Pengaruh Pencahayaan dan Arah Pemotongan Bulbil Terhadap Perkecambahan Bulbil Porang (Amorphophallus muelleri Blume).

-, Lathifatuzzahro (2019) Pengaruh Pencahayaan dan Arah Pemotongan Bulbil Terhadap Perkecambahan Bulbil Porang (Amorphophallus muelleri Blume). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Porang memiliki banyak manfaat serta prospek untuk dikembangkan di Indonesia, namun terdapat kendala dalam penyediaan bahan tanam. Bulbil merupakan salah satu organ dari porang sebagai alat perbanyakan. Pemotongan pada bulbil dapat menjadi strategi untuk menyiasati kurangnya bahan tanam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pencahayaan dan arah pemotongan bulbil terhadap perkecambahan bulbil porang. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok. Preparasi bulbil dimulai dengan mencuci, mengeringkan, menghitung tubercle-nya, lalu mensterilkannya. Perlakuan pada penelitian ini meliputi bulbil utuh, dipotong horizontal atau vertikal, lalu diinkubasi dalam kondisi gelap dan terang. Variabel terikat (potensi muncul tunas, jumlah tunas, waktu muncul tunas, dan tinggi tunas) dianalisis menggunakan ANOVA Two way dan dilanjutkan Uji Tukey. Jika tidak ada interaksi maka pengaruh pemotongan diuji menggunakan ANOVA One way, sedangkan pengaruh pencahayaan menggunakan Uji T-tidak berpasangan. Hasil ANOVA Two way menunjukkan adanya interaksi antara pemotongan dan pencahayaan pada jumlah tunas, waktu muncul tunas, dan tinggi tunas. Bulbil utuh terang dan potong (horizontal & vertikal) terang menghasilkan jumlah tunas yang sama. Sementara bulbil potong (horizontal & vertikal) gelap cenderung menghasilkan jumlah tunas lebih tinggi dari terang. Bulbil potong (horizontal) gelap mempunyai 7 tunas. Bulbil utuh (terang dan gelap) memunculkan tunas lebih cepat dan tinggi dari potong (horizontal & vertikal) gelap. Tunas paling lambat mucul dihasilkan dari potong horizontal gelap dengan tinggi 1,8 mm. Bulbil utuh gelap menghasilkan tunas paling tinggi, 4,44 mm. Hasil uji ANOVA One way menunjukkan bahwa, pemotongan berpengaruh pada potensi muncul tunas. Kondisi gelap dan terang tidak berbeda dalam potensi muncul tunas. Baik bulbil utuh maupun potongan dapat berkecambah. Potensi muncul tunas per bulbil potongan lebih tinggi daripada bulbil utuh. Potensi muncul tunas tertinggi 48,7% pada bulbil horizontal. Semua tunas tumbuh mengarah ke atas dan posisi tumbuh tunas bulbil horizontal cenderung mendekati bagian proksimal, sementara bulbil vertikal mendekati bagian distal.

English Abstract

Porang has many benefits and prospects to be developed in Indonesia, but there are obstacles in the supply of planting material. Bulbil is one of the organs of porang that functions as a multiplication tool. Cutting the bulbil can be a strategy to prevent the lack of planting material. The purpose of this study was to know the effect of lighting and the direction of cutting the bulbilon germination of porang bulbil. Bulbil preparation begins by washing and drying, counting the tubercle, then sterilizing it. The treatment in this study included the bulbil intact, cut horizontally or vertically, then incubated in dark and light conditions. Dependent variables (potency of shoot appearance, number of shoots, the first time shoot appearance, and shoot height) were analyzed using ANOVA Two way, continued by Tukey Test. If there was no interaction, the cutting effect was tested using one way ANOVA, while the lighting effect uses Unpaired T-test. The results of ANOVA Two way showed an interaction between cutting and lighting on the number of shoots, time of shoots appearance, and shoot height. The Intact bulbil (light) and light cut-bulbil (horizontal & vertical) produce the same number of shoots. While dark cut-bulbil tends to produce a higher number of shoots than light cut-bulbil. Cut bulbil (horizontally) dark had 7 shoots. Intact bulbil (light and dark) produce shoots faster and higher than dark cut-bulbil. The shoots appear at the latest were produced from dark cut-bulbil (horizontal) with 1.8 mm height. The dark intact bulbil produced the highest shoots, 4.44 mm. One-way ANOVA test results showed that cutting affected the potency of shoot to appear. Dark and light conditions did not show differences in the potency for shoots to appear. The intact bulbil and the cut-bulbil can germinate. The potency for shoots to emerge per cut-bulbil was higher than the intact bulbil. The highest potency of shoot appearance was 48.7% in horizontal cut-bulbil. All shoots grow upward and the growing position of horizontal bulbil buds tends to approach the proximal part, while the vertical bulbil close the distal part.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/MIPA/2019/310/051910981
Uncontrolled Keywords: bulbil, pencahayaan, pemotongan, tunas, bulbil, cutting, lighting, shoot
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 535 Light and related radiation
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > Biologi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 10 Aug 2020 08:08
Last Modified: 10 Aug 2020 08:08
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/179431
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item