Modal Sosial dalam Kelompok Ternak (Studi Kasus Kelompok Tani Ternak Kerbau “Maeso Suro” di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus)

Mahyuddin, Muhammad Irfan (2019) Modal Sosial dalam Kelompok Ternak (Studi Kasus Kelompok Tani Ternak Kerbau “Maeso Suro” di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Masyarakat Kudus memiliki kebiasaan untuk mengkonsumsi daging kerbau dari pada daging sapi. Hal ini menunjang berkembangnya peternakan kerbau di Kabupaten Kudus. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI nomor 830/KPTS/RC.040/12/2016 tentang Lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional yang dikeluarkan pada tanggal 19 Desember tahun 2016, menjadikan Kabupaten Kudus sebagai lokasi pengembangan ternak kerbau nasional yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Akan tetapi seluruh peternakan kerbau di Kabupaten Kudus berskala kecil dan tradisional. Setiap usaha mengharuskan adanya modal, salah satunya adalah modal sosial. Modal sosial secara terlembaga dapat berwujud kelompok yang memiliki struktur dan aturan yang mengikat anggotanya. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro yang terletak di Desa Pasuruhan Lor, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, terhitung mulai tanggal 14 Agustus sampai 14 November 2018. Penelitian ini bertujuan untuk viii mengidentifikasi kondisi modal sosial yang terdiri dari 4 unsur yaitu kepercayaan (trust), jaringan (network), norma (norm) dan hubungan timbal balik (reciprocity) dalam Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro. Penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara yang mana informan dipilih secara purposive, informan dipilih karena dianggap mengetahui informasi yang ingin dicari oleh peneliti. Wawancara melibatkan 6 orang informan yang terdiri dari satu orang ketua, satu orang sekretaris dan satu orang bendahara Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro serta dua orang anggota Kelomok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro dan satu orang yang mewakili Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus. Data sekunder yang diperoleh dari studi pustaka dan dokumentasi yang dilakukan dari berbagai sumber. Teknik pengambilan data menggunakan tiga cara yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukan kondisi masing-masing unsur modal sosial yang terdapat dalam kelompok sebagai berikut, kepercayaan (trust) didalam kelompok, masing-masing pihak menyadari pentingnya rasa percaya diantara mereka agar kelompok dapat berajalan dengan baik. Anggota Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro memiliki kepercayaan antar sesama anggota. Kepercayaan yang terbangun antara anggota kelompok lebih didasari kepada kemauan untuk saling bekerjasama (benevolence) dalam kelompok. Selain itu, anggota kelompok saling peduli kepada sesama anggota. Anggota kelompok juga memiliki kepercayaan kepada pengurus kelompok, salah satunya ditunjukan dengan dipilihnya kembali pengurus kelompok untuk menjabat satu periode kembali. Kepercayaan anggota kepada pengurus didasarkan kepada kapabilitas (capability) dan integritas (integrity) yang dimiliki pengurus karena dianggap mau dan mampu mengelola kelompok. Kepercayaan pengurus terhadap ix anggota didasarkan kepada integritas dari anggota untuk mau membantu dan menjalankan norma-norma dan saling menanggung resiko bersama. Kepercayaan kelompok kepada pihak lain diluar kelompok yaitu kepada Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, belantik dan perguruan tinggi yang melakukan program sosialisasi dan penyuluhan, didasari kepada kapabilitas (capability), integritas (integrity) dan persepsi terhadap orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi. Jaringan (network) didalam kelompok menunjukan adanya hubungan antar anggota kelompok yang memiliki latar belakang yang berbeda. Dalam kelompok terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan diantara anggotanya. Selain itu, jaringan dalam kelompok juga mewadahi kerjasama antar anggotanya. Kelompok memiliki jaringan kerjasama dengan berbagai pihak diluar kelompok, diantaranya dengan pemerintah Desa Pasuruhan Lor yang sejak awal berdiri ikut menginisiasi berdirinya kelompok, selain itu pemerintah desa juga menyediakan lahan untuk disewa oleh kelompok dengan harga sewa yang terjangkau sebesar Rp. 500.000/tahun. Kemudian kelompok juga memiliki hubungan kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, yang menjadi pendamping bagi kelompok dan penghubung kelompok dengan pihak lain. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus memiliki kegiatan pemeriksaan dan pengobatan untuk Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro. Selain itu, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus memberikan beberapa bantuan seperti embung, pompa, motor roda 3 dan lain-lain. Selain itu Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus juga melakukan pembinaan untuk persiapan lomba kelompok ternak ditingkat provinsi dan berhasil memperoleh juara 2 ditingkat Provinsi Jawa Tengah. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus juga memfasilitasi hubungan kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kudus, sehingga kelompok memperoleh bantuan digester biogas. Selain pemerintah desa Pasuruhan Lor, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, kelompok juga memiliki hubungan kerjasama jual beli dengan belantik. Hal ini menyebabkan peternak tidak perlu kebingungan karena memiliki pembeli yang pasti yaitu belantik. Adanya jaringan kerjasama yang dimiliki kelompok memfasilitasi akses terhadap informasi, modal fisik dan modal keuangan. Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro memiliki aturan-aturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis berupa nilai-nilai moral yang berlaku dimasyarakat. Akan tetapi aturan tertulis berupa tata tertib kelompok tidak benar-benar dilaksanakan. Bahkan tata tertib kelompok tidak menjadi acuan dalam melaksanakan kegiatan. Setiap anggota memegang nilai-nilai seperti kejujuran, kerjasama, saling menolong dan lain-lain. Akan tetapi masih banyak aturan yang tidak dijalankan oleh kelompok seperti adanya iuran kas penjualan ternak sebesar Rp. 5000/ekor kerbau yang dijual. Sanksi terberat yang akan dihadapi oleh anggota adalah dikeluarkan dari kelompok. Sanksi ini diberikan jika anggota dirasa tidak mau bekerjasama dalam kelompok dan berlaku seenaknya sendiri serta melanggar aturan dan nilai-nilai yang ada. Kerayanan adalah tradisi memberi nama gudel (anak kerbau). Kerayanan dilakukan dengan makan bersama seluruh anggota Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro . Kerayanan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur pemilik kerbau atas kelahiran anak kerbau. Hubungan timbal balik (reciprocity) antar individu anggota kelompok tani ternak didorong adanya kesadaran untuk saling bekerjasama, saling membantu sesama kelompok karena adanya kesamaan tujuan. Kegiatan saling membantu dan bekerjasama bisa digunakan untuk menumbuhkan rasa keterikatan didalam diri anggota kelompok. Diharapkan ketika anggota memiliki hak keterikatan dengan kelompok, anggota akan loyal kepada kelompok, sehingga akan membantu berjalannya kelompok. Selain itu, seseorang ketika sudah menjadi anggota kelompok memiliki hak dan kewajiban. Hak ini merupakan keuntungan yang didapatkan setelah melaksanakan kewajiban kepada kelompok. Anggota memiliki keuntungan didahulukan untuk mengelola aset kelompok, mendapatkan harga yang lebih murah dan fasilitas kelompok lainnya. Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro memanfaatkan potensi yang dimiliki seperti aset kelompok berupa sarana dan prasarana usaha ternak untuk dapat digunakan anggotanya. Hubungan timbal balik berupa saling membantu, bekerjasama, gotong royong mampu meringankan atau menyelesaikan permasalahan yang dialami anggota kelompok. Penelitian terhadap kondisi modal sosial menunjukan bahwa Anggota Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro memiliki kepercayaan terhadap pemimpin kelompok dibuktikan dengan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Selain itu kepercayaan dalam Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro juga dilihat dengan adanya kemauan bekerjasama dalam kelompok, serta adanya kemauan bekerjasama dengan pihak diluar kelompok. Kelompok Maeso Suro memiliki jaringan dan menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, pemerintah Desa Pasuruhan Lor, belantik dan pihak lainnya. Norma yang berlaku dalam kelompok dibagi menjadi 2 jenis, yaitu aturan tertulis berupa tata tertib kelompok dan Surat Keputusan pengangkatan pengurus serta aturan tidak tertulis berupa kebiasaan yang berlaku dimasyarakat seperti kebiasaan bekerjasama, saling tolong menolong dan tradisi Kerayanan. Terjadi hubungan timbal balik di dalam Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro, hal ini dapat diketahui dari mudahnya mengakses alat-alat yang dimiliki kelompok, biaya listrik yang ditanggung kelompok, biaya sewa lahan dan biaya solar untuk pompa air yang digunakan untuk mengisi embung. Selain itu anggota kelompok juga saling tolong menolong bergantian menjaga ternak, renovasi kandang dan lain-lainnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat hubungan yang berkesinambungan antara unsur-unsur modal sosial. Kepercayaan melandasi jaringan dan kerjasama yang dimiliki serta dilakukan oleh Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro. Norma yang berlaku memperkuat kepercayaan yang ada. Sehingga melahirkan hubungan timbal-balik dari masing-masing pihak yang bekerjasama baik didalam kelompok, maupun pihak diluar kelompok saling mendapatkan keuntungan. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan untuk, melakukan monitoring dan evaluasi kelompok setiap bulan, agar anggota mengetahui perkembangan kelompok dan pemimpin mengetahui keluhan atau masalah yang dihadapi anggotanya. Melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan posisi dalam kelompok sehingga Kelompok Tani Ternak Kerbau Maeso Suro dapat berjalan dengan baik. Melakukan regenerasi dalam kelompok, baik dalam struktur kepengurusan melalui pergantian struktur, maupun regenerasi anggota kelompok dengan melakukan rekrutmen peternak kerbau baru. Meningkatkan peran dan fungsi Kelompok Tani Ternak Kerbau Measo Suro sebagai sarana belajar, sarana tukar informasi dan unit produksi bersama sehingga meningkatkan posisi tawar kelompok baik kepada anggota kelompok sehingga anggota mau melaksanakan kewajibannya, juga kepada pihak diluar kelompok. Mengembangkan dan konsisten dalam menjalankan usaha pembuatan pupuk kompos baik berupa pupuk padat mauupun cair sehingga menambah pendapatan kelompok.

English Abstract

The purpose of this study was to identify the conditions of social capital in the Maeso Suro Buffalo Farmer Group. The focus of the research discussion is the four elements of social capital namely trust, network, norms, and reciprocity. This research was conducted for three months from August 1st to November 14th, 2018 at the Maeso Suro Buffalo Farmer Group in Jati District, Kudus Regency, Central Java Province. The research method used was qualitative method with a study case approach. The method of collecting data uses were observation, interviews, and document studies. Data analysis during the study was carried out by data reduction, data display, and conclusion/ verification. The results of this study reveal that the conditions of the trust of each part, both in and outside group, having trust in others and maintain mutual trust in each other. The trust was built based on perception, capability, benevolence and integrity. It could be seen from both in and outside the group having the willingness to cooperate with each other. It also has network and cooperated with the agriculture and food department, the government of Pasuruhan Lor village, and other parties. This network become access to information networks that can improve the quality of farmer group human resourch and access to physical capital. There have been 2 types of norms that apply in group in the form of written and unwritten. The unwritten norm mostly used as a reference for running group. Reciprocal relationships in groups were encouraged by an awareness of mutual cooperation and assistance within the group. It can be concluded that the trust has become underlying of the collaboration in the group network and the prevailing norms have strengthened of the existing trust. Instead, it provided the reciprocal relationship of each party to work together.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FAPET/2019/310/051910096
Uncontrolled Keywords: social capital, trust, network, norm, reciprocity
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals > 636.208 2 Cattle and related animals (Breeding)
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 03 Nov 2020 11:23
Last Modified: 03 Nov 2020 11:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/176202
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item