Pengaruh Substitusi Rumput Odot Dengan Kulit Ubi Kayu Kering Dalam Pakan Terhadap Produksi Gas Dan Kecernaan Secara In Vitro

Adha, Imam Khoirul (2019) Pengaruh Substitusi Rumput Odot Dengan Kulit Ubi Kayu Kering Dalam Pakan Terhadap Produksi Gas Dan Kecernaan Secara In Vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kulit ubi kayu merupakan limbah pertanian yang ketersediannya melimpah serta potensial untuk diolah menjadi bahan pakan. Industri ubi kayu menghasilkan limbah berupa kulit ubi kayu. Produksivitas ubi kayu di Indonesia sebesar 22.677.866 ton. Sedangkan untuk wilayah Jawa Timur produksi ubi sebesar 3.336.866 ton dengan luas panen 162.491 ha (Badan Pusat Statistik, 2012). Limbah kulit ubi kayu mengandung nutrisi antara lain bahan kering 17,45%, protein 8,11%, serat kasar 15,20%, lemak kasar 1,29%, kalsium 0,63% dan fosfor 0,22% (Nurlaili, Suparwi dan Sutardi, 2013). Produksi gas merupakan hasil proses fermentasi yang terjadi di dalam rumen yang dapat menunjukkan aktivitas mikroba di dalam rumen serta menggambarkan banyaknya bahan organik yang terfermentasi. Selain itu produksi gas yang dihasilkan dari pakan yang difermentasi dapat mencerminkan kualitas pakan tersebut sebagai sumber energi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2019 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengetahui level optimal pemanfaatan limbah kulit ubi kayu untuk substitusi rumput odot terhadap produksi gas, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik secara in vitro. Metode yang digunakan adalah metode percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan yang dilakukan. Perlakuan penggunaan kulit ubi kayu kering yang dilakukan adalah P0 (70% rumput odot + 30% gamal), P1 (65% rumput odot + 30% gamal + 5% kulit ubi kayu), P2 (60% rumput odot + 30% gamal + 10% kulit ubi kayu), dan P3 (55% rumput odot + 30% gamal + 15% kulit ubi kayu). Data analisis menggunakan analysis of varians (ANOVA) dilakukan jika ada perbedaan yang nyata atau sangat nyata, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (UBNT). Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa persentase penggunaan kulit ubi kayu kering sebagai substitusi pakan ternak memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) produksi gas pada jam ke 4, 6. Kecernaan bahan kering dan bahan organik memberikan pengaruh nyata (P>0,05). Rataan produksi gas jam ke 0 – 48 masa inkubasi P0-P3 6,5-84,36 ml/500 mg BK, rataan nilai potensi produksi gas (nilai b) P0-P3 105,65 – 123,46 ml/500 mg BK, rataan nilai laju produksi gas (nilai c) P0-P3 0,037-0,050 ml/jam, rataan nilai kecernaan bahan kering P0-P3 59,30-62,11%, dan rataan nilai kecernaan bahan organik P0-P3 61,31-64,79% . Berdasarkan hasil penelitian level optimal penambahan kulit ubi kayu kering pada perlakuan P1 yaitu penambahan kulit ubi kayu sebesar 5% produksi gas 84,36 ml/500 mg BK dan nilai kecernaan bahan kering 62,44% dan bahan organik 64,79%.

English Abstract

The aim this research was to know the effect of substitution dwarf elephant grass with dry cassava peel on in vitro gas production and digestibility. Material used dry cassava peel substitute dwarf elephant grass. This research was carried out at Feed and Nutrition Laboratory, Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University from February 2019 – March 2019. The method used was experimental and it was arranged in a randomized block design with 4 treatments and 3 block. The treatment were T0= 70% dwarf elephant grass + 30 % gliricidia, T1= 65% dwarf elephant grass + 5% dry cassava peel + 30 % gliricidia, T2= 60% dwarf elephant grass + 10% dry cassava peel + 30 % gliricidia, T3= 55% dwarf elephant grass + 15% dry cassava peel + 30 % gliricidia. Data were analyzed by analysis of variance (ANOVA) and if there wes significant effect between treatment be continued with least significant different (LSD). The result showed that the treatments were highly significant different (P<0.01) to total gas at 4 hours (11.08 – 17.36 ml/500 mgDM) and total gas at 6 hours (16.58 – 22.17 ml/500 mgDM). The result showed that the treatments were rate of gas production (c) show not significantly different (P>0.05) to the treatments (0.035 – 0.046 ml/hours) and significant different (P<0.05) the potential of gas production (b) (108.73 – 120-29 ml/500 mgDM), dry matter (58.97 – 62.44%) and organics matter digestibility (61.31 – 64.79). The highest total gas production on 48 hours incubated. Optimal treatment were in T1 added cassava peel 5% on gas production 84.36 ml/500 mgDM, dry matter 62.44% and organic matter digestibility 64.39%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/677/052001692
Uncontrolled Keywords: dry cassava peel, gas production, dry matter and organic matter digestibility
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 542 Techniques, procedures, apparatus, equipment, materials > 542.7 Gas production, processing, measuring
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 21 Jul 2020 13:05
Last Modified: 21 Jul 2020 13:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179741
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item