Dwijanarko, Fajar (2019) Pengaruh Waktu dan Tingkat Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai besar (Capsicum annuum L.) Var. Gada MK. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabai mengandung zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosfor, besi, vitamin dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, flavenoid dan minyak esensial (Ardhayati, 2010). Oleh sebab itu buah cabai tergolong sayuran multiguna yang mempunyai prospek baik di dalam maupun luar negeri. sayuran multiguna yang mempunyai prospek baik di dalam maupun luar negeri. Menurut BPS Indonesia (2016) dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2018), produksi cabai besar di jawa timur mengalami fluktuasi yaitu pada tahun 5 tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 yaitu 101.691 ton, kemudian mengalami kenaikan pada tahun 2014 menjadi 111.022 ton, pada tahun 2015 mengalami penurunan yang signifikan yaitu 91.135 ton, pada tahun 2016 produksi cabai besar berangsur kembali mengalami kenaikan yaitu 95.541 ton, dan tahun 2017 menjadi 100.977 ton. Hal ini membuktikan bahwa produktivitas tanaman cabai besar mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun karena beberapa factor yaitu mulai dari faktor genetik dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi produktivitas tanaman tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman tersebut adalah air. Air merupakan komponen penting bagi berlangsungnya berbagai proses fisiologi tanaman. Pada musim kemarau, peningkatan suhu menyebabkan suhu tanah tinggi, kelembaban tanah rendah dan mengakibatkan kehilangan air melalui penguapan, Sehingga pertumbuhan tanaman cabai besar kurang optimal oleh karena itu air berperan penting dalam pertumbuhan dan hasil dari tanaman cabai. . Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan April hingga September di Green House Batu, Sidomulyo, Batu, Jawa Timur. Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lahan ini terletak di ketinggian ± 525 mdpl. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Penelitian ini dilakukan dengan percobaan non faktorial yang disusun dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diberikan adalah tingkat pemberian air, yaitu : A0 : 100% KL Pada masa vegetatif dan 100% KL pada masa generative atau sampai panen, A1: 100% KL Pada masa vegetatif dan 75% KL sampai panen, A2 : 100% KL Pada masa vegetatif dan 50% sampai panen, A3 : 75% KL Pada masa vegetatif dan 75% KL sampai panen A4 : 75% KL Pada masa vegetatif dan 50% KL sampai panen, A5 : 50% Pada masa vegetatif dan 100% KL sampai panen. Dengan ulangan 4 kali. Sehingga terdapat 24 petak percobaan. Sehingga didapatkan hasil yaitu 240 tanaman. Data hasil pengamatan di analisis dengan menggunakan analisis ragam berdasarkan uji taraf 5%, apabila terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan Uji BNT. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh antara waktu dan tingkat pemberian air dan tingkat pemberian air. Perlakuan tersebut memberikan pengaruh nyata pada berbagai variable pengamatan antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah buah, bobot buah dan bobot segar tanaman. Hasil pengamatan menunjukan bahwa pada perlakuan kisaran 75% KL – 100% KL pada fase vegetatif dan generatif umumnya mengalami peningkatan pada pertumbuhan dan hasil, kecuali pada pemberian air 50% KL fase generatif menunjukan penurunan. Berdasarkan penjelasan diatas perlakuan waktu dan tingkat pemberian air pada tanaman cabai dibawah kebutuhan air normal tanaman atau kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan hasil tanaman cabai. Tanaman cabai yang kekurangan air pada fase vegetatif dan generatif akan berdampak pada hasil yang rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Islami dan Utomo (1995), yang menyatakan bahwa cekaman air yang terjadi secara terus menerus akan menurunkan hasil tanaman, kualitas tanaman, dan bahkan tanaman gagal membentuk hasil. Dengan demikian tanaman cabai dapat tumbuh dan memberikan hasil yang optimal pada pemberian air yang cukup dan tidak mengalami cekaman air.
English Abstract
The red chili (Capsicum annuum L.) is one of horticultural commodities that has important economic value in Indonesia. Chili contains essential nutrients for human health such as protein, fat, carbohydrates, calcium, phosphorus, iron, vitamins and alkaloid compounds such as capsaicin, flavenoid and essential oils (Ardhayati, 2010). Therefore, chili peppers belong to multipurpose vegetables that have good prospects both at home and abroad. According to BPS Indonesia (2016) and the Directorate General of Horticulture (2018), large chili production in East Java experienced fluctuations, namely in the last 5 years, namely in 2013, namely 101,691 tons, then increased in 2014 to 111,022 tons, in 2015 experienced a significant decrease of 91,135 tons, in 2016 large chili production gradually increased, which was 95,541 tons, and in 2017 to 100,977 tons. One of the factors that influence the plant growth process is water. Water is an essential component of the ongoing physiological processes of plants. In the dry season, the increase in temperature causes high soil temperatures, low soil moisture and leads to loss of water through evaporation, So that the growth of large chili plants is less optimal therefore water plays an important role in the growth and yield of pepper plant And one of the efforts to increase the yield of red chili is to use the quality seed of a variety. varieties consist essentially of hybrid and non-hybrid (local) varieties, each of which has several advantages and disadvantages. With this problem, a research aimed to determine the level of water that is most effective in some varieties on the growth and results of large chili. This research will be conducted in April – September 2018 at Green House Batu, Sidomulyo, Batu, East Java. This land is located at an altitude of ± 525 mdpl. This research was conducted by factorial experiment which was arranged with Randomized Block Design (RAK). The factor is the various levels of water (P) consisting of three levels, : A0 : 100% KL in phase vegetative dan 100% KL until harvesting, A1 : 100% KL phase vegetative dan 75% KL until harvesting, A2 : 100% KL phase vegetative dan 50% KL until harvesting, A3 : 75% KL phase vegetative dan 75% KL until harvesting A4 : 75% KL phase vegetative dan 50% KL in until harvesting, A5 : 50% KL phase vegetative dan 100% KL until harvesting. With replicates 4 times. So there are 24 plots of experiment. So the result is 240 plants. Data of observation result in analysis by using variance analysis based on 5% level test, if there is real difference then continued with BNT. The results of the study show that there is an influence between the time and level of water supply and the level of water supply. The treatment had a significant effect on various observation variables including plant height, leaf number, leaf area, number of fruits, fruit weight and fresh weight of plants. The results of the observation showed that in the treatment range of 75% KL - 100% KL in the vegetative and generative phases generally experienced an increase in growth and yield, except in the provision of water 50% KL of the generative phase showed a decrease. Based on the explanation above, the treatment of time and level of water supply in chili plants under the normal water needs of plants or lack of water can inhibit the growth and development of chilli plants. Chili plants that lack water in the vegetative and generative phases will have low yields. This is in accordance with the opinion of Islam and Utomo (1995), which states that water stress that occurs continuously will reduce crop yields, plant quality, and even plants fail to produce results. Thus the chili plants can grow and provide optimal results in the provision of sufficient water and do not experience water stress.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FP/2019/642/051907416 |
| Uncontrolled Keywords: | - |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 633 Field and plantation crops > 633.8 Other crops grown for industrial processing > 633.84 Hot spices |
| Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
| Depositing User: | soegeng sugeng |
| Date Deposited: | 24 Aug 2020 07:19 |
| Last Modified: | 24 Aug 2020 07:19 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173705 |
Actions (login required)
 |
View Item |