Perencanaan Perawatan Mesin Stone Crusher Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II

Puspitasari, Mita (2017) Perencanaan Perawatan Mesin Stone Crusher Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Berkembangnya bisnis properti dan meningkatnya pemakaian beton siap pakai saat ini,mempengaruhi perusahaan PT. Varia Usaha Beton untuk memiliki kondisi mesin yang baik guna mencapai target produksi yang diinginkan, serta menghasilkan produk yang sesuai dengan ketentuan perusahaan, oleh karena itu diberlakukan proses pemeliharaan yang terencana pada setiap mesin. Hal ini bertujuan untuk menjaga performansi mesin dalam menunjang kelancaran proses produksi agar tetap bekerja sebagaimana fungsinya dan produk dapat dihasilkan tepat waktu dengan kualitas yang baik. Berdasarkan data yang telah ada, mesin yang dikatakan mempunyai waktu downtime paling tinggi terdapat pada mesin sekunder crusher sebanyak 1.215 jam atau 72.900 menit. Mesin sekunder crusher ini berfungsi untuk memecahkan batuan alam menjadi ukuran yang lebih kecil mencapai 6 inci. Kapasitas yang ditampung dalam mesin sekunder crusher sebanyak 0-65 ton dan dapat memproduksi 100-125 ton/jam. Mesin sekunder crusher dapat menerima feed material berukuran sampai dengan 25 cm. Permasalahan yang terjadi adalah adanya breakdown saat proses produksi berlangsung sehingga mengakibatkan terhambatnya proses produksi dan tingginya downtime pada mesin sekunder crusher, serta tidak adanya identifikasi biaya kerusakan pada setiap aktivitas perawatan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penyelesaian Reliability Centered Maintenance (RCM) II untuk melakukan perencanaan maintenance mesin sekunder crusher di PT. Varia Usaha Beton yang berpotensi mengalami downtime tinggi saat proses produksi berlangsung. Metode RCM II dipilih karena memiliki kelebihan dalam menentukan program pemeliharaan. Pemeliharaan ini difokuskan pada komponen atau mesin kritis. Serta dapat mengeliminasi kegiatan perawatan yang tidak diperlukan. Reliability Centered Maintenance (RCM) II merupakan metode penggabungan analisa kualitatif dan kuantitatif dalam penentuan program pemeliharaan (Moubray, 1997). Semuanya akan dicantumkan ke dalam Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) diagram dan RCM II Decision diagram yang tergabung dalam RCM II Decision Worksheet. Hasil perhitungan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada komponen mesin sekunder crusher 3, maka komponen belt pulley ini menghasilkan nilai yang paling tinggi yaitu rank severity sebesar 6, occurance sebesar 4 dan detection sebesar 7, sehingga nilai RPN yang dihasilkan oleh komponen belt pulley adalah 168. Berdasarkan rancangan aktivitas pemeliharaan yang tepat dalam bentuk RCM II Decision Worksheet maka kerusakan komponen belt pulley dilakukan tindakan scheduled discard task dengan interval waktu perawatan sebesar 78,5 jam. Belt Pulley estimasi total biaya perawatan sebelum menggunakan interval perawatan dan rata-rata MTTF baru sebesar Rp. 1.048.455.222 sedangkan estimasi total biaya sesudah sebesar Rp. 4.789.317.032 Berdasarkan hasil estimasi total biaya didapatkan biaya lebih rendah jika menggunakan perawatan interval. Hal ini berarti jika memilih total estimasi biaya sebelum menggunakan interval perawatan maka kerusakan yang terjadi akan tetap sama. Sedangkan jika memilih total estimasi biaya sesudah menggunakaninterval perawatan maka diharapkan kerusakan yang terjadi dapat diminimalisir sehingga diharapkan keandalan mesin dapat meningkat dengan resiko biaya yang dikeluarkan lebih besar .

English Abstract

The development of property business and the increasing use of ready-mixed concrete at present, affect the PT. Varia Usaha Beton to have a good machine condition to achieve the production target, and produce the product in accordance with the company's provisions, therefore applied a planned maintenance process in every machine. It aims to maintain the performance of the machine in supporting the production process very well in order to keep working as the function and the product can be produced on time with good quality. Based on existing data, the engine which is have the highest downtime contained in the secondary crusher machines as much as 1.215 hours or 72 900 minutes. Secondary crusher machine is working to splitting the natural rock into smaller sizes up to 6 inches. Capacity accommodated in the secondary crusher machines as much as 0-65 tonnes and can produce 100-125 tons / hour. Secondary crusher machine can accept material feed size up to 25 cm. The problem that occurs is the breakdown during the production process takes place, which cause the production process is interrupted and secondary crusher ‘s downtime on the machine higher. In this research, researchers used the method of settling Reliability Centered Maintenance (RCM) II to perform maintenance planning secondary crusher machine in PT. Varia Usaha Beton which potentially get high downtime during the production process takes place. The RCM II method is chosen because it has advantages in determining the maintenance program. This maintenance is focused on critical components or machines. And can eliminate maintenance activities that are not needed. Reliability Centered Maintenance (RCM) II is the incorporation method of qualitative and quantitative analysis in the determination of the maintenance program (Moubray, 1997). Everything will be imprinted into the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and RCM II diagram Decision diagram incorporated in the RCM II Decision Worksheet. The calculation result Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) on engine components secondary crusher 3, so the components of the belt pulley produces the highest scores that rank the severity of 6 occurance of 4 and detection by 7, so that the value of the RPN generated by components belt pulley is 168. Based on the design of appropriate maintenance activities in the form of RCM II Decision Worksheet then the damage belt pulley action component scheduled discard task at intervals of 78.5 hours of treatment time. Belt Pul leyestimated total cost of treatment before using the maintenance interval and the average new MTTF Rp. 944.631.778 while the estimated total cost after the amount of Rp. 4789317032 Based on the estimated total cost is obtained at lower cost if using maintenance interval and the average new MTTF. This means permanent reliability at a lower cost.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2017/633/051707226
Uncontrolled Keywords: Reliability Centered Maintenance (RCM) II, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Estimasi Total Biaya
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 620 Engineering and allied operations > 620.004 Design, testing, measurement, quality, maintenance, repair > 620.004 6 Maintenance and repair
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Industri
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 28 Aug 2017 01:28
Last Modified: 18 Nov 2024 04:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/1737
[thumbnail of MITA PUSPITASARI.pdf] Text
MITA PUSPITASARI.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item