Kekuatan Ekologi Sosial Masyarakat Daerah Penyangga Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo (Studi di Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu).

Lastiur, Dame (2019) Kekuatan Ekologi Sosial Masyarakat Daerah Penyangga Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo (Studi di Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Dusun Jurang Kuali merupakan salah satu dusun yang menjadi daerah penyangga bagi kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo. Dusun Jurang Kuali secara administrasi masuk ke dalam Desa Sumberbrantas yang telah dikenal sebagai sentral pertanian hortikultura. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, wilayah yang berbatasan dengan kawasan suaka alam ditetapkan sebagai daerah penyangga. Menurut Listyarini, Nindya Sari, Fauzul Rizal Sutikno (2011), Desa Sumberbrantas tercatat sebagai salah satu titik lahan kritis di Kota Batu, sebab sebagian besar penggunaan lahannya adalah untuk pertanian hortikultura yang memiliki tingkat erosi sangat tinggi, karena masyarakat umumnya menggunakan pola tanam di lahan pertaniannya dengan kurang tepat. Pada tahun 1992 usai ditetapkan oleh Presiden Soeharto menjadi Tahura, tidak memungkiri masih terdapat tingginya aktivitas masyarakat yang dilakukan di dalam kawasan hutan, misal seperti perburuan kayu, satwa, kebakaran hutan maupun kegiatan vandalisme lainnya. Sebagai contoh pada tahun 1998, adanya kawasan Tahura yang mengalami penjarahan sekitar 614 Ha, sehingga berdampak pada berkurangnya lahan hutan, dan dampak jangka panjang terjadi pada tahun 2003 yaitu datangnya bencana banjir bandang. Adanya peraturan dan sanksi tegas telah dirangkum dalam Pasal 50 UU No. 41 Tahun 1999. Namun, berdasarkan data Bidang PKHKA Dinas Kehutanan Provinsi Jatim (2017), masih terdapat sekitar 410,40 Ha kawasan hutan yang mengalami kebakaran dan juga turut mengamankan luas areal 13.045,80 Ha dikarenakan tingginya intensitas pencurian rebung bambu, perburuan satwa dan illegal loging. Perlunya pengaturan pemanfaatan lahan di daerah penyangga Dusun Jurang Kuali agar menghindari aktivitas perambahan hutan oleh masyarakat, serta upaya perlindungan kawasan hutan yang penting ialah kegiatan pemberdayaan bagi masyarakat khususnya yang berada di sekitar wilayah hutan untuk ikut berpartisipasi terhadap upaya pelestarian hutan. Penelitian ini dinilai penting karena Dusun Jurang Kuali memiliki banyak aset di dalamnya yang belum dimanfaatkan secara bijak, sehingga peneliti ingin mengetahui macam-macam aset yang terdapat pada dusun ini, kemudian menganalisis kekuatan ekologi-sosial yang telah diperoleh dari adanya aset-aset tersebut, serta mendeskripsikan bagaimana keterlibatan para stakeholder dalam bekerjasama memanfaatkan kawasan Tahura tanpa mengurangi fungsi desa sebagai daerah penyangga kawasan Tahura Raden Soerjo Kota Batu untuk mewujudkan kawasan hutan yang lestari dan dapat meningkatkan keberlanjutan pertanian di Dusun Jurang Kuali, Desa Sumberbrantas sebagai sektor yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat. Penelitian dilaksanakan pada Januari 2019 hingga Maret 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif ii dengan menggunakan Key Informan dan beberapa Informan untuk mendukung data. Hasil penelitian ini adalah (1) Kekuatan hubungan antara; (a) ekologi-sosial di Taman Hutan Raya Raden Soerjo dikatakan lemah, hal tersebut terlihat dari kurangnya intensitas pemberdayaan masyarakat dalam upaya menjaga keutuhan ekologi disekitar kawasan hutan; (b) ekologi-ekonomi dapat dikatakan kuat, terlihat dari banyaknya potensi alam yang digunakan pemerintah setempat dalam rangka membantu perekonomian masyarakat yang turut berjualan disekitar kawasan wisata; (c) ekonomi-sosial ialah kuat, dimana zona penyangga diluar kawasan hutan dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang dominan berprofesi sebagai petani; (d) ekologi-sosial-ekonomi dikatakan baik dikarenakan adanya zona pemanfaatan tradisional yang diberikan pemerintah untuk menunjang aktivitas pertanian masyarakat guna menghindari perambahan hutan; (2) Bentuk pengaturan pemanfaatan lahan disekitar kawasan Taman Hutan Raya dibagi berdasarkan blok yang terdiri dari Blok Perlindungan, Blok Koleksi Tumbuhan dan Satwa, Blok Pemanfaatan Intensif, Blok Pemanfaatan Tradisional dan Blok Rehabilitasi.; (2) Bentuk pengaturan pemanfaatan lahan disekitar kawasan Taman Hutan Raya dibagi berdasarkan blok yang terdiri dari Blok Perlindungan, Blok Koleksi Tumbuhan dan Satwa, Blok Pemanfaatan Intensif, Blok Pemanfaatan Tradisional dan Blok Rehabilitasi. (3) Adapun peran stakeholders yang menjadi aktor dominan dalam mendukung aktivitas masyarakat di Dusun Jurang Kuali antara lain; (a) Peran stakeholder sebagai Policy Creator adalah Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian; (b) Koordinator adalah BAPPEDA; (c) Fasilitator yaitu Tim Penyuluh dari masing-masing Dinas; (d) Implementator ialah seluruh masyarakat di dalam kelompok; (e) Akselerator yaitu Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian.

English Abstract

Jurang Kuali Hamlet is one of the hamlets which is as a buffer zone for Raden Soerjo Great Forest Park. Jurang Kuali Hamlet is administratively included into Sumberbrantas Village, which has been known as a central horticulture farm. Based on the Law of the Republic of Indonesia Number 5 of 1990 concerning to Conservation of Biological Resources and their Ecosystems, the area that bordering to the natural reserve is designated as a buffer zone. According to Listyarini, Nindya Sari, Fauzul Rizal Sutikno (2011), Sumberbrantas Village is listed as one of the critical land points in Batu City, because most of its land use is for horticultural agriculture which has very high erosion rates, because the society generally uses cropping patterns on their farms inappropriately. In 1992, after being determined by President Soeharto to become Tahura, it was not denied that there was still a high level of community activities carried out in forest areas, such as hunting of wood, animals, wildfire and other vandalism activities. For the example in 1998, the area of Tahura which was looted was around 614 ha, resulting in a reduction in forest land, and long-term impact occurred in 2003, it is a flood disasters. The existence of strict regulations and sanctions has been summarized in 50 Clause of Law No. 41 of 1999. However, based on data from the East Java Province Forestry Service PKHKA Field (2017), there are still around 410.40 ha of forest areas that have been affected by fires and also securing 13,045.80 hectares due to the high intensity stealing of bamboo shoots, poaching and illegal logging. Buffer zone of Jurang Kuali Hamlet needs land use arrangements to avoid forest encroachment activities by the society, as well as efforts to protect important forest areas are empowerment activities for the society, especially those around the forest area to participate in forest conservation efforts. This research is considered important because Jurang Kuali Hamlet has many assets that have not been used wisely, so researcher wants to know the various assets contained in this hamlet, then analyze the ecological-social strength that has been obtained from the existence of these assets, and describing how the involvement of stakeholders in collaborating to use the Tahura area without reducing the function of the village as a buffer zone of the Raden Soerjo Great Forest Park to create a sustainable forest area and can improve agricultural sustainability in Jurang Kuali Hamlet, Sumberbrantas Village as a sector which is the societies main livelihood. The study was conducted in January 2019 until March 2019. This type of research is qualitative research using Key Informants and some Informants to support data. The results of this study are (1) Strength of the relationship between; (a) the social-ecology in the Raden Soerjo Forest Park is weak, it can be seen from the lack of intensity of community empowerment in an effort to maintain ecological integrity around the forest area; (b) the ecology-economy can be said to be strong, it can be seen from the many natural potentials that are used by the local government in order to help the economy of the people who participate in iv selling around the tourist area; (c) the social-economy is strong, where the buffer zone outside the forest area is used as agricultural land in order to meet the needs of the dominant community who work as farmers; (d) ecology-socio-economics are good because of the existence of traditional use zones given by the government to support community agricultural activities to avoid forest encroachment; (2) The form of regulation of land use around the area of the Forest Park is divided based on blocks consisting of Block Protection, Plant and Animal Collection Blocks, Intensive Use Blocks, Traditional Use Blocks and Rehabilitation Blocks; (2) The form of arrangement of land use around the area of the Forest Park is divided based on blocks consisting of Block Protection, Plant and Animal Collection Blocks, Intensive Use Blocks, Traditional Use Blocks and Rehabilitation Blocks; (3) The role of stakeholders who as a dominant actors in collaborating to support agricultural activities in Jurang Kuali Hamlet includes; (a) The role of stakeholders as Policy Creator are Departemen of Forestry and Departemen of Agricultural; (b) The Coordinator is BAPPEDA; (c) The facilitator is the Extension Team; (d) The implementer is the entire community in the group; (e) Accelerator is Departemen of Forestry and Departemen of Agricultural too.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/227/051906970
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.7 Land, recreational and wilderness areas, energy > 333.78 Recreational and Wilderness areas > 333.784 Specific kinds of recreational and wilderness areas
Divisions: Fakultas Pertanian > Sosial Ekonomi Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:19
Last Modified: 30 Mar 2023 05:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173714
[thumbnail of Dame Lastiur (2).pdf] Text
Dame Lastiur (2).pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item