Peran Non-Governmental Organization Dalam Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada Suara Perempuan Desa Kota Batu)

Kristopel, Hendra (2019) Peran Non-Governmental Organization Dalam Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada Suara Perempuan Desa Kota Batu). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Persoalan dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender merupakan satu persoalan sosial yang selalu berkembang. Pada sisi pembangunan, hal ini menjadi salah satu faktor dalam melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Biasnya masyarakat dalam memahami konteks gender dalam kehidupan menjadi dasar bagi persoalan tersebut yang terus memupuk. Keberadaan pemerintah dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender nyatanya selalu menemui tembok penghalau, sehingga dibutuhkan peran dari aktor-aktor yang dapat menunjang upaya perwujudan keadilan dan kesetaraan gender. Oleh karena itu, keberadaan civil society harus menjadi alternatif yang aktif dalam mengupayakan perubahan sosial. Demikian yang terjadi di Kota Batu, salah satu Non-Governmental Organization yang lahir dari masyarakat Kota Batu, bernama Suara Perempuan Desa, turut campur tangan dalam upaya perwujudan keadilan dan kesetaraan gender. Hal tersebut dilakukan melalui pemberdayaan perempuan. Penelitian ini melihat seberapa jauh peran yang dapat dilakukan oleh NGO dalam pemberdayaan perempuan. Dalam hal ini, penelitian ini menggunakan teori peran NGO yang diklasifikasikan oleh Zubaedi, yaitu peran fasilitatif, peran edukasional, peran perwakilan dan peran teknis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran NGO (Suara Perempuan Desa) berhasil menggerakan kaum perempuan secara komunitas untuk membangun kesadaran dan turut mengkampanyekan persoalan gender melalui pemberdayaan perempuan. Peran fasilitatif dilihat dari keberadaan Suara Perempuan Desa yang menjadi wadah bagi kaum perempuan terhadap permasalahan perempuan. Peran edukasional juga turut dijalankan melalui pengembangan pengetahuan strategis dan praktis kepada perempuan. Peran teknis dijalankan dengan memberikan pelatihan keterampilan dan pengembangan skill khusus bagi perempuan. Namun masih terdapat celah pada peran perwakilan yang tidak berjalan optimal, hal ini dikarenakan peran perwakilan membutuhkan kemampuan yang memadai di bidang hukum. Dalam melihat peran yang sudah optimal dan belum optimal, terdapat faktor pendukung dan penghambat bagi NGO. Faktor pendukung lahir dari komitmen kuat yang berasal dari internal organisasi, ditambah oleh penerimaan masyarakat yang semakin meluas terhadap pentingnya upaya membangun kesadaran dan membangun gerakan dalam mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender. Upaya pemberdayaan perempuan yang diberikan sesuai dengan apa yang oleh masyarakat. Sedangkan faktor penghambat terlihat dari kemampuan organisasi yang belum memadai, baik dari segi materil maupun non materil

English Abstract

Problems in realizing gender equality and justice are a social problem that is always developing. On the development side, this is one factor in seeing the success of a nation's development. The bias of the community in understanding the gender context in life is the basis for these problems which continue to foster. The existence of the government in realizing gender equality and justice in fact always encounters a barrier wall, so that the role of actors who can support efforts to realize gender equality and justice is needed. Therefore, the existence of civil society must be an active alternative in seeking social change. This is the case in Batu City, one of the Non-Governmental Organizations born from the civil society in Batu City, called Suara Perempuan Desa, to intervene in an effort to realize gender equality and justice. This is done through empowering women. This study looks at how far the role that NGOs can play in empowering women. In this case, this study uses NGO role theory which is classified by Zubaedi, namely facilitative roles, educational roles, representative roles and technical roles. The results of this study indicate that the role of NGOs (Suara Perempuan Desa) succeeded in mobilizing women in the community to build awareness and participate in campaigning for gender issues through empowering women. The facilitative role can be seen from the existence of Suara Perempuan Desa which is a place for women to address women's problems. The role of education is also carried out through the development of strategic and practical knowledge for women. The technical role is carried out by providing skills training and developing special skills for women. However, there are still gaps in the role of representatives that do not run optimally, this is because the role of representatives requires adequate capability in the field of law. In looking at the optimal and not optimal role, there are supporting and inhibiting factors for NGOs. Supporting factors are born from a strong commitment that comes from internal organizations, coupled with an increasingly widespread acceptance of the importance of efforts to build awareness and build movements in realizing gender equality and justice. Efforts to empower women are given in accordance with what the community does. While the inhibiting factors can be seen from the inadequate organizational capabilities, both in terms of material and non-material

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2019/88/051906035
Uncontrolled Keywords: Peran NGO, Pemberdayaan Perempuan, Gender, Role of NGOs, Women Empowerment, Gender
Subjects: 300 Social sciences > 352 General considerations of public administration > 352.1 Jurisdictional levels of administration > 352.106 Nongovernmental Organizations
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Publik / Negara
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 02 Nov 2020 13:52
Last Modified: 28 Oct 2021 03:16
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172222
[thumbnail of Hendra Kristopel 155030100111049 (2).pdf]
Preview
Text
Hendra Kristopel 155030100111049 (2).pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item