Kompatibilitas Jamur Entomo-Akaripatogen Beauveria Bassiana Dengan Ekstrak Daun Sirih Hijau Terhadap Tungau Panonychus Citri

Ratvarah, Anna (2019) Kompatibilitas Jamur Entomo-Akaripatogen Beauveria Bassiana Dengan Ekstrak Daun Sirih Hijau Terhadap Tungau Panonychus Citri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tungau Panonychus citri (McGregor) (Acari: Tetranychidae) merupakan salah satu hama penting pada tanaman jeruk dan apel serta tanaman lain dari famili Rutaceae, Rosaceae, Euphorbiaceae, dan Vitaceae. Selama ini pengendalian tungau hama dilakukan melalui aplikasi insektisida kimia yang menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, organisme non-target, dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian tungau yang bersifat ramah lingkungan seperti pemanfaatan jamur entomo-akaripatogen Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin (Hypocreales: Cordycipitaceae). Namun, pendekatan tunggal pada pengendalian hama terpadu tidak selalu memberikan hasil yang optimal. Salah satu cara untuk optimalisasi pengendalian tungau adalah aplikasi jamur entomo-akaripatogen yang dipadukan dengan insektisida nabati ekstrak daun sirih hijau (EDSH) Piper betle Linnaeus (Piperaceae) melalui studi kompatibilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kompatibilitas dan keeratan hubungan antara kerapatan jamur B. bassiana 104, 105, dan 106 konidia/ml akuades dengan konsentrasi EDSH 0,5; 1,0; dan 2,0% serta memahami efektivitas dari kombinasi B. bassiana dengan EDSH terhadap P. citri yang meliputi mortalitas imago, jumlah telur, dan jumlah larva tungau. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Laboratorium Pengendalian Hayati, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan September 2017 hingga September 2018. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan yaitu uji kompatibilitas dan uji patogenisitas. Kombinasi perlakuan pada uji kompatibilitas terdiri dari 3 kerapatan jamur B. bassiana yaitu 104, 105, dan 106 konidia/ml akuades dengan empat konsentrasi EDSH yaitu 0,0 (kontrol); 0,5; 1,0; dan 2,0%. Uji kompatibilitas disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 12 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan sehingga terdapat 36 satuan percobaan. Variabel yang diamati pada uji kompatibilitas yaitu pertumbuhan koloni, jumlah konidia, dan perkecambahan konidia jamur B. bassiana. Sementara itu, perlakuan yang digunakan pada uji patogenisitas adalah tiga kerapatan jamur B. bassiana yang dikombinasikan dengan tiga konsentrasi EDSH ditambah dengan 1 kontrol menggunakan akuades steril. Uji patogenisitas disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 10 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 40 satuan percobaan. Total imago P. citri yang digunakan untuk uji patogenisitas dengan metode penyemprotan yaitu 400 tungau yang umurnya sama. Variabel yangii ii diamati pada uji patogenisitas yaitu mortalitas imago P. citri, jumlah telur dan larva tungau, serta gejala infeksi dari kombinasi B. bassiana dengan EDSH terhadap P. citri. Data kompatibilitas dan patogenisitas dihitung menggunakan analisis sidik ragam. Apabila respon dari perlakuan berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf kesalahan 5%. Data keeratan hubungan antara EDSH dan pertumbuhan koloni, jumlah konidia, serta perkecambahan konidia jamur B. bassiana dianalisis menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kerapatan jamur B. bassiana 104, 105, dan 106 konidia/ml akuades dengan konsentrasi EDSH 0,5; 1,0; dan 2,0% hasilnya kompatibel. Pertumbuhan koloni yang lebih besar, jumlah konidia yang lebih banyak, dan perkecambahan konidia yang lebih tinggi adalah pada kombinasi jamur B. bassiana 106 konidia/ml akuades dengan EDSH 0,5% yaitu masing-masing sebesar 2,86 cm; 51,00 × 105 konidia/ml akuades; dan 73,33% dibandingkan dengan EDSH 2,0%. Namun berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, tiga konsentrasi EDSH memberikan respon yang negatif terhadap pertumbuhan koloni, jumlah konidia, dan perkecambahan konidia jamur B. bassiana. Senyawa-senyawa toksin yang dihasilkan oleh EDSH berupa flavonoid, saponin, dan tanin sedikit membatasi pertumbuhan dan perkembangan jamur. Sementara itu, hasil dari uji patogenisitas menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi jamur B. bassiana dan EDSH, maka mortalitas imago tungau P. citri semakin tinggi serta jumlah telur dan larva tungau yang dihasilkan semakin sedikit. Kombinasi jamur B. bassiana 105 konidia/ml akuades dengan EDSH 2,00% menyebabkan kematian imago P. citri lebih tinggi yaitu sebesar 80,00% dibandingkan dengan EDSH 0,5% pada 120 jam setelah aplikasi.

English Abstract

The mite Panonychus citri (McGregor) (Acari: Tetranychidae) is one of the important pest in orange, apple, and other plants of the families Rutaceae, Rosaceae, Euphorbiaceae, and Vitaceae. The application of chemical insecticides had negative impacts to the environment, non-target organisms, and human health. Therefore, one of the alternative to mites control that environmentally friendly was needed such as the use of the entomo-acaripathogenic fungi Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin (Hypocreales: Cordycipitaceae). However, a single approach to integrated pest management did not always give the optimal results. One of the technique to optimize mite control was the application of entomo-acaripathogenic fungi combined with botanical insecticides of green betel leaf extract (GBLE) Piper betle Linnaeus (Piperaceae) through the compatibility study. The objectives of this research were to examine the compatibility and relation between B. bassiana fungi densities of 104, 105, and 106 conidia/ml of aquadest with GBLE concentrations of 0,5; 1,0; and 2,0% and know the effectiveness the combination of B. bassiana fungi with GBLE against P. citri therefore indicated by the mortality of adults, number of eggs, and number of larvaes produced. This research was conducted in the Laboratory of Plant Pest and Laboratory of Biological Control, Department of Pest and Plant Disease, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang, in September 2017 to September 2018. The research consisted of two experiments namely compatibility and pathogenicity test. The combination of treatments in the compatibility test consisted of three B. bassiana fungi densities of 104, 105, and 106 conidia/ml of aquadest with four GBLE concentrations of 0,0 (control); 0,5; 1,0; and 2,0%. The compatibility tests arranged in Completely Randomized Design with 12 treatment combinations and replicated 3 times, therefore there were 36 experimental units. The variables observed in the compatibility test were colony growth, conidia sporulation, and conidia germination of B. bassiana fungi. Meanwhile, the treatment used in the pathogenicity test were three densities of B. bassiana fungi combined with three concentrations of GBLE as mentioned above, and sterile aquadest as a control. The pathogenicity tests arranged in Randomized Block Design with 10 treatments and replicated 4 times, therefore there were 40 experimental units. Total of adults P. citri used for pathogenicity test with spraying method (contact method) were 400 mites of the same age. The variables observed in the pathogenicity test were the mortality of adults P. citri, number ofiv iv eggs and larvaes produced, and symptoms of infection from the combination of B. bassiana fungi and GBLE against P. citri. The data on compatibility and pathogenicity were calculated using analysis of variance. If the response from the treatments were significantly different, then they were followed by the Duncan test at an error level of 5%. The closeness data of relationship between GBLE and colony growth, conidia sporulation, and conidia germination of B. bassiana fungi were analyzed using simple linear regression. The results of research showed that the combinations of B. bassiana fungi densities of 104, 105, and 106 conidia/ml of aquadest with GBLE concentrations of 0,5; 1,0; and 2,0% the results were compatible. The higher colony growth, conidia sporulation, and conidia germination were in the combination of B. bassiana fungi of 106 conidia/ml of aquadest with GBLE of 0,5% which was each 2,86 cm; 51,00 × 105 conidia/ml of aquadest; and 73,33% compared to GBLE of 2,0%. However based in the results of simple linear regression analysis, three concentrations of GBLE responded negatively to the colony growth, conidia sporulation, and conidia germination of B. bassiana. The toxins produced by GBLE were flavonoid, saponin, and tannin which limited growth and development of fungi. Meanwhile, the results of the pathogenicity test showed that the higher concentration of B. bassiana fungi and GBLE, the higher mortality of adults P. citri and the fewer number of eggs and larvaes produced. The combination of B. bassiana fungi of 105 conidia/ml of aquadest with GBLE of 2,00% cause to higher mortality of adults P. citri at 80,00% compared to GBLE of 0,5% at 120 hours after application.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/661/05197435
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 632 Plant injuries, diseases, pests > 632.6 Animal pests > 632.654 2 Animal pests (Mites)
Divisions: Fakultas Pertanian > Hama dan Penyakit Tanaman
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:24
Last Modified: 24 Aug 2020 07:24
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173861
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item