Pengaruh Penambahan Tepung Daun Pahitan (Thitonia Diversifolia) Sebagai Sumber Tanin Pada Bungkil Kedelai Terhadap Produksi Gas Dan Estimasi Nilai Energi Secara In Vitro

Saifulloh, Muhammad (2019) Pengaruh Penambahan Tepung Daun Pahitan (Thitonia Diversifolia) Sebagai Sumber Tanin Pada Bungkil Kedelai Terhadap Produksi Gas Dan Estimasi Nilai Energi Secara In Vitro. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bungkil kedelai merupakan salah satu bahan pakan sumber protein berkualitas tinggi yang memiliki kandungan protein sekitar (44%). Namun demikian protein yang tinggi pada bungkil kedelai tidak dapat digunakan secara maksimal oleh ternak ruminansia, karena tingkat degradasi protein bungkil kedelai didalam rumen relatif tinggi dapat mencapai 77% (Uhi, 2006; Waldi, Suryapratama dan Suhartati, 2017). Untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari kualitas protein, dapat dilakukan dengan memanipulasi rumen agar protein berkualitas tinggi dapat mengalami by-pass. Salah satu cara adalah penambahan tanin pada bahan pakan. Daun pahitan merupakan salah satu hijauan yang positif kuat (+++) mengandung senyawa aktif tanin (Agustin 2017). Oleh karena itu dengan adanya penambahan daun pahitan pada bungkil kedelai diharapkan dapat menurunkan degradasi protein dari perombakan mikroba didalam rumen yang dapat dilihat penurunan nilai produksi gas dan mempertahankan nilai energi pada bungkil kedelai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai Januari 2019 di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun pahitan sebagai sumber tanin pada bungkil kedelai dilihat dari timgkat degradasi pada bungkil kedelai didalam rumen dengan metode produksi gas dan estimasi nilai energi (ME dan NE) secara In vitro. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dari proteksi protein bungkil kedelai dengan menggunakan tepung daun pahitan secara In vitro yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bungkil kedelai dan daun pahitan (Tithonia diversifolia) yang telah dijadikan tepung. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini adalah P0 (Bungkil kedelai + Tepung daun pahitan 0%), P1 (Bungkil kedelai + Tepung daun pahitan 10%), P2 (Bungkil kedelai + Tepung daun pahitan 15%) dan P3 (Bungkil kedelai + Tepung daun pahitan 20%). Variabel yang diamati adalah nilai produksi gas, nilai b, nilai c dan estimasi nilai energi (ME dan NE). Data hasil penelitian dianalisa dengan analisa ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD) jika menunjukkan perbedaan yang nyata atau sangat nyata. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penggunaan tepung daun pahitan sebagai sumber tanin untuk proteksi protein bungkil kedelai tidak memberi pengaruh yang nyata (P pada produksi gas, nilai b, nilai c dan estimasi nilai energi (ME dan NE). Namun demikian ada kecenderungan semakin tinggi tepung daun pahitan yang ditambahkan nilai produksi gas, nilai b dan c semakin menurun dan nilai ME, NE sendiri meningkat. Hasil rataan produksi gas yang diukur pada inkubasi 48 jam berturut-turut dari yang terbesar adalah P0 (83,10±4,0 ml/ 500 mg BK), P1(81,27±4,21 ml/ 500 mg BK), P2 (79,40±4,16 ml/ 500 mg BK), dan P3 (78,80±1,45 ml/ 500 mg BK). Hasil rataan nilai c dari terbesar berturut-turut adalah P0 (0,0450±0,025 ml/jam), P1 (0,0415±0,024 ml/jam), P3 (0,0412±0,024 ml/jam) dan P2 (0,0411±0,023 ml/jam). Hasil rataan nilai b dari terbesar berturut-turut adalah P0 (119,82±46,21 ml/ 500 mg BK), P1 (109,63±32,83 ml/ 500 mg BK), P2 (118,21±43,04 ml/ 500 mg BK), P3 (116,92±41,82 ml/ 500 mg BK). Hasil rataan nilai ME dari terbesar berturut-turut adalah P3 (13,05±0,55 MJ/Kg DM), P2 (13,01±0,57 MJ/Kg DM), P0 (12,96±0,41 MJ/Kg DM) dan P1 (12,71±0,53 MJ/Kg DM). Hasil rataan nilai NE dari terbesar berturut-turut adalah P3 (5,81±0,41 MJ/Kg DM), P2 (5,70±0,39 MJ/Kg DM), P1 (5,56±0,30 MJ/Kg DM) dan P0 (5,52±0,40 MJ/Kg DM). Hasil diatas menunjukkan bahwa penambahan tepung daun pahitan sebagai sumber tanin pada bungkil kedelai masih belum bisa memberikan pengaruh nyata terhadap perlindungan protein bungkil kedelai, tetapi ada kecenderungan dapat melindungi protein ditinjau dari penurunan nilai produksi gas (Y), nilai (b) dan nilai (c). Sementara itu estimasi nilai energi (ME dan NE) cenderung naik. Presentase pemberian dapat mencapai 20% masih mempunyai kandungan ME dan NE yang tinggi dan bisa memberikan sumbangan energi yang cukup pada penggunaan pakan lengkap ataupun konsentrat yang salah satu bahan penyusunnya adalah bungkil kedelai sebagai sumber protein. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang bungkil kedelai yang terproteksi dengan tanin terhadap konsentrat ataupun pakan lengkap sebagai peningkatan konsentrasi tanin mengikat protein.

English Abstract

The purpose of this study was to determine effect of paitan leaf flour (Tithonia diversifolia) as a source of tannins added to soybean meal on protein protection in term of gas production, Metabolizable Energy (ME) and net energy (NE). The samples used were leaf paitan flour and soybean meal. The method used was an experiment using a randomized block design which consists of 4 treatments and 3 replications. The treatment in this study was T0 (soybean meal + 0% paitan leaf flour), T1 (soybean meal + 10% paitan leaf flour), T2 (soybean meal + 15% paitan leaf flour) and T3 (soybean meal + paitan leaf flour) 20%). The variables observed were the value of gas production, the value of b, the value of c and the estimation of energy values (ME and NE). The research data were analized by Analized of Variance (ANOVA) and continued with Duncan's Multiple-Range Test (DMRT) if it showed significant different. The result of the study showed that the treatment did not gave significant effect (P> 0.05) on gas production, b values, c values and estimated energy values (ME and NE). However, there was a tendency that the higher level Paitan leaf flour the lower of gas production, the values of b and c and the higher value of ME, NE. The lowest total gas production value of 48 hours and b value were T3 treatment while the highest value of ME and NE were T3 treatment. The conclusion is that paitan leaf flour as a source of tannins up to 20% could not protect soybean meal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/675/052001690
Uncontrolled Keywords: soybean meal, tannins , gas production, , energy value
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 542 Techniques, procedures, apparatus, equipment, materials > 542.7 Gas production, processing, measuring
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 21 Jul 2020 13:05
Last Modified: 21 Jul 2020 13:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179739
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item