Herdanti, Ira Monica (2019) Batasan Hak Moral Pada Pencipta Karya Sinematografis Pada Tokoh Yang Dilahirkan Kembali (Reborn) (Analisis Yuridis Pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pada skripsi ini Peneliti mengangkat judul mengenai batasan hak moral pada pencipta karya sinematografis pada tokoh yang dilahirkan kembali (reborn) dari analisis yuridis pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman. Latar belakang pemilihan judul tersebut karena Peneliti ingin menganalisis dan memahami bagaimana batasan hak moral pada pencipta karya sinematografis pada tokoh reborn dari ketentuan pasal 5 UUHC terkait hak eksklusif berupa hak moral dan hak ekonomi pencipta dengan kasus film Benyamin Biang Kerok ciptaan Syamsul Fuad yang diproduksi oleh PT. Layar Cipta. Film tersebut di reborn kembali oleh oleh PT. Falcon Pictures melalui dengan cara membeli dari PT. Layar Cipta pada tahun 2010. Sebagian dari ciptaan telah dilakukan perubahan sehingga tidak original atau asli dan tanpa meminta persetujuan dari Syamsul Fuad sebagai pencipta asli yang memiliki hak moral atas ciptaan. Berdasarkan latar belakang diatas, skripsi ini mengangkat rumusan masalah sebagai berikut: “Apa batasan hak moral pada pencipta karya sinematografis pada tokoh yang dilahirkan kembali (reborn) berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman?” Untuk menganalisis permasalahan tersebut Peneliti menggunakan jenis penelitian Yuridis Normatif dengan menggunakan pendekatan peraturan perundang-undangan (Statute Approach), pendekatan konseptual (Conseptual Approach), dan pendekatan kasus (Case Approach), serta Peneliti akan menggunakan beberapa literatur yang akan dianalisis menggunakan metode interpretasi sistematis dan interpretasi gramatikal. Dari hasil penelitian dan analisis sesuai dengan metode diatas, maka Peneliti memperoleh hasil bahwa akibat hukum perubahan dari asli ciptaan dan perjanjian pengalihan ciptaan adalah menghilangkan hak moral pencipta dikarenakan dalam peralihan hak cipta harus mendapatkan persetujuan dari pencipta sebagai pemegang hak moral dan hak ekonomi. Pengubahan atau penggandaan suatu ciptaan tidak akan melanggar hak moral pencipta, selama menyebutkan atau mencantumkan sumber secara lengkap, kecuali bersifat komersial. Dalam peralihan hak atas suatu ciptaan yaitu hanya sebatas hak ekonominya saja, sedangkan hak moral tetap melekat pada diri penciptanya dan tidak dapat dialihkan. Sehingga apabila mengalihkan kembali suatu ciptaan dengan tanpa meminta persetujuan dari pencipta, maka peralihan ciptaan tersebut adalah batal demi hukum.
English Abstract
In this thesis the researcher raises the title of the limitation of moral rights to the creator of the cinematographic work on reborn figures from the juridical analysis of Article 5 of Law Number 28 Year 2014 concerning copyright and Law Number 33 of 2009 concerning Film. The title of the title was chosen because the researcher wanted to analyze and understand the limits of moral rights to the creators of cinematographic works on reborn figures from the provisions of article 5 UUHC related to exclusive rights in the form of moral rights and economic rights of the creator with the case of Benyamin Biang Kerok film created by Syamsul Fuad produced by PT. Layar Cipta. The film was reborn again by PT. Falcon Pictures through buying from PT. Layar Cipta in 2010. Some of the creations have been made so that they are not original or original and without asking for approval from Syamsul Fuad as an original creator who has moral rights to creation. Based on the above background, this thesis raises the formulation of the problem as follows: "What are the limits of moral rights to the creator of the cinematographic work on reborn figures based on Article 5 of Law Number 28 Year 2014 concerning Copyright and Law Number 33 Year 2009 About Film?" To analyze these problems the researcher used the Normative Juridical type of research using the Statute Approach, the Conceptual Approach, and the Case Approach, and the researcher would use some literature to be analyzed using the method of systematic interpretation and grammatical interpretation. From the results of research and analysis in accordance with the above method, the researcher obtains the result that the legal consequences of changes in original creations and agreements to transfer creations are to eliminate the creator's moral rights because the copyright transfer must get the author's approval as the holder of moral rights and economic rights. Changing or duplicating a work will not violate the moral rights of the creator, as long as it mentions or lists the source completely, except as commercial. In the transfer of rights to a work, it is only limited to its economic rights, while moral rights remain inherent in the creator and cannot be transferred. So that when transferring back a work without requesting approval from the creator, the transition of the work is null and void by law.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FH/2019/345/051908443 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 300 Social sciences > 346 Private law > 346.04 Property > 346.048 Intangible property > 346.048 2 Copyright |
Divisions: | Fakultas Hukum > Ilmu Hukum |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 14 Jul 2020 23:15 |
Last Modified: | 25 Sep 2020 14:49 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/174599 |
Actions (login required)
View Item |