Pengaruh Penggunaan Isi Rumen Kering Dan Bahan Aditif Sumber Karbohidrat Dalam Pembuatan Silase Terhadap Kualitas Silase Hijauan Jagung (Zea mays)

Anifiatiningrum, - (2020) Pengaruh Penggunaan Isi Rumen Kering Dan Bahan Aditif Sumber Karbohidrat Dalam Pembuatan Silase Terhadap Kualitas Silase Hijauan Jagung (Zea mays). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pakan ternak ruminansia berupa hijauan pakan ternak (HPT) merupakan faktor utama pendukung hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi dan produktivitas ternak. Permasalahan yang ada yaitu terkait ketersediaan HPT yang semakin berkurang pada musim kemarau. Hijauan pakan ternak (HPT) harus tersedia sepanjang tahun (kontinyu). Produksi HPT akan meningkat ketersediaannya pada musim penghujan, begitu sebaliknya akan mengalami keterbatasan ketika musim kemarau. Upaya untuk mengatasi ketersediaan pakan dimusim kemarau dapat diatasi dengan penerapan teknologi pengawetan hijauan segar yaitu silase. Prinsip pembuatan silase adalah fermentasi oleh mikroba penghasil asam laktat dalam kondisi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk. sehingga menghasilkan silase yang dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama serta hasil silase yang baik. Penambahan bahan aditif yang mengandung karbohidrat mudah larut dan inokulan selama ensilase dianggap mampu meningkatkan kualitas silase. Bahan aditif (BA) sumber karbohidrat mudah larut yang dapat digunakan diantaranya bekatul dan tepung gaplek, sedangkan inokulan yang dapat digunakan adalah isi rumen kering (IRK). Bahan aditif dalam kondisi anaerob dapat menstimulasi fermentasi BAL sebagai bakteri penghasil asam laktat pada saat ensilase (Nishino and Touno, 2005), sehingga produksi asam laktat dapat menurunkan pH silase. Inokulan isi rumen sapi yang dikeringkan masih tersedia koloni bakteri asam laktat yang dibuktikan pengujian total BAL dengan jumlah 3,80 log cfu/g BK. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai Mei 2019. Tahapan fermentasi bahan campuran hijauan jagung, isi rumen kering, tepung gaplek, bekatul dan pengamatan kualitas fisik hasil fermentasi (warna, bau, tekstur dan keberadaan jamur) dilakukan di Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Pengujian pH, analisis NDF, analisis proksimat dan kecernaan in vitro dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Analisis Konsentrasi VFA Parsial dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Konsentrasi Asam Laktat dilakukan di Laboratorium Biokimia Nutrisi, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Analisis jumlah bakteri asam laktat (BAL) dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan isi rumen kering sebagai bahan inokulan pembuatan silase hijauan jagung (Zea mays) dengan bahan aditif sumber karbohidrat dengan fokus pemanfaatan isi rumen kering sebagai bahan inokulan ditinjau dari ditinjau dari segi kualitas fisik (aroma, tekstur, warna dan keberadaan jamur), pH, jumlah bakteri asam laktat, kandungan nutrien (BK, BO dan PK), perubahan berat BK/BO/PK, NDF, nilai Fleigh, kecernaan BK/BO in-vitro, konsentrasi asam laktat, dan konsentrasi VFA vi Parsial (asam asetat, asam propionat dan asam butirat). Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemakaian hijauan jagung, inokulan dan baha aditif mudah larut. Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3X4 dengan 4 ulangan. Faktor 1 adalah penambahan inokulan isi rumen kerng dan atau bahan aditif dengan P0 (Tanpa Penambahan BA dan IRK), P1 (BA 4%), P2 (IRK : BA (1 : 0,5 dengan total 4%)) dan P3 (IRK 4% + BA 4%). Faktor 2 adalah lama inkubasi (2, 4 dan 21 hari) dengan lama inkubasi ke 0 hari sebagai perbandingan sebelum proses ensilase. Variabel yang diamati adalah kualitas fisik (aroma, tekstur, warna dan keberadaan jamur), pH, jumlah bakteri asam laktat, kandungan nutrien, perubahan berat BK/BO/PK, NDF, nilai fleigh, kecernaan BK/BO in-vitro, konsentrasi asam laktat, dan konsentrasi VFA Parsial (asam asetat, asam propionat dan asam butirat). Data analisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap skor aroma, kandungan nutrien (BK, BO dan PK), NDF, perubahan berat BO, konsentrasi asam laktat dan jumlah BAL, nilai fleigh, berbeda nyata (P<0,05) terhadap skor keberadaan jamur dan KcBK, namun tidak berbeda nyata terhadap uji pH, skor warna, skor tekstur, perubahan berat BK, perubahan berat PK dan KcBO. Lama inkubasi menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap uji pH, skor warna, skor tekstur, skor keberadaan jamur, kandungan nutrien (BK, BO dan PK), NDF, perubahan berat (BK, BO dan PK), konsentrasi asam laktat, jumlah BAL dan nilai fleigh, berbeda nyata (P<0,05) terhadap Skor aroma, namun tidak berbeda nyata terhadap VFA (asam setat, propionat dan butirat) dan KcBO. Interaksi antara perlakuan menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) terhadap skor aroma dan konsentrasi asam laktat, berbeda nyata (P<0,05) terhadap skor warna dan perubahan berat PK, namun tidak berbeda nyata terhadap uji pH, skor tekstur, skor keberadaan jamur, kandungan nutrien (BK, BO dan PK), NDF, perubahan berat BK, perubahan berat BO, jumlah BAL, VFA (asam asetat, propionat dan butirat), KcBO dan nilai fleigh. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu penggunaan inokulan dan bahan aditif semakin banyak maka dapat menurunkan pH dengan cepat pada lama inkubasi ke-4 hari, meskipun tidak diinkubasi sampai 21 hari serta penggunaan inokulan dan bahan aditif semakin banyak seiring dengan semakin lama inkubasi maka dapat meningkatkan kualitas fisik silase (warna masih sama seperti aslinya, aroma sangat asam, tekstur tidak menggumpal dan tidak berlendir dan tidak ada keberadaan jamur) dan nilai fleigh dengan kategori silase hijauan jagung sangat baik. Hasil penelitian ini disarankan mengenai penggunaan 100% hijauan jagung + 4% isi rumen kering + 4% bahan aditif dengan lama inkubasi yang singkat selama 4 hari.

English Abstract

The purpose of this reaserch was to determine the effect of the utilization of inoculant and/or additives in ensiling process on physical quality (colour, flavour, texture and presence of mold), total lactic acid bacteria (LAB), nutrient content (dry matter (DM), organic matter (OM) and crude protein (CP)), changes in nutrient weight (DM, OM and CP), Neutral Detergent Fiber (NDF), fleigh point, DM digestibility, OM digestibility, concentration of lactic acid and concentration of VFA Parcial (acetic acid, propionic acid and butyric acid). Corn stover silage was made with addition inokulan of dried rumen contents and/or additive of carbohydrate source with treatments P0 (without addition as control), P1 (4% additives), P2 (4% mixed of inoculant and additives (1:0.5 weight ratio), and P3 (4% inoculant + 4% additives) with incubation time (ensilage process) i.e. 0, 2, 4 and 21 days. The variables observed were physical quality (colour, flavour, texture and presence of mold), pH value, total LAB, nutrient content (DM, OM and CP), changes in nutrient weight (DM, OM and CP), NDF, fleigh point, DM digestibility, OM digestibility, concentration of lactic acid and concentration of VFA Parcial (acetic acid, propionic acid and butyric acid). Data were analysis using ANOVA according to 4X4 factorial experiment with Completely Randomized Design (CRD) with 4 replications and continued with Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the addition of inoculant and/or additives gave highly significant effect (P<0.01) on smell score, nutrient content of (DM, OM and CP), NDF, changes in OM nutrient weight, concentration of lactic acid, total LAB and fleigh point, significantly different (P<0.05) on presence of mold test and DM digestibility. Incubation time showed gave highly significant effect (P<0.01) on pH value, colour test, texture test, presence of mold test, nutrient content (DM, OM and CP), NDF, changes in nutrient weight (DM, OM and CP), concentration of lactic acid, total LAB and fleigh point, significantly different (P<0.05) on smell test. Interaction between addition of treatments and incubation time gave highly significant effect (P<0.01) on smell scor and concentration of lactic acid, significantly different (P<0.05) on colour test and changes in CP nutrient weight. The conclusion of this reaserch was utilization of inoculants and additives more can reduce the pH quickly during the 4th day incubation, although not incubated until 21 days and the use of inoculants and additives more and the utilization of inoculants and additives more with longer incubation time can physical quality increased (the color is still the same as the original, the smell is very acid, the texture is not wad and not slimy and no fungi) and fleigh point corn stover silage have very good category. Thus, best on the result of this research be recomended utilization 4% inoculants + 4% additives with a short incubation day of 4th days.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/636.085 5/ANI/p/2020/042000754
Uncontrolled Keywords: ANIMAL FEEDING, RUMINANTS--FEEDING AND FEEDS
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.08 Specific topics in animal husbandry > 636.085 Feeds and applied nutrition > 636.085 5 Feeds
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 09 Mar 2020 03:06
Last Modified: 26 Sep 2024 07:15
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/180117
[thumbnail of Anifiatiningrum.pdf] Text
Anifiatiningrum.pdf

Download (5MB)

Actions (login required)

View Item View Item