Perencanaan Pemberdayaan Perempuan Dalam Perspektif Perencanaan Partisipatif (Studi Kasus Perencanaan Pengembangan Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri di Daerah Istimewa Yogyakarta)

-, Kuntarta (2019) Perencanaan Pemberdayaan Perempuan Dalam Perspektif Perencanaan Partisipatif (Studi Kasus Perencanaan Pengembangan Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri di Daerah Istimewa Yogyakarta). Magister thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Latar Belakang penelitian ini adalah untuk mewujudkan pemenuhan kondisi dasar dalam membangun kesetaraan gender, maka Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2004 menetapkan kebijakan membentuk sebuah model desa yang diberi nama "Perempuan Indonesia Maju Mandiri" atau PRIMA. Salah satu provinsi yang menjadi pilot project Desa PRIMA adalah Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilakukan pada tahun anggaran 2008. Mulai tahun 2009 hingga 2019, kegiatan Desa PRIMA dibiayai sendiri oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta dan pada akhir 2018 telah terbentuk 83 Desa PRIMA. Untuk melihat kualitas sebuah program dan kegiatan, maka bisa dilihat pada perencanaannya. Karena dalam sebuah perencanaan, terkandung pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan. Sayangnya, untuk perencanaan pengembangan Desa PRIMA di Daerah Istimewa Yogyakarta, masih terlihat sebagai perencanaan yang rutinitas dan semua desa mendapatkan perlakuan yang sama. Rumusan masalah dalam penelitian ini: Bagaimanakah perencanaan pengembangan Desa PRIMA di Daerah Istimewa Yogyakarta ? dan Apa sajakah yang menjadi faktor pendukung dan penghambat perencanaan pengembangan Desa PRIMA di Daerah Istimewa Yogyakarta? Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisa perencanaan pengembangan Desa PRIMA di Daerah Istimewa Yogyakarta dan mendeskripsikan dan menganalisa faktor pendukung dan penghambat perencanaan pengembangan Desa PRIMA di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman (2014). Hasil penelitian menunjukkan perencanaan pengembangan Desa PRIMA di Daerah Istimewa Yogyakarta masih terlihat sebagai rutinitas. Hal ini dapat terjadi karena perencanaannya lebih menggunakan pendekatan perencanaan teknokratis daripada perencanaan partisipatif. Hasil penelitian lapangan menunjukkan bahwa dari empat unsur perencanaan yang terdiri dari : (1) sumber masalah berbasis data, ternyata untuk unsur ini belum terpenuhi. Hal ini dikarenakan data profil Desa PRIMA seluruh Daerah Istimewa Yogyakarta sampai saat ini belum ada; (2) tujuan perencanaan, unsur ini sudah terpenuhi untuk mendukung pencapaian visi misi Gubernur; (3) program yang dikembangkan, unsur ini sudah terpenuhi karena program diturunkan dari visi dan misi Gubernur di dalam mencapai kualitas hidup masyarakat Yogyakarta melalui program kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan; (4) Identifikasi aktor-aktor, ternyata unsur ini juga belum terpenuhi. Hal ini dikarenakan menggunakan pendekatan perencanaan teknokratik yang hanya melibatkan aktor-aktor dari pemerintah provinsi dan kabupaten sedangkan aktor dari desa sasaran kurang dilibatkan sejak proses perencanaan. Untuk aspek pengembangan Desa PRIMA telah dilakukan sebagai berikut (1) aspek permodalan, dengan memberikan bantuan keuangan melalui skema hibah; (2) aspek manajemen, sudah dilakukan dengan memberikan pelatihan manajemen organisasi dan keuangan; (3) aspek teknologi dan inovasi, dengan memberikan pelatihan inovasi untuk kemasan produk dan pelatihan Higinies. Sayangnya belum ada pengenalan dan pemanfaatan teknologi tepat guna; (4) aspek pemasaran, baru menyentuh pada aspek peningkatan informasi pasar melalui kegiatan pameran dan publikasi di media cetak dan televisi. Masih diperlukan kegiatan untuk pengembangan atau perluasan konsumen sasaran. Terdapat empat faktor pendukung perencanaan pengembangan Desa PRIMA di Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri yaitu: (1) faktor lingkungan, kebijakan Desa PRIMA dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (2) faktor sistem yang digunakan dengan menggunakan cascade dalam perencanaan di Pemda DIY, (3) faktor perkembangan ilmu dan teknologi karena Pemda DIY sudah menggunakan aplikasi perencanaan Jogja Plan. dan (4) faktor pendanaan, yang selalu naik setiap tahunnya. Sedangkan, faktor penghambatnya adalah faktor sumber daya manusia perencana karena tidak memiliki staf perencana, yang ada jabatan fungsional yang diperbantukan sebagai staf perencana.

English Abstract

The background of this research is to realize the fulfillment of basic conditions in building gender equality, then the State Ministry for Women's Empowerment in 2004 set a policy of establishing a village model named "Advanced Indonesian Women's Village" or "Desa PRIMA". One of the provinces which became the pilot project Desa PRIMA was the Yogyakarta Special Region which was carried out in 2008 with the target of eight villages spread across four regencies in the Yogyakarta Special Region. From 2009 to 2019, the Desa PRIMA program was self-financed by the Government of the Special Region of Yogyakarta and at the end of 2018, eighty-three Desa PRIMA were formed. After the formation of the Desa PRIMA, the next step is development. It is intended that the Desa PRIMA does not stop at only its formation. To assess the quality of a program and activity, planning must be considered. Because in planning, contained guidelines for the implementation of activities aimed at achieving development goals. Unfortunately, for the Desa PRIMA development plan in the Yogyakarta Special Region, it still looks like routine planning because it only repeats from year to year and all villages get the same treatment. The problem formulations in this research: How is the development plan of Desa PRIMA in Yogyakarta Special Region so far? And What are the supporting factors and obstacles to the planning of Desa PRIMA development in Yogyakarta Special Region? The objectives of this research: to describe and analyze the Desa PRIMA development planning in the Yogyakarta Special Region and describe and analyze the supporting and inhibiting factors for the Desa PRIMA development planning in the Yogyakarta Special Region. This research method is a qualitative approach for case study research. Data collection techniques through interviews, observation and documentation. Data analysis using interactive model data analysis of Miles and Huberman (2014). The results showed that the Desa PRIMA development planning in Yogyakarta Special Region was still seen as a routine. This can occur because of the four elements of planning consisting of (1) data-based problem sources, (2) planning objectives, (3) programs developed and (4) identification of actors/subjects. It turns out, the planning and identification of problems in Desa PRIMA was not based on data. This condition was due to the lack of profile data of Desa PRIMA, whereas in planning, problems must be based on data. For the development aspect of the Desa PRIMA, maximum efforts had been done on the capital and management aspects. Unfortunately, for the other aspects technology and innovation aspects had not been optimally implemented because the use of appropriate technology for production and marketing innovation through social media had not been done. The marketing aspect which is the main problem also had not been carried out maximally because the activity was only an exhibition. There are four factors supporting the development planning of Desa PRIMA in the Yogyakarta Special Region consisting of: (1) environment, (2) system used, (3) development of science and technology and (4) funding. Meanwhile, the inhibiting factor is the human resource planner because it did not have planning staff, there were only functional staffs that were positioned as planning staff.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Magister)
Identification Number: TES/353.535/KUN/p/2019/042000500
Uncontrolled Keywords: WOMEN IN DEVELOPMENT, WOMEN-GOVERNMENT POLICY
Subjects: 300 Social sciences > 353 Specific fields of public administration > 353.5 Public administration of social warfare > 353.53 Programs directed to groups of people > 353.535 Women
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 17 Jan 2020 06:35
Last Modified: 02 Feb 2023 03:09
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/178042
[thumbnail of Kuntarta.pdf] Text
Kuntarta.pdf

Download (3MB)

Actions (login required)

View Item View Item