Indriani, Annisa Nurfazrina (2019) Penentuan Masak Fisiologis Biji Pare (Momordica charantia L.) sebagai Syarat Benih Bermutu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pare (Momordica charantia L.) Termasuk keluarga cucurbitaceae atau timun-timunan. Pare merupakan jenis tanaman yang merambat. Pare dapat tumbuh di lingkungan beriklim tropis dan subtropis. Pare dapat tumbuh pada ketinggian hingga 1000 mdpl dengan suhu minimum 18ºC, suhu optimum pertumbuhan tanaman pare berkisar antara 24-37ºC. Pare merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi di Indonesia, meskipun memiliki rasa yang pahit. Pada proses budidaya pare sebaiknya dilakukan uji mutu benih terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas dari benih yang akan digunakan. Mutu benih adalah mutu yang disandang oleh benih yang mencakup mutu fisiologis, fisik, dan genetik. Uji mutu benih dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan seragam dan serentak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan masak fisiologis benih pare sebagai standar penentuan waktu panen. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah waktu masak fisiologis tanaman pare (Momordica charantia L.) diperkirakan 22-36 hsp (hari setelah pembungaan). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Juni 2018. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan ketinggian tempat ± 460 mdpl, suhu minimum 27oC dan maksimum 28oC. Penelitian ini menggunakan dua rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL). RAK digunakan untuk produksi benih yang terdiri dari 9 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 22 tanaman, sehingga jumlah benih yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 648 benih. RAL digunakan untuk uji fisiologis benih dengan benih sebanyak 50 benih. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penentuan waktu panen didasari oleh tingkat kemasakan buah yang berbeda. Sampel terdiri dari 5 buah yang diambil secara acak sesuai dengan tingkat kemasakan buah. Tingkat kemasakan buah yang dikehendaki pada penelitian ini terdiri dari 9 taraf yaitu: 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34 dan 36 hsp (hari setelah pembungaan). Uji fisiologis terlebih dahulu dengan cara uji viabilitas menggunakan metode Uji Kertas Digulung dalam Plastik Didirikann yang setiap perlakuannya terdapat 50 benih. Variabel pengamatan yang digunakan untuk produksi benih meliputi : jumlah tanaman tumbuh, bobot buah per tanaman (g), jumlah buah per tanaman, jumlah buah per plot , bobot buah per plot (kg), panjang buah (cm), diameter buah (cm). Variabel pengamatan yang digunakan untuk uji mutu fisiologis benih meliputi daya berkecambah, laju perkecambahan, keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh, ukuran bjii, bobot 100 biji dan kadar air. Vigor benih: vigor (kecambah kuat), kecambah kurang kuat, kecambah abnormal dan kecambah mati. Analisis data menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila hasil yang didaptkan berbeda nyata, maka dilanjutkan dengan uji DMRT dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada antar perlakuan. Benih dengan masak fisiologis terbaik adalah benih yang dipanen pada ii umur panen 28, 30, 34 dan 36 hsp. Hal ini ditunjukkan dengan uji viabilitas dan uji vigor. Daya berkecambah dalam keadaan maksimum pada umur panen 28, 30, 34 dan 36 hsp, dimana rata-rata nilai daya berkecambah pada umur panen 28 hsp 80%, 30 hsp 80,50%, 34 hsp 80% dan 36 hsp 82%. Vigor dalam keadaan maksimum pada umur panen 28, 30, 34 dan 36 hsp, dimana rata-rata nilai vigor pada umur panen 28 hsp 74,5%, 30 hsp 75,5%, 34 hsp 76% dan 36 hsp 76,5%. Sedangkan viabilitas benih meningkat sebelum benih masak fisiologis, yaitu pada umur panen 26 hsp, dimana viabilitas dalam keadaan maksinun.
English Abstract
Bitter guard (Momordica charantia L. ) is a plant from cucurbitaceae family. Bitter guard is a type of vines. Bitter guard can grow in tropical and subtropical environment. Bitter guard can grow at an altitude of up to 1000 mdpl with a minimum temperature of 1 8ºC. The optimum temperature of bitter guard grow 24-37ºC. Bitter guard is one of vegetable that is widley consumed in Indonesia, even though it has a bitter taste. In cultivation process the seed quality. should be tested first to determine the quality of the seeds to be used. Seed quality is the quality carried by seed which includes physiological, physical, and genetic quality . Seed quality tests are carried out so that the cultivated plants can grow uniformly and simultaneously. The purpose of this study was to determine the ripe of bitter melon seeds as a standard to determine harvest time. The hypothesis of this study is the ripe physiological time of the bitter melon plant (Momordica charantia L. ) is estimated at 22-36 hsp (days after flowering). This research has been held in January - June 2018. This research was conducted in the Experimental Field of the Agriculture Faculty, Brawijaya University, Jatimulyo Village, Lowokwaru Subdistrict, Malang Regency, East Java, with altitude of ± 460 mdpl, minimum temperature of 27 o C and maximum temperature of 28 o C. This study used two experimental designs, Randomize Block Desaign (RBD) and Complete Random Design (CRD) was used for seed production consisting of 9 treatments and 4 replications. Each replication consisted of 22 plants, so that the number of seeds used in this study was 648 seeds. While (CRD) was used for physiological tests of seeds with 50 seeds harvested . Based on the research, determination of harvest time is based on the different fruist ripe levels. The sample consists of 5 fruits taken randomly according to the fruit ripe level. The desired level of fruit ripe from this study consists of 9 levels, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34 and 36 hsp (Days after flowering). The determination of the best harvesting time was done by physiological test by viability test using the method rolled paper stood in plastic with 50 seeds for each. The Observation variables used for seed production include number of plants growing, fruit weight per plant (g) , number of fruits per plant, number of fruits per plot, fruit weight per plot (kg) , fruit length (cm) , fruit diameter (cm). The observation variables used for physiological quality tests of seeds include: germination, germination rate, simultaneity grow, speed grow, indeks vigor, seed size, weight of 100 seeds and water content. Seed vigor: vigor, less vigor, non vigor/abnormal and death vigor. The data were analyzed using an variance analysis (F test) at 5% level to determine the effect of treatment. If the result is significantly different then the DMRT test with a level of 5% is continued. iv The result of this study, the best physiologically ripe seeds are seeds harvested at 28, 30, 34 and 36 adh (after days harvesting). The results showed that there were significant differences between treatments. This is indicated by the viability test and the vigor test. Maximum germination of power at harvest ages 28, 30, 34 and 36 dah, where the average value of germination at 28 dah 80%, 30 dah 80.50%, 34 dah 80% and 36 dah 82%. Vigor is in a maximum condition at the age of harvest 28, 30, 34 and 36 dah, where the average vigor value at harvest age is 28 dah 74.5%, 30 dah 75.5%, 34 dah 76% and 36 dah 76.5% . While the viability of seeds increases before physiological maturity of the seeds, ie at the age of 26 dah harvest, where the viability is in a maximal state.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FP/2019/768/051907715 |
Uncontrolled Keywords: | - |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.6 Edible garden fruits and seeds |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 24 Aug 2020 07:24 |
Last Modified: | 24 Aug 2020 07:24 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173797 |
Actions (login required)
View Item |