great potential to be processed is coconut husk. But the waste is still not treated properly. The high cellulose and hemicellulose content of coconut husk can be hydrolyzed into sugar monomers which can be used to produce reducing sugars. The pretreatment using acids (acid hydrolysis) is more widely applied than hydrolysis using enzymes because of the cost and efficiency. Reducing sugar production uses coconut husk as a raw material are using the cellulose hydrolysis method with a strong acid catalyst, namely H2SO4 (sulfuric acid). Cellulose hydrolysis on coconut husk powder with strong acid catalyst was carried out at 1210C using an autoclave. This study use two factor variables and 3 replications. The first factor is the combination of raw materials pretreatment using NaOH at 121oC for 15 minutes and without pretreatment. The second factor is H2SO4 concentration consisting of 3 levels, 0.5 M; 0.75 M; 1 M at 121oC for 15 minutes. Coconut husk powder used is 100 mesh size. Hydrolysis using sulfuric acid (H2SO4) with a concentration of 1 M produced the highest reducing sugar which is 1.55%. The lowest reducing sugar was produced without pretreatment and 0.5 M of sulfuric acid which is 1.04%.
Other obstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2019/370/052002547 |
Uncontrolled Keywords: | Asam Sulfat, Gula Reduksi, Hidrolisis, Sabut Kelapa, Coconut Husk, Hydrolysis, Reducing Sugar, Sulfuric Acid |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 658 General management > 658.5 Management of production > 658.56 Product control, packaging; waste control and utilization |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Nur Cholis |
Date Deposited: | 10 Aug 2020 06:54 |
Last Modified: | 22 Oct 2021 00:59 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/180394 |
Text
MADA UMARO (2).pdf Restricted to Registered users only Download (6MB) |
Actions (login required)
View Item |