Analisis Usahatani Jambu Biji (Psidium Guajava) Dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani (Kasus Di Desa Karangsono, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar)

Dewantari, Annisa Refi (2019) Analisis Usahatani Jambu Biji (Psidium Guajava) Dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani (Kasus Di Desa Karangsono, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tujuan akhir (goal) dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh masukan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan rumah tangga petani melalui analisis usahatani jambu biji di Desa Karangsono, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Jambu biji merupakan salah satu buah andalan yang diusahakan oleh Kecamatan Kanigoro sebagai salah satu sentra penghasil buah di Kabupaten Blitar. Mayoritas masyarakat Desa Karangsono mengusahakan komoditas belimbing, namun pada tahun 2010 masyarakat desa beralih untuk menanam komoditas jambu biji yang dirasa lebih menguntungkan untuk diusahakan serta dapat meningkatkan pendapatan petani di Desa Karangsono bahkan pada tahun 2004 mendirikan wisata “Kampung Jambu Karangsono”. Penigkatan pendapatan juga berpengaruh terhadap pola konsumsi yang akan lebih beragam sehingga konsumsi pangan yang bernilai gizi tinggi juga turut meningkat. Konsumsi pangan merupakan kebutuhan dasar dalam pemantapan kebutuhan yang bertujuan untuk mencapai ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Masih adanya wilayah di Kabupaten Blitar yang mengalami kerawanan pangan terlihat dari masih cukup banyak penduduk di beberapa kecamatan yang tergolong keluarga pra sejahtera yang disebabkan oleh minimnya akses ekonomi atau rendahnya daya beli masyarakat pada wilayah tersebut. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Sejauh mana pendapatan usahatani jambu biji dapat meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga petani jambu biji di daerah penelitian”. Secara rinci permasalahan penelitian tersebut dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pendapatan petani jambu biji pada rumah tangga petani di daerah penelitian? 2. Seberapa besar pendapatan usahatani jambu biji berkontribusi dalam pendapatan rumah tangga petani di daerah penelitian? 3. Bagaimana tingkat konsumsi pangan rumah tangga petani berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi (TKE) dan Tingkat Kecukupan Protein (TKP) di daerah penelitian? 4. Bagaimana kategori tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di daerah penelitian? 5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di daerah penelitian? Dalam penelitian ini metode penentuan responden contoh menggunakan metode sensus dimana pada daerah penelitian jumlah petani jambu biji yang berproduksi secara aktif berjumlah 20 petani, sehingga keseluruhan petani jambu biji di daerah penelitian dijadikan responden dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan dalam penelitian ini. Tujuan pertama dilakukan dengan cara mendiskripsikan tingkat pendapatan usahatani jambu biji di daerah penelitian yang dibandingkan dengan rata-rata pendapatan usahatani jambu biji pada penelitian terdahulu dengan menggunakan uji t satu sampel (one sampel test) sehingga diperoleh kesimpulan apakah pendapatan usahatani jambu biji di daerah penelitian tergolong tinggi atau rendah dibandingkan dengan pendapatan usahatani jambu biji pada penelitian terdahulu. Tujuan kedua dianalisis dengan analisis kontribusi pendapatan usahatani jambu biji dengan menghitung perbandingan pendapatan dari usahatani jambu biji dengan pendapatan total petani (on-farm dan non-farm). Tujuan ketiga dianalisis dengan menghitung konsumsi masing-masing rumah tangga responden menggunakan metode food recall 3x24 jam, kemudian data konsumsi dikonfersikan ke dalam satuan kkl dan diolah menggunakan aplikasi Nutri Survey 2007 dan dilanjutkan dengan membandingkan jumlah konsumsi energi dan konsumsi protein dibandingkan dengan AKG anjuran kemudian dikalikan 100% untuk memperoleh prosentase TKE dan TKG. Tujuan keempat dianalisis menggunakan klasifikasi silang antara prosentase TKE dengan proporsi pengeluaran pangan rumah tangga petani di daerah penelitian sehingga diperoleh kategori tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani jambu di daerah penelitian. Tujuan kelima dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka didapatkan hasil dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Rata-rata tingkat pendapatan usahatani jambu biji di Desa Karangsono tergolong rendah dibandingkan dengan rata-rata pendapatan usahatani jambu biji pada penelitian terdahulu di Kec. Bojong Gede, Kab. Bogor (2010); Kec. Pacur Batu, Kab. Deli Serdang (2015); dan Kec. Kutalimbaru, Kab. Deli Serdang (2016). Hal ini ditunjukkan dengan hasil rata-rata tingkat pendapatan di daearah penelitian sebesar Rp 25.041.786/Ha, sedangkan rata-rata pendapatan penelitian terdahulu sebesar Rp 29.919.230/Ha. 2. Kontribusi pendapatan usahatani jambu biji di daerah penelitian sudah tergolong tinggi dibandingkan dengan kontribusi sumber-sumber pendapatan rumah tangga yang lain. Secara berurutan kontribusi masing-masing sumber pendapatan terhadap pendapatan rumah tangga petani adalah ternak, wiraswasta, karyawan/buruh, usahatani padi sawah, tunjangan pensiun dan agrowisata. 3. Tingkat konsumsi pangan rumah tangga petani di Desa Karangsonon berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi (TKE) nilai konsumsi sebesar 1897 kkal/hari dan Tingkat Kecukupan Protein (TKP) nilai konsumsi sebesar 61,5 gram/hari. 4. Kategori tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Karangsono menunjukkan 70% rumah tangga petani termasuk dalam kategori “Tahan Pangan” dan 30% rumah tangga petani termasuk dalam kategori “Kurang Pangan”. 5. Variable pendidikan ibu rumah tangga berpengaruh positif terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani yang artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu rumah tangga maka pengetahuan akan gizi makanan semakin baik sehingga tingkat ketahanana pangan rumah tangga semakin tinggi. Disamping variable pendidikan ibu rumah tangga, variable usia ibu rumah tangga, pengalaman usahatani dan pendapatan rumah tangga berpengaruh positif terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani. Sedangkan variable jumlah anggota rumah tangga berpengaruh negative terhadap tingkat ketahanana pangan rumah tangga petani yang artinya semakin tinggi/banyak jumlah anggota rumah tangga maka akan semakin rendah tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani. Disamping variable jumlah anggota rumah tangga, variable pendidikan kepala keluarga dan pengeluaran pangan berpengaruh negative terhadap tingkat ketahanana pangan rumah tangga petani. Variable usia kepala keluarga dan frekuensi makan tidak dapat disimpulkan pengaruhnya dalam penelitian ini dikarenakan kurang bervariasinya data antar responden.

English Abstract

The research goal is to get recommendation to increase farmer’s house hold food security by analzing guava farming in Karangsono village, Kanigoro Sub-distric, Blitar Regency. Guava is one of the main commodities Kanigoro Sub-district which is becoming one of guava center production area in Blitar Regency. Most people in Karangsono village is start fruit farmer’s, but since 2010 they turned into guava farmers because they believe that guava is more profitable to increase their profit. Furthermore, in 2014 “Karangsono Guava Village” has been built as tourism place. The increase of farmer’s income also effects to consumption pattern variation. So, food consumption wich has high nutrient will also increase. Food is basic need of human in need stabilizationing to achieve household food security level. The existence of food in security area in Blitar Regency can be seen from there are som sum-district which are categorized as “keluarga pra sejahtera” caused by low of economical access or low of people purchasing power. The research will be mainly analysis “how far guava farming income can increase farmer’s household food security in the research area”. In detail, the research problem are formulated in the following research questions such as: 1. How is the income level of guava farmer’s household in research area? 2. How much the income of guava farming close contribution on farmer’s household income in research area? 3. How is the level of consumption farmer’s household from TKE and TKP on farmers household in research area? 4. How is the categories of household food security levels in research area? 5. What factor influencing the level of household food security farmer’s in research area? In this research the method of determining sample respondents used a census method, caused there are 20 farmers active producing guava and all of them had role as respondent. Data collection use method of interview, observation, and documentation. Analysis data method in this research ware adjusted to the objectives in this research. The purpose of the first research objective was to describe the income level of guava farmers house hold in research area compared to the average income of guava farming in the previous study (Bogor(2010), Deli Serdang (2015) and Deli Serdang (2016)) with t test (one sampel test). So that, it can be concluded that the income of guava farming in this research area is classified as high or low compared to guava farming income in the previous study. The second research objective was to analyzing the contribution of guava farming income by calculating the ratio of income from guava farming to the total income of farmer household. The third research objective was analyzed by calculating the household consumption or respondents using 3 days food recall method, and the consumption data was converted into Kkl units with application Nutri Survey 2007 and continued by comparing the amount of energy and protein consumption with recommendation AKG and finally obtain the percentage of energy sufficiency level (TKE) and percentage of protein sufficiency level (TKP). The fourth objective was analyzed using cross classification of two food security indicators namely the share of food expenditure and the percentage of energy sufficiency level (TKE) so that, the category of the level of food security of farmer’s household is obtained. The fifth research objective analyze by multiple regression analysis. Base on analysis that has been done, the following results are obtained: 1. Income level of guava farming in Karangsono village is low. Lower than the income level of guava farming in the previous research in Bojong Gedhe Sub-district, Bogor Regency (2010); Pacur Batu Sub-district, Deli Serdang Regency (2015); and Kutalimbaru Sub-district, Deli Serdang Regency (2016).The average income level in the study area is equal to Rp 25.041.786/Ha, while the results of previous studies amounted to Rp. 28.919.230/Ha. 2. The contribution of guava farming income in the research area is already high, compared to the contribution of other household income resources. In order the contribution of each source of income to the income of farmer household includes: livestock, entrepreneurship, employees/laborers, lowland rice farming, pension benefits and agro tourism. 3. The level of food consumption of farmers household in Karangsono village base on the level of energy sufficiency is classified as “Medium” with a value of 1897 kcal/day and the level of protein adequacy is classified as “Good” with consumption value of 61,5 grams. 4. The category of farmers household food security in Karangsono Village show that 70% of household are categorized as “food resistant” and 30% of households are categorized as “food insecure”. 5. The education variable of house wife has a positive effect on the level of household food farmers, which means that the higher the level of education of house wife effect on the better knowledge of food nutrition, so that the level of household food security will be higher. Beside the education of housewife variable, the age of housewife variable, farming experiences and household income has a positive effect on the level of food security of farmers households. Even the variable number of household members negatively affects the level of farmers household which means that the higher the number of household members, the lower of level of household food security. Beside the variable number of household members, the education variable of the family head and food expenditure has a negative effect on the level of food security farmers household. Variable age of family head and frequency of eating can’t be concluded the effect in this study is due to the lack of variety of data between.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2019/452/051907226
Uncontrolled Keywords: -
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.1 Agriculture > 338.13 Financial aspects
Divisions: Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 24 Aug 2020 07:05
Last Modified: 07 Dec 2021 01:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173236
[thumbnail of Annisa Refi Dewantari.pdf]
Preview
Text
Annisa Refi Dewantari.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item