Potensi Pengembangan Usaha Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar

Mahsun, Ali (2019) Potensi Pengembangan Usaha Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Usaha peternakan burung puyuh merupakan usaha peternakan unggas yang memiliki keunggulan dari segi produktivitas dan paling efisien. Bahan makanan yang banyak diminati oleh masyarakat adalah daging dan telur. Daging dan telur merupakan bahan makanan protein hewani yang bergizi tinggi yaitu protein 13,1 % dan lemak 11,1 %. Keberadaan telur burung puyuh yang banyak diminati oleh masyarakat menyebabkan jumlah permintaan telur burung puyuh semakin meningkat. Adanya peningkatan permintaan telur burung puyuh menuntut peternak untuk berkembang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 November - 15 Desember 2018 di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah 1) Menganalisis nilai Break Even Point (BEP) dan besar efisiensi usaha bila dilihat dari Revenue Cost Ratio pada usaha peternakan burung puyuh di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. 2) Menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi usaha peternakan burung puyuh di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, 3) serta mencari strategi alternatif pengembangan yang dapat menunjang berlangsungnya usaha peternakan burung puyuh. Metode penelitianyang digunakandalampenelitianini adalah metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Metodepengumpulansampelmenggunakanmetodetotal samplingdengan jumlah 15 responden. Sumber data yang digunakandalampenelitianiniadalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperolehdaripeternakpeternak yang ada di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar, sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari intansi BPS dan Dinas peternakan di Kabupaten Blitar. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ekonomi, analisis SWOT dan analisis QSPM. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan peternak pada skala I yaitu sebesar Rp 249.150.911,11/farm/periode, pada skala II sebesar Rp 478.935.200,00/farm/periode, dan pada skala III sebesar Rp 876.573.200,00/farm/periode. Pengeluaran biaya produksi paling besar terdapat pada biaya pakan, sedangkan biaya terendah terdapat pada obat-obatan. Berdasarkan total biaya produksi yang dikeluarkan maka akan menghasilkan total penerimaan pada skala I yaitu sebesar Rp 273.881.314,81/farm/periode, pada skala II sebesar Rp 537.026.666,67/farm/periode, dan pada skala III sebesar Rp 990.555.916,67/farm/periode, sedangkan pendapatan yang diperoleh pada skala I yaitu sebesar Rp 24.730.403,70/farm/periode, pada skala II sebesar Rp 58.091.466,67/farm/periode, dan pada skala III sebesar Rp 113.982.716,67/farm/periode. Pendapatan per farm per periode terbesar terdapat pada skala III, karena mengoptimalkan biaya produksi untuk memperoleh pendapatan yang sebesarbesarnya. Berdasarkan hasil perhitungan BEP harga dan BEP produksi yang paling baik terdapat pada skala III yaitu Rp 18.475,18/kg dan 41.742kg/periode. Nilai R/C ratio yang telah diperoleh dari hasil perhitungan pada skala I yaitu sebesar 1,10, pada skala II sebesar 1,12 dan pada skala III sebesar 1,13, maksudnya setiap pengeluaran Rp 1.000.000,00 maka akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.100.000,00 pada skala I, Rp 1.120.000,00 pada skala II dan Rp 1.130.000,00 pada skala III. Nilai R/C ratio pada usaha peternakan burung puyuh di Kecamatan Kademangan yang paling efisien terdapat pada skala III yaitu sebesar 1,13. Berdasarkan hasil perhitungan BEP dan R/C ratio bahwa usaha peternakan burung puyuh layak untuk dikembangkan, karena dapat dilakukan oleh peternak skala menengah ke bawah. Analisis faktor ekternal dan internal yang mempengaruhi usaha peternakan burung puyuh adalah permintaan telur yang semakin meningkat merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi, sedangkan faktor internal yang mempengaruhi adalah kualitas telur baik, dilihat berdasarkan fisik telur burung puyuh yang tidak pecah, memiliki cangkang tidak lembek, memiliki warna yang bertotol-totol, dan memiliki ukuran oval. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa alternatif strategi yang dapat dijalankan pada usaha peternakan burung puyuh adalah memanfaatkan bahan baku lokal melimpah untuk menekan biaya produksi dengan nilai STAS 6,736. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa bisnis puyuh memiliki prospek yang baik dan nilai efisiensi usaha, sehingga bisnis puyuh layak untuk dikembangkan serta strategi alternatif pengembangan yang dapat dijalankan adalah memanfaatkan bahan baku lokal melimpah untuk menekan biaya produksi. Saran perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai perkembangan usaha peternakan burung puyuh di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Peternak belum bisa memanfaatkan bahan baku lokal secara maksimal sebagai penunjang berlangsungnya usaha peternakan burung puyuh.

English Abstract

The purpose of this research was to determine the Break-Even Point (BEP) analysis, the magnitude of business efficiency based on the Revenue Cost Ratio (R/C ratio), external-internal environmental factors, and alternative strategies can support business quail. This research was conducted on 27th November–15th December 2018 in Kademangan District, Blitar Regency. The research method used in this research was a survey method with a quantitative approach. Data collection techniques in this research used the total sampling method. Data were analyzed by using economic analysis, SWOT analysis, and QSPM analysis. The results of the research were indicated that the best price BEP and production BEP were on a scale III of IDR 18.475,18 /kg and 41.742 kg/period. Based on the most efficient R/C ratio of quail business was on a scale III (1,13). Analysis of external and internal factors that affect quail business shows that increasing egg demand was an external factor that greatly influences, while internal factors that influence were good egg quality, seen based on physical quail eggs that were not broken, have a soft shell, has a dotted color, and has an oval size. The results of QSPM analysis an alternative strategy that can be done in quail business was to utilize abundant local raw materials to reduce production costs with a STAS value of 6,736. It can be concluded that the quail business has good prospects and thevalue of business efficiency, so that the quail business was worth developing.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/656/052001671
Uncontrolled Keywords: Break Even Point,R/C ratio, alternative strategy,quail business
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 598 Aves (Birds) > 598.6 Galliformes and Columbiformes > 598.62 Phasianidae > 598.627 Quails
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 10 Aug 2020 07:51
Last Modified: 10 Aug 2020 07:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179752
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item