Keadaan Salah Sangka Mengenai Diri Suami Atau Istri Sebagai Alasan Pembatalan Perkawinan.

Yulia, Nadia (2019) Keadaan Salah Sangka Mengenai Diri Suami Atau Istri Sebagai Alasan Pembatalan Perkawinan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam alasan-alasan hukum tertentu dapat menjadi dasar pengajuan pembatalan perkawinan kepada pengadilan, salah satunya yaitu terjadi salah sangka mengenai diri suami atau istri pada waktu berlangsungnya perkawinan. Alasan ini diatur dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan jo Pasal 72 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam, namun dalam ketentuan kedua pasal tersebut tidak terdapat penjelasan lebih lanjut mengenai makna salah sangka serta sifat dan bentuk keadaan yang dapat diklasifikasikan sebagai salah sangka mengenai diri suami atau istri. Oleh karena itu timbul berbagai interpretasi hakim dalam memeriksa serta memutus perkara pembatalan perkawinan dengan alasan salah sangka mengenai diri suami atau istri, sebagai akibat tidak adanya kejelasan mengenai bentuk keadaan salah sangka sebagai alasan pembatalan perkawinan. Penafsiran hakim terhadap makna salah sangka tersebut perlu secara seksama diteliti untuk mencegah terjadinya permasalahan serupa dalam lembaga perkawinan. Penelitian ini dilakukan untuk memahami dasar hukum putusan hakim terhadap perkara pembatalan perkawinan yang diteliti dari sisi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia serta untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam memutus perkara pembatalan perkawinan dengan alasan salah sangka mengenai diri suami atau istri tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka permasalahan hukum yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu: bagaimana penafsiran hakim terhadap alasan salah sangka mengenai diri suami atau istri yang tercantum dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan jo Pasal 72 ayat (2) Komilasi Hukum Islam sebagai dasar dalam memutus perkara pembatalan perkawinan. Untuk menjawab permasalahan diatas, penelitian hukum normatif ini menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus, dan pendekatan konseptual. Bahan-bahan hukum terkait dengan permasalahan yang diteliti diperoleh melalui studi kepustakaan. Selanjutnya bahan-bahan hukum yang telah dihimpun tersebut dianalisis dengan menggunakan metode interpretasi gramatikal dan interpretasi restriktif, sehingga dapat disampaikan dalam penulisan yang sistematis untuk menjawab isu hukum yang telah dirumuskan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diketahui bahwa dalam memutus perkara pembatalan perkawinan terkait, penafsiran hakim terhadap salah sangka mengenai diri suami atau istri sebagai alasan pembatalan perkawinan yaitu suatu keadaan dimana terdapat salah persangkaan atau kekeliruan terkait keadaan diri (identitas) pasangan kawin yang belum diketahui pada saat perkawinan dilangsungkan, sepanjang tidak menyangkut status sosial-ekonomi suami atau istri yang bersangkutan. Majelis hakim mempertimbangkan vi pula bahwa salah sangka mengenai diri suami atau istri yang dimaksud haruslah sebatas mengenai keadaan diri pasangan kawin yang menyebabkan tidak terpenuhinya syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan, dan/atau menyimpangi konsep perkawinan dalam Undang-Undang Perkawinan. Selanjutnya, terdapat unsur penipuan didalam ketentuan salah sangka mengenai diri suami atau istri pada Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Perkawinan jo Pasal 72 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam dikarenakan penipuan, dalam hal ini pemalsuan identitas, merupakan penyebab terjadinya keadaan salah sangka dalam perkawinan.

English Abstract

Based on the Marriage Law and Islamic Law Compilation certain legal reasons can be the basis for submitting a marriage annulment to the court, one of which is misjudgement against a husband or a wife during marriage. This reasoning is regulated in Article 27 Paragraph (2) of Act concerning Marriage jo Article 72 Paragraph (2) of Islamic Law Compilation, but in the provisions of the two articles there is no further explanation about the meaning of misjudgement and then the nature and form of the condition that can be classified as misjudgement against a husband or a wife. So, a variety of judges' interpretation arose in examining and deciding cases of marriage annulment for reasons of misjudgement against a husband or a wife, as a result of the lack of clarity about the form of misjudgement as the reason for the marriage annulment. The judge's interpretation of the meaning of the misjudgement needs to be carefully examined to prevent the occurrence of similar problems during marriage. This research was carried out to understand the legal basis of the judge's decision on the case of marriage annulment which was examined in terms of the prevailing laws and regulations in Indonesia and to determine the judges' consideration in deciding cases of marriage annulment for reasons of misjudgement against a husband or a wife Based on the above background, the legal issues raised in this study are: how is the judges’ interpretation on the misjudgement against a husband or a wife which is governed in Article 27 Paragraph (2) of Act concerning Marriage jo Article 72 Paragraph (2) of Islamic Law Compilation as a basis in delivering judgement over marriage annulment. To answer the above problems, this normative legal research uses a legislative approach, a case approach, and a conceptual approach. Legal materials related to the problems studied were obtained through library research. Furthermore, the legal materials that have been collected are analyzed using the method of grammatical interpretation and restrictive interpretation, so that it can be conveyed in systematic writing to answer legal issues that have been formulated. Based on the results of research and discussion, it can be seen that in deciding the case of related marriage annulment, the judge's interpretation of the misjudgement against a husband or a wife as a reason for marriage annulment is is a situation where there is a misunderstanding or error about the condition of the marriage partner's identity which is unknown at the time the marriage takes place, as long as it does not concern the socio-economic status of the person concerned. The limit for the misjudgement can be used as the reason for filing a marriage annulment if the misjudgement is limited to the condition of the marriage partner which causes unfulfilled marital conditions, and/or deviates from the definition of viii marriage in the Marriage Law. There is an element of fraud in the provisions of misjudgement against a husband or a wife in Article 27 Paragraph (2) of Act concerning Marriage jo Article 72 Paragraph (2) of Islamic Law Compilation because fraud (in this case identity forgery) is the cause of the misjudgement situation during marriage.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FH/2019/315/051908434
Uncontrolled Keywords: Pembatalan Perkawinan, Salah Sangka
Subjects: 300 Social sciences > 346 Private law > 346.01 Persons and domestic relations > 346.016 Marriage, partnerships, unions > 346.016 6 Divorce, annulment, separation > 346.016 65 Annulment
Divisions: Fakultas Hukum > Ilmu Hukum
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 15 Jul 2020 08:09
Last Modified: 05 Oct 2020 06:35
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/174660
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item