Persepsi Petani Tebu Terhadap Pelaku Usaha Pertebuan di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri

Fanani, Muhammad Ilyas (2019) Persepsi Petani Tebu Terhadap Pelaku Usaha Pertebuan di Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini didasarkan pada petani tidak selalu menjual hasil panennya kepada pihak pabrik gula. Petani juga menjual hasil panennya kepada industri yang lain, dengan demikian ketersediaan bahan baku pabrik gula berkurang. Hal tersebut dilakukan para petani karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya. Kabupaten Kediri merupakan salah satu sentra petani tebu yang berada di Jawa Timur sehingga petani tebu merupakan pilar dalam proses produksi yang berbahan dasar tebu. Tujuan dalam penelitian ini yaitu: (1) Mengukur atribut-atribut apa saja yang dapat mempengaruhi persepsi petani tebu; (2) Mengidentifikasi persepsi petani terhadap pelaku usaha pertebuan. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi penyebaran kusioner , dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dalam penelitian. Tujuan pertama dianalisis secara deskriptif menggunakan presentase yang diperoleh dari hasil kusioner, sehingga diperoleh gambaran persepsi petani tebu terhadap pelaku usaha pertebuaan. Tujuan kedua menggunakan analisis Perceived quality sehingga diperoleh gambaran skor persepsi petani terhadap pelaku usaha pertebuaan. Hasil analisis Berdasarkan uraian mengenai persepsi petani terhadap pelaku usaha pertebuan yang meliputi tujuh atribut yang di ujikan yaitu keuntungan, kepastian waktu tebang, kepastian pembayaran hasil panen, layanan penyuluhan, layanan saprodi, penyediaan kredit usaha dan penentuaan kuantitas tebu. Pada hasil yang telah diketahui pelaku usaha untuk pabrik gula Ngadiredjo keseluruhan atribut yang diujikan menghasilkan seluruhnya positif karena para petani masih menganggap kemudahan dan keuntungan yang diperoleh masih dikatakan layak. Pelaku usaha non PG Ngadiredjo menghasilkan dua atribut yang menunjukkan nilai negatif yaitu pada atribut penentuan kuantitas tebu dan kepastian pembayaran hasil panen sedangkan atribut yang lainnya memiliki skor positif. Skor atribut yang diujikan pada pelaku usaha pertebuan yaitu pengepul secara keseluruhan atribut memiliki skor negatif karena keuntungan dan pelayanan yang diberikan masih dianggap oleh para petani tebu masih rendah dibandingkan dengan pabrik gula tetapi bisasanya terpaksa menjual hasil panennya ke pengepul dikarenakan tidak tepat waktu dan tidak memiliki akses ke penggilingan PG. Pada pelaku usaha pertebuan penggilingan gula merah hasilnya tidak jauh berbeda dengan pengepul yaitu seluruh atribut memeliki skor yang negatif.

English Abstract

This research is based on farmers not always selling their crops to the sugar factory. Farmers also sell their crops to other industries, thereby reducing the availability of raw materials for sugar mills. This is done by the farmers because of several factors that influence it. Kediri Regency is one of the centers of sugar cane farmers in East Java so that sugar cane farmers are a pillar in the production process that is made from sugar cane. The objectives in this study are: (1) Measuring what attributes can affect the perception of sugarcane farmers; (2) Identifying farmers' perceptions of business operators. Data collection methods used include questionnaires, and documentation. The data analysis method used was adjusted to the objectives in the study. The first objective was analyzed descriptively using the percentage obtained from the questionnaire results, so that the description of the sugarcane farmers' perceptions of the business actors was obtained. The second objective is to use Perceived quality analysis so that an overview of farmer perceptions of the business actors in the community can be obtained. The results of the analysis Based on the description of farmers' perceptions of the business actors who included seven tested attributes, namely profits, certainty of harvesting time, certainty of payment of crops, extension services, production service, provision of business credit and determination of the quantity of sugarcane. On the results known to business people for the Ngadiredjo sugar factory the overall attributes tested produced entirely positive results because the farmers still considered convenience and the benefits obtained were still said to be feasible. Non PG PG businessman Ngadiredjo produced two attributes that showed negative values, namely the attribute of determining the quantity of sugarcane and the certainty of payment of yields while the other attributes had a positive score. The attribute score tested on the business actor is the collectors as a whole has a negative score because the benefits and services provided are still considered by sugarcane farmers to be still low compared to sugar mills but usually forced to sell their crops to collectors due to being inaccurate and not having access to PG milling. The results of the sugar palm milling business actors are not very different from those of collectors, namely that all attributes have a negative score.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	SKR/FP/2019/443/051907217
Uncontrolled Keywords:	-
Subjects:	300 Social sciences > 338 Production > 338.7 Business enterprises > 338.73 Partnerships
Divisions:	Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User:	soegeng sugeng
Date Deposited:	10 Aug 2020 06:40
Last Modified:	10 Oct 2022 08:28
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173192

Text Muhammad Ilyas Fanani.pdf Download (4MB)

Actions (login required)

View Item