Andhika, Wahyu Novi (2019) Speech Acts in Jusuf Kalla’s Speech in the General Debate of the 73rd Session of the United Nations General Assembly. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penerapan tindak tutur dapat ditemukan dalam beberapa pidato yang diucapkan oleh tokoh-tokoh politik. Penelitian ini menyelidiki pidato Jusuf Kalla sebagai perwakilan dari delegasi Pemerintahan Indonesia di dalam debat umum sesi ke-73 Majelis Umum PBB di markas besar PBB pada tanggal 27 September 2018. Hal ini bertujuan untuk menemukan pesan atau ide dan strategi yang digunakan oleh Jusuf Kalla dalam memengaruhi pemimpin global. Penting untuk memahami tentang tindak tutur diucapkan untuk menghindari kesalahpahaman dan salah tafsir. Dalam penelitian ini, ada tiga persoalan yang perlu dijawab, yaitu: (1) apa saja macam tindak ilokusi yang diucapkan Jusuf Kalla dalam pidatonya sebagai perwakilan dari delegasi Pemerintahan Indonesia? (2) jenis tindak ilokusi apa yang dominan dalam pidato Jusuf Kalla sebagai perwakilan dari delegasi Pemerintahan Indonesia? (3) apa kemungkinan efek perlokusi dari tindak ilokusi yang dominan yang ditemukan dalam Pidato Jusuf Kalla sebagai perwakilan dari delegasi Pemerintahan Indonesia? Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang dianalisa adalah transkrip video. Data dari penelitian ini adalah ujaran dari pidato Jusuf Kalla dalam debat umum sesi ke-73 Majelis Umum PBB. Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada 99 ujaran Jusuf Kalla dalam pidatonya yang termasuk dalam lima klasifikasi tindakan ilokusi oleh Searle (1979), diantaranya: asertif atau representatif (38 ujaran), direktif (23 ujaran), komisif (14 ujaran), ekspresif (20 ucapan), dan deklaratif (4 ucapan). Jenis tindak ilokusi yang paling dominan dalam penelitian ini adalah asertif atau representatif karena Jusuf Kalla menggunakan pidatonya untuk menyampaikan informasi tentang kontribusi Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa serta untuk membujuk tokoh-tokoh pemimpin untuk lebih memberikan kontribusi seperti yang dilakukan Indonesia. Dalam penelitian ini, ada dua kemungkinan efek perlokusi dari tindak ilokusi yang dominan. Kemungkinan efek perlokusi yang pertama adalah Indonesia telah berada di peringkat ketujuh dari 124 negara yang menyumbang personil untuk misi perdamaian PBB. Kemungkinan efek perlokusi yang kedua adalah Indonesia mendapatkan bantuan berkelanjutan dari Amerika Serikat dalam menjaga perdamaian internasional. Peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk mengidentifikasi tipe tindak ilokusi pada pidato berdasarkan jenis kelamin pembicara.
English Abstract
The application of speech acts can be found in some speeches performed by political figures. This study investigates Jusuf Kalla’s speech as the representative of Indonesian Government delegation in the general debate of the 73rd session of the United Nations General Assembly at the United Nations headquarters on September 27, 2018. It aims to find out the messages or ideas and strategies used by Jusuf Kalla to persuade leader figures. It is important to understand speech acts are performed in order to avoid misunderstanding and misinterpreting. There are three problems to be solved in this study, namely: (1) what are the types of illocutionary acts performed by Jusuf Kalla’s Speech as the representative of Indonesian Government delegation? (2) what is the dominant type of illocutionary acts in Jusuf Kalla’s Speech as the representative of Indonesian Government delegation? (3) what is the possible perlocutionary effect of the dominant illocutionary acts found in Jusuf Kalla’s Speech as the representative of Indonesian Government delegation? This study used qualitative approach since the data being analyzed were video transcript materials. The data of this study were the utterance produced by Jusuf Kalla in the general debate of the 73rd session. The result of this study reveals that there are 99 utterances produced by Jusuf Kalla that belong to five classification of illocutionary acts by Searle (1979), namely: assertive or representative (38 utterances), directive (23 utterances), commissive (14 utterances), expressive (20 utterances), and declarative (4 utterances). The most dominant type of illocutionary act in the current study is assertive or representative because Jusuf Kalla uses his speech to convey information about Indonesia’s contribution in United Nations as well as to persuade the leader figures to more give contribution like Indonesia did. In this study, there are two possible perlocutionary effects of the dominant illocutionary acts. The first possible perlocutionary effect is that Indonesia has ranked seventh out of 124 countries contributing personnel to the United Nations peace mission.The second possible perlocutionary effect is that Indonesia get continue support from United States in maintaining international peace. The researcher suggests for the next researchers to identify the types of illocutionary act on the speech based on the gender of the speakers.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FIB/2019/240/051908698 |
Uncontrolled Keywords: | tindak tutur, tindak ilokusi, tindak perlokusi, sidang umum-speech acts, illocutionary acts, perlocutionary acts, general assembly. |
Subjects: | 400 Language > 401 Philosophy and theory; international languages > 401.9 Psychological principles, language acquisition, speech perception |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Inggris |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 11 Oct 2020 15:05 |
Last Modified: | 13 Oct 2023 02:42 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/175331 |
Text
Wahyu Novi Andhika.pdf Download (586kB) |
Actions (login required)
View Item |