How Long-Distance Relationship couple interpret skinship and its importance in romantic relationship? (A Phenomenological study)

Dita, Asta Salfa (2019) How Long-Distance Relationship couple interpret skinship and its importance in romantic relationship? (A Phenomenological study). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Skinship adalah istilah yang berasal dari Jepang, tetapi di Korea Selatan, skinship digambarkan sebagai tindakan sentuhan intim, non-seksual antara sangat dekat (biasanya sesama jenis, tetapi dapat memasukkan kedua jenis kelamin.) Teman-teman Platonis. Dari penjelasan Di atas, dapat disimpulkan bahwa skinship adalah kontak fisik. Dalam hubungan romantis Kontak fisik sudah termasuk dalam kebutuhan. Skinship juga termasuk dalam pemeliharaan perilaku untuk beberapa hubungan romantis pasangan. Di Indonesia Skinship telah dilakukan oleh beberapa pasangan muda. Namun, di Indonesia melakukan skinship dan topik seksualitas masih dianggap tabu, tidak biasa dan memiliki stigma negatif untuk beberapa orang rakyat. Meskipun ada tabu masalah dan stigma negatif tentang kencan, Skinship dan topik seksualitas itu tidak mempengaruhi kencan pasangan muda Indonesia gaya. Banyak pasangan muda Indonesia masih berkencan dan melakukan skinship secara terbuka, untuk Beberapa dari mereka itu menjadi hal yang umum. Peneliti juga melakukan wawancara dengan informan yang berada dalam hubungan romantis jarak jauh dan menemukan 4 keluar dari 7 informan menganggap skinship menjadi penting dalam hubungan mereka. Seperti yang kita tahu bahwa pasangan LDR memiliki keterbatasan dalam jarak dan jarang berbagi ruang fisik. Itu Peneliti menjadi tertarik untuk meneliti bagaimana pasangan LDR menafsirkan skinship sebagai kebutuhan dalam hubungan mereka. Beberapa penelitian sebelumnya membahas perlunya normal pasangan (pasangan tertutup geografis). Melalui desain penelitian fenomenologis, Penelitian ini dilakukan pada empat informan yang menjalani LDR. Data Koleksi dilakukan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukkan itu informan yang menganggap skinship tidak terlalu penting dalam hubungan mereka, itu frekuensi skinship yang mereka cenderung rendah dan mereka memiliki aturan yang jelas untuk dilakukan Skinship. Sementara informan yang menganggap skinship penting dalam hubungan mereka, itu Frekuensi skinship yang mereka cenderung tinggi dan tidak memiliki aturan yang jelas. Tapi ada juga informan yang menganggap skinship penting tetapi memiliki aturan yang jelas untuk dilakukan Skinship. Informan yang menganggap skinship tidak terlalu penting dalam hubungan mereka menekankan komunikasi dalam hubungan mereka, kebutuhan psikologis lebih dibutuhkan oleh mereka. Sementara informan yang mempertimbangkan skinship penting dalam diri mereka Hubungan berarti bahwa skinship terbatas pada hubungan yang dipisahkan oleh jarak, Kebutuhan fisik lebih dibutuhkan oleh mereka.

English Abstract

Skinship is a term originating from Japan, but in South Korean the skinship is described as the act of intimate, non-sexual touching between very close (usually same-sex, but can include both genders.) platonic friends. From the explanation above, it can be concluded that skinship is physical contact. In romantic relationships physical contact is included in need. Skinship is also included in the maintenance behavior for some romantic relationship couples. In Indonesia skinship has been done by some young couples. However, in Indonesia doing skinship and the topic of sexuality is still considered taboo, unusual and have a negative stigma for some people. Despite there is a taboo of the issue and negative stigma about dating, skinship and the topic of sexuality it does not affect Indonesian young couple's dating style. Many Indonesian young couples are still dating and doing skinship openly, for some of them it becomes a common thing. Researchers also conducted interviews with informants who were in a Long-Distance romantic relationship and found 4 out of 7 informants considered skinship to be important in their relationship. As we know that LDR couples have limitations in distance and rarely share a physical space. That the researcher became interested in researching how LDR couples interpret skinship as need in their relationship. Some previous studies discuss the need for normal couples (geographical-closed couples). Through a phenomenological research design, this research was conducted on four informants who were undergoing LDR. Data collection was carried out by in-depth interviews. The results of this study show that informants who consider skinship not very important in their relationship, the frequency of skinship they do tend to be low and they have clear rules for doing skinship. While informants who consider skinship important in their relationship, the frequency of skinship they do tends to be high and has no clear rules. But there are also informants who consider skinship important but have clear rules for doing skinship. Informants who consider skinship not very important in their relationships emphasize communication in their relationships, psychological need is more needed by them. While the informants who considered skinship important in their relationship meant that skinship was limited to a relationship separated by distance, physical need was more needed by them.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FISIP/2019/1107/052000642
Uncontrolled Keywords: Romantic relationship needs, Long-Distance relationship, Skinship
Subjects: 300 Social sciences > 302 Social interaction > 302.2 Communication > 302.22 Kinds of communication > 302.222 Nonverbal communication
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Komunikasi
Depositing User: Agus Wicaksono
Date Deposited: 15 Nov 2020 10:05
Last Modified: 15 Nov 2020 10:05
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/178829
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item