Pengaruh Pemberian Cuka Buah Utuh Mangrove Pedada (Sonneratia Alba) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Putih (Rattus Novergicus) Diabetes Mellitus

Ghalvano, Shidqul Aziz (2019) Pengaruh Pemberian Cuka Buah Utuh Mangrove Pedada (Sonneratia Alba) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Putih (Rattus Novergicus) Diabetes Mellitus. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Buah pedada adalah salah satu jenis tanaman magrove berada di sepanjang pantai berlumpur dengan salinitas yang rendah. Buah pedada memiliki komponen steroid, triterpenoid, flavonoid, karboksil benzena dan memiliki sifat yang memiliki analgesik dan antiflamantori (Varghese et al., 2010). Cuka merupakan cairan hasil fermentasi dari bahan yang mengandung pati dan gula. Pada cuka terdapat suatu larutan asam asetat dalam air. Cuka mengandung cita rasa, zat warna dan substansi yang terekstrak, asam buah, garam-garam organik dari buah yang berbeda-beda sesuai dengan asalnya (Zubaidah, 2014). Pada cuka apel terdapat kandungan asam asetat, tanin dan flavonoid yang dapat memberikan pengaruh terhadap kadar glukosa darah. Pemberian cuka salak 0.4 ml/tikus dan cuka apel 0.4 ml/tikus berpengaruh nyata pada penurunan kadar glukosa darah tikus diabetes mellitus (Zubaidah et al., 2016). Diabetes Melitus (DM) atau biasa disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa didalam darah (hiperglikemia). Selama ini pengobatan DM yang telah dilakukan ialah injeksi insulin dan pemberian obat oral anti diabetes (OAD). Namun, metode tersebut memerlukan biaya yang besar dan beresiko menimbulkan efek samping yang berbahaya. Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Keamanan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang dan Laboraturium Gizi Departemen Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya, pada bulan Februari-April 2019. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 3 perlakuan pemberian pada dosis 0,2 ml / tikus / hari ; 0,4 ml / tikus / hari ; 0,6 ml / tikus / hari. Dan untuk perlakuan kontrol digunakan tikus dengan perlakuan kontrol (+) dengan pemberian obat glibenclamide dengan dosis 0,09 mg / tikus/ hari, serta perlakuan kontrol (-) dengan pemberian aloksan dan tanpa pemberian cuka buah utuh mangrove pedada. Pengamatan yang dilakukan yaitu kadar glukosa darah, berat badan, jumlah ransum, dan berat feses tikus dilakukan setiap 7 hari sekali. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan Analisis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Glukosa darah tikus mengalami penurunan paling signifikan pada perlakuan dosis 0,6 ml / tikus / hari setiap harinya hingga hari ke-21. Kemampuan penurunan glukosa darah tikus pada dosis 0,6 ml / tikus / hari mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus secara signifikan dibadingkan dengan dosis yang lain. Pada perlakuan ini juga lebih baik dibandingkan dengan perlakuan kontrol (+). Pemberian cuka buah utuh mangrove pedada pada perlakuan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat badan tikus. Pada dosis 0,6 ml / tikus / hari yang menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap berat badan tikus dibandingkan dengan dosis 0,2 ml / tikus / hari dan dosis 0,4 ml / tikus / hari.VIII Pemberian cuka buah utuh mangrove pedada dengan perlakuan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap berat feses tikus. Pada dosis 0,6 ml / tikus / hari yang menunjukkan dosis terbaik dibandingkan dengan dosis lainnya karena jumlah feses yang dikeluarkan pada hari ke-21 telah mengalami penurunan yang membuktikan keadaan tikus telah kembali normal. Perbedaan jumlah feses dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu jumlah pakan yang dikonsumsi dan juga dosis cuka buah utuh yang diberikan. Pemberian cuka buah utuh mangrove pedada dengan perlakuan dosis yang berbeda memberikan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap jumlah ransum yang dikonsumsi, namun pada perlakuan lama hari tidak berbeda nyata (p>0,05) serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah ransum yang dikonsumsi tikus (p>0,05). Nafsu makan pada tikus yang terkena penyakit diabetes miletus akan mengalami peningkatan, dan akan menurun seiring dengan semakin normalnya kadar glukosa darah pada tikus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian cuka buah utuh mangrove pedada (Sonneratia alba) dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar putih (Rattus norvegicus), Dosis yang paling efektif pada pemberian cuka buah utuh mangrove pedada (Sonneratia alba) adalah dosis 0,6 ml / tikus / hari

English Abstract

-

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPIK/2019/755/051908823
Subjects: 500 Natural sciences and mathematics > 577 Ecology > 577.6 Aquatic ecology > 577.69 Saltwater wetland and seashore ecology > 577.698 Mangrove swamp ecology
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 12 Nov 2020 09:28
Last Modified: 19 Oct 2021 07:55
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/177190
[thumbnail of SHIDQUL AZIZ GHALVANO (2).pdf]
Preview
Text
SHIDQUL AZIZ GHALVANO (2).pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item