Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Kesenian Reyog Sebagai Upaya Mewujudkan Pelestarian Budaya di Kabupaten Ponorogo ( Studi Pada Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo)

Kurniansyah, Luthfan Dandy (2019) Peran Pemerintah Dalam Pengembangan Kesenian Reyog Sebagai Upaya Mewujudkan Pelestarian Budaya di Kabupaten Ponorogo ( Studi Pada Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengembangan tradisi dan budaya di Indonesia diperlukan adanya peran pemerintah. Pengembangan adalah upaya dalam berkarya, yang memungkinkan terjadinya penyempurnaan ide/gagasan, perilaku dan karya budaya berupa perubahan, penambahan atau penggantian sesuai aturan dan norma yang berlaku pada komunitas pemiliknya tanpa mengorbankan orisinilitasnya menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi. Masyarakat Ponorogo menganggap kesenian khas daerah Reyog Ponorogo pada akhirnya akan luntur apabila tidak ada peran pemerintah dan seluruh masyarakat dalam melestarikan kesenian. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang berlokasi di Kabupaten Ponorogo, sedangkan situsnya berada di Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo. Sumber datanya primer diperoleh dari beberapa wawancara dari informan yang berkaitan, sedangkan data sekundernya diperoleh dari dokumendokumen yang berhubungan dengan tema tersebut. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan instrument penelitiannya adalah peneliti sendiri, dan beberapa alat penunjang seperti pedoman wawancara, dan alat bantu lainnya. Reyog Ponorogo merupakan kesenian asli Kabupaten Ponorogo dan Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah mendaftarkan kesenian Reyog Ponorogo sebagai hak cipta milik Kabupaten Ponorogo dengan nomor 026377 pada 11 Februari 2004. Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo dengan pengaktualisasian pelestarian seni budaya diarahkan dari kecamatan, dengan merangkul kesenian-kesenian yang ada di tiap kecamatan, memberikan dukungan berupa fasilitas sarana-prasaranaserta pengadaan Grebeg Suro dan Festival Reyog Nasional yang dijadikan satu dengan memperingati HUT Kabupaten Ponorogo. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengembangan kesenian Reyog Ponorogo adalah (1) kurangnya kesadaran masyarakat; (2) arus globalisasi; (3) kurangnya angaran untuk memberikan bantuan. Sehingga kurang meratanya bantuan dan dukungan fasilitas dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo untuk para pelaku kesenian Reyog Ponorogo.

English Abstract

The role of the government is required in the development of tradition and culture in Indonesia. Development is an effort to enables the improvement of ideas, behaviors and cultural works in the form of changes, additions or replacements according to the rules and norms that apply to the community of owners without sacrificing their originality according to Republic of Indonesia Minister of Education and Culture Regulation No. 10 of 2014 concerning Guidelines Preservation of Traditions. The Ponorogo community considers the arts of Reyog Ponorogo will eventually fade if there is no role of the government and the entire community in preserving the arts. This paper used descriptive method with a qualitative approach located in Ponorogo Regency, while the site is in the Ponorogo Regency Tourism Service. The primary data source was obtained from several interviews from related informants, while the secondary data was obtained from documents related to the theme. The technique of collecting data through interviews, observation, and documentation. While the research instrument is the researcher himself, and several supporting tools such as interview guidelines, and other assistive tools. Reyog Ponorogo is the original art of Ponorogo Regency and the Ponorogo Regency Government has registered Reyog Ponorogo art as a copyright of Ponorogo Regency with number 026377 on February 11, 2004. Ponorogo Regency Tourism Office with the actualization of cultural arts preservation is directed from the sub-district, embracing existing arts in each sub-district, providing support in the form of facilities and the procurement of Grebeg Suro and the National Reyog Festival which were put together by commemorating the anniversary of Ponorogo Regency. Obstacles faced in implementing Reyog Ponorogo art development are (1) lack of public awareness; (2) the flow of globalization; (3) lack of budget to provide assistance. So that there is a lack of even distribution of assistance and support from the Ponorogo Regency Government for Reyog Ponorogo art actors.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2019/465/051906469
Uncontrolled Keywords: Peran Pemerintah, Pelestarian, Kebudayaan dan Kesenian Reyog Ponorogo
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel)
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 04 Aug 2020 06:33
Last Modified: 04 Aug 2020 06:33
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172410
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item