Pengaruh Komposisi Media Pembibitan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Jenis Jamur Tiram (Pleurotus spp.)

Claudia D.C.A, Jessica (2019) Pengaruh Komposisi Media Pembibitan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Jenis Jamur Tiram (Pleurotus spp.). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jamur Tiram (Pleurotus spp.) merupakan salah satu jenis jamur kayu yang kini banyak dibudidayakan dan menjadi komoditi bernilai ekonomi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2017) produksi jamur nasional mengalami kenaikan hanya sebesar 0,07% pada tahun 2012 hingga 2016 dari 40.886 ton menjadi 40.914 ton. Maka perlu adanya peningkatan produksi dari tanaman jamur khususnya jamur tiram itu sendiri. Salah satu hal yang dapat mendukung dalam peningkatan produksi jamur tiram adalah kualitas bibit yang baik. Menurut Utama, Suhendar dan Romalia (2013) pengadaan bibit jamur tiram sangat mendukung dalam peningkatan produksi jamur tiram itu sendiri. Bibit yang berkualitas akan mendukung peningkatan produksi. Kualitas bibit jamur dipengaruhi oleh sejumlah faktor diantaranya media bibit, umur bibit, dan penyimpanan bibit. Media bibit sangat berpengaruh pada kualitas bibit karena di dalam media tersedia nutrisi untuk pertumbuhan miselium jamur. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pengaruh komposisi media pembibitan pada pertumbuhan dan hasil beberapa jenis jamur tiram. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat interaksi antara jenis jamur tiram dengan komposisi media pembibitan terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga September 2018 di Laboratorium Pengembangan Jamur Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dan CV. Damarayu, Jalan Sonotengah, Kebonagung, Pakisaji, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain botol kaca, plastik PP (polypropilen), cincin baglog, skop, ayakan, spatula, bunsen, autoklaf, alat penyiraman, timbangan dan alat tulis. Bahan yang digunakan meliputi bibit F1 jamur tiram putih strain Boston, Florida dan Thailand, jamur tiram merah muda dan jamur tiram kuning, serbuk kayu sengon, biji jagung, biji sorgum, kapur, alkohol 70%, dan kapas. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan 2 faktor. Faktor pertama berupa jenis jamur tiram yang terdiri atas 5 taraf, yaitu: Jamur tiram putih strain Boston (J1), Jamur tiram putih strain Florida (J2), Jamur tiram putih strain Thailand (J3), Jamur tiram merah muda (J4) dan Jamur tiram kuning (J5). Faktor kedua adalah komposisi media pembibitan, yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: 70% Serbuk kayu + 30% Biji Jagung (M1), 100% Biji Jagung (M2), 70% Serbuk kayu + 30% Biji Sorgum (M3) dan 100% Biji Sorgum (M4). Percobaan diulang sebanyak 2 kali, sehingga diperoleh 40 petak percobaan. Pada setiap petak percobaan terdiri dari 10 botol bibit F2 dan 10 baglog. Sehingga total bibit dan baglog yang dibutuhkan adalah 400 botol bibit F2 dan 400 baglog. Pengamatan dibagi menjadi dua, yaitu variabel pengamatan yang menggambarkan pertumbuhan jamur tiram dan variabel pengamatan hasil jamur tiram. Variabel pengamatan yang menggambarkan pertumbuhan jamur tiram meliputi: kecepatan pertumbuhan miselium bibit F2 (cm hari-1), lama miselium memenuhi botol (hari setelah inokulasi/hsi), kecepatan pertumbuhan miselium di baglog (cm hari-1), lama penyebaran miselium dalam baglog (hsi). Variabel pengamatan yang menggambarkan hasil jamur tiram meliputi: waktu panen pertama (hsi), interval panen (hari), jumlah tubuh buah per baglog, diameter tudung (cm) dan total bobot segar badan buah (g/baglog). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat perbedaan nyata, dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) 5% untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan media pembibitan 100% biji sorghum pada jenis jamur tiram putih strain florida, boston, thailand, dan jamur tiram merah muda, serta media pembibitan 100% biji jagung pada jamur tiram putih strain florida, thailand, dan jamur tiram merah muda, menunjukkan pertumbuhan miselium jamur tiram lebih cepat saat pembibitan di botol begitu juga setelah bibit diinokulasikan ke baglog. Perlakuan jenis jamur tiram putih strain thailand dengan komposisi media pembibitan 100% biji sorghum menunjukkan waktu panen pertama yang lebih cepat dan jumlah tubuh buah perbaglog lebih banyak. Jenis jamur tiram putih strain florida, boston, thailand menunjukkan rata-rata diameter, interval panen dan frekuensi panen yang lebih tinggi.

English Abstract

Oyster Mushroom (Pleurotus spp.) is one type of mushroom which accustomed naturally to growing in wood, but now widely cultivated and become a commodity with economic value. Based on data from Badan Pusat Statistik (2017), the national mushroom production increased only by 0.07% in 2012 to 2016 from 40,886 tons to 40,914 tons. It is necessary to increase the production of mushroom, especially oyster mushrooms. One of the things that can support in increasing the production of oyster mushroom is good quality of stock culture. Utama, Suhendar and Romalia (2013) stock culture of oyster mushroom are very affect in increasing the production of oyster mushrooms. Quality of stock culture will support to increased production. Quality of stock culture is affected by many factors such as stock culture media, stock culture age, and stock culture storage. Stock culture media is very influential on seed quality because in there are nutrients for the growth of mycelium. This research purpose is to determined the effect of stock culture media on the growth and yield of some oyster mushrooms. The hypothesis from this reasearch is there is an interaction between the type of oyster mushroom with the composition of stock culture media to the growth and yield of oyster mushroom. Research will be conducted from March to June 2018 at the Laboratory of Mushroom Development Faculty of Agriculture Brawijaya University and CV. Damarayu, Jalan Sonotengah, Kebonagung, Pakisaji, Malang. The tools will be using in the research are glass bottle, PP plastic (polypropylene), baglog ring, scope, sieve, spatula, bunsen, autoclave, watering tools and stationery. Materials used include stock culture F1 of white oyster mushroom strain Boston, strain Florida and strain Thailand, stock culture F1 of pink oyster mushrooms and stock culture F1 of yellow oyster mushrooms, sengon wood powder, corn seed, sorghum seeds, CaCO3, 70% alcohol, cotton and rubber bands. Research will using Factorial Completely Randomized Design (RALF) with 2 factors. The first factor is oyster mushroom with 5 levels: white oyster mushroom strain of Boston (J1), white oyster mushroom strain of Florida (J2), white oyster mushroom strain of Thailand (J3), pink oyster mushroom (J4) and yellow oyster mushroom (J5). The second factor is the composition of media, with 4 levels: 70% Wood Powder + 30% Corn Seed (M1), 100% Corn Seed (M2), 70% Wood Powder + 30% Sorgum Seed (M3) and 100 % Seeds of Sorghum (M4). The experiment was repeated twice, so there are 40 plots were obtained. Each plot consists of 10 bottles of F2 stock culture and 10 baglogs. So required 400 bottles F2 stock culture and 400 baglog. Observations are divided into two variables: variable that describe the growth of oyster mushroom and variable describe the yield of oyster mushroom. Parameters describing the growth of stock culture mycelia include: growth rate of stock culture mycelium F2 (cm days-1), and the time of mycelium filled bottles (days after inoculation / hsi), mycelium growth rate in baglog (cm days-1), the time of mycelium filled the baglog (hsi), harvest time (hsi) and cap diameter (cm). Parameters that describe oyster mushroom yields include: first harvest time (hsi), cap diameter (cm), number of fruit body per baglog and total weight of fresh fruit body (g). The data will be analyzed using variance analysis (F test) at 5% level to know the effect of treatment. If there is a real difference, data will be proceed with a 5% Tukey test to determine the difference between treatments. The results showed stock culture media on 100% sorghum on the type of white oyster mushroom strain florida, boston, thailand, and pink oyster mushrooms, as well as 100% corn seed media on white oyster mushrooms strain florida, thailand and pink oyster mushrooms, showing growth of oyster mushroom mycelium is faster as well after the seeds are inoculated into baglog. White oyster mushroom strain thailand with a composition of media 100% sorghum seeds showed the faster first harvest time and more the number of fruit body. White oyster mushroom strain of florida, boston, thailand shows higher average diameter, harvest interval and harvest frequency.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Identification Number:	SKR/FP/2019/481/051907255
Uncontrolled Keywords:	-
Subjects:	600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.8 Mushrooms and truffles
Divisions:	Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User:	soegeng sugeng
Date Deposited:	24 Aug 2020 07:02
Last Modified:	12 Apr 2023 05:14
URI:	http://repository.ub.ac.id/id/eprint/173180

Text Jessica Claudia D.C.A.pdf Download (2MB)

Actions (login required)

View Item