Siagian, Merina Yusfira Veronika and Adeline, Gabriella Belinda (2019) Pengaruh Komposisi Abu Ampas Tebu sebagai Supplementary Cementitious Materials (SCMs) terhadap Karakteristik Beton: Kuat Tekan dan Ketahanan Terhadap Asam. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Seiring dengan perkembangan pembangunan infrastruktur, kebutuhan semen sebagai campuran beton untuk tujuan konstruksi saat ini meningkat pesat. Proses produksi semen yang memakan energi dan menghasilkan emisi CO2 yang cukup besar membuat banyaknya penelitian mengenai bahan pengganti semen yang mampu menggantikan sebagian kebutuhan semen dengan performa beton yang kuat dan tahan terhadap kondisi asam. Pada penelitian ini, abu ampas tebu yang merupakan limbah hasil dari produksi gula akan digunakan sebagai Supplementary Cementitious Materials (SCMs) yang akan menggantikan kebutuhan semen dalam campuran beton. Kelayakan abu ampas tebu sebagai pengganti sebagian semen dalam campuran beton akan dinilai berdasarkan aktivitas pozzolanik. Aktivitas pozzolanik abu ampas tebu sebagai SCMs secara tidak langsung akan diketahui melalui Strength Activity Index (% SAI) beton menurut ASTM C-311. Dengan memvariasikan komposisi massa abu ampas tebu yaitu sebesar 4, 8, 12, 16, dan 20% dari total kebutuhan semen dan waktu curing selama 7 dan 28 hari, akan diketahui beton dengan SAI yang paling baik. Aktivitas pozzolanik abu ampas tebu juga akan diketahui secara langsung dengan metode Chapelle dan dinyatakan dengan satuan mg CaO per gram pozzolan. Melalui penelitian ini pula, akan diketahui beton dengan komposisi abu ampas tebu yang paling tahan terhadap asam sulfat ditinjau dari kuat tekannya setelah 28 hari direndam dalam larutan asam. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa abu ampas tebu berpotensi sebagai Supplementary Cementitious Materials (SCMs) karena memenuhi standar ASTM C-311 dengan SAI > 75% pada waktu 7 dan 28 hari untuk beton dengan penggantian semen sebesar 12% dan 16%. Selain itu, berdasarkan uji Chapelle, abu ampas tebu yang digunakan telah memenuhi standar minimum aktivitas pozzolanik yaitu sebesar 605,4 mg CaO per gram pozzolan. Berdasarkan uji ketahanan asam, presentase penggunaan abu ampas tebu yang semakin besar yaitu pada beton dengan penggantian semen sebesar 16% menghasilkan SAI yang paling tinggi yaitu sebesar 85,37%.
English Abstract
Throughout the ages, cement has been the main construction material used by mankind. Along with the development of infrastructure, the demand for cement as a concrete mixture has increased rapidly. The process of cement production consumes energy and produces considerable CO2 emissions. Regarding to the reasons mentioned before, many research on cement replacement materials that can partially replace the cement needs with excellent concrete performance and resistance to acidic conditions, has been done to date. This research presents the utilization of sugar production industry waste as Supplementary Cementitious Materials (SCMs). Bagasse ash was used to partially replace the need for cement in the concrete mixture. The feasibility of bagasse ash as a partial substitute for cement in the concrete mixture were assessed based on pozzolanic activity. Pozzolanic activity of bagasse ash as SCMs were evaluated indirectly through the concrete Strength Activity Index (SAI) according to ASTM C-311. The concrete mixtures, in part, are replaced with 4%, 8%, 12%, 16%, and 20% of bagasse ash respectively with the curing period of 7 and 28 days. Pozzolanic activity of bagasse ash was also evaluated directly with the Chapelle method and expressed in units of CaO mg per gram pozzolan. In addition, the resistance of concrete to acid was tested. The concrete that has been immersed in sulfuric acid solution for 28 days was tested for its compressive strength. Through this research, the best percentage of baggase ash composition is known. The results of this study indicate that bagasse ash has the potential to be Supplementary Cementitious Materials (SCMs) because it meets the required standards of ASTM C-311 with the SAI greater than 75% at 7 and 28 days curing process for cement replacement of 12% and 16%. Based on the Chapelle test result obtained, bagasse ash used has met the minimum standard of pozzolanic activity in the amount of 605,4 mg CaO per gram pozzolan. In accordance with the acid resistance test result, it can be concluded that the greater percentage of the use of bagasse ash results in the better concrete performance with the maximum percentage is at 16% cement replacement which results in the highest strength activity index equal to 85,37%.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FT/2019/376/051904972 |
Uncontrolled Keywords: | Abu ampas tebu, Aktivitas pozzolanik, Asam sulfat, Strength Activity Index, Supplementary Cementitious Materials. Bagasse ash, pozzolanic activity, sulfuric acid, strength activity index, SCMs. |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 620 Engineering and allied operations > 620.1 Engineering mechanics and materials > 620.13 Masonry materials > 620.136 Concrete |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Kimia |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 10 Aug 2020 06:36 |
Last Modified: | 10 Jun 2022 09:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172597 |
Text
Merina Yusfira Veronika Siagian dan Gabriella Belinda Adeline (2).pdf Download (7MB) |
Actions (login required)
View Item |