Pengembangan Pop-up Book sebagai Media Promosi Destinasi Wisata Banyuwangi (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi)

Andrianto, Bachtiar (2019) Pengembangan Pop-up Book sebagai Media Promosi Destinasi Wisata Banyuwangi (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu daerah yang termasuk dalam 10 destinasi branding di Indonesia. Dalam melakukan promosi destinasi wisata, Kabupaten Banyuwangi yang dibantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi menggunakan strategi media POSE (paid media, owned media, social media, dan endorser). Salah satu poin dari POSE adalah owned media, yang dapat diartikan segala jenis media yang dimiliki Kabupaten Banyuwangi untuk kegiatan promosi. Penelitian ini berangkat atas dasar ketertarikan peneliti mengembangkan media promosi baru berupa pop-up book. Pop-up book merupakan jenis buku yang menarik dan berpotensi dijadikan sebagai owned media Kabupaten Banyuwangi untuk kegiatan promosi destinasi wisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif sebagai upaya menghasilkan informasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Rumusan masalah yang dikaji oleh peneliti yaitu: (1) Apa kendala atau hambatan dalam pengembangan pop-up sebagai media promosi destinasi wisata Banyuwangi? (2) Apa kekurangan dan kelebihan pop-up book sebagai media promosi destinasi wisata Banyuwangi? Sumber data dalam penelitian ini adalah informan dan dokumen, sedangkan jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, wawancara, dan dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kendala atau hambatan yang dialami selama pengembangan pop-up book berasal dari satu faktor yaitu, langkanya profesi paper engineer di Indonesia. Sebagai media promosi destinasi wisata, pop-up book yang dikembangkan memiliki tiga kekurangan dan tiga kelebihan. Tiga kekurangan tersebut adalah kekurangan dari segi harga, jangkauan yang terbatas, dan kurangnya isi konten bacaan. Sedangkan tiga kelebihan pop-up book sebagai media promosi destinasi wisata adalah kreativitas fleksibel, selektivitas, dan dapat digunakan sebagai media atau alat bantu saat melakukan personal selling. Peneliti memberikan saran kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan pengembangan lebih lanjut terkait pop-up book yang telah dikembangkan oleh peneliti, agar Kabupaten Banyuwangi memiliki media promosi destinasi wisata berbentuk pop-up book.

English Abstract

Banyuwangi Regency is one of the regions included in 10 “branding destinations” in Indonesia. In promoted tourism destinations, Banyuwangi Regency assisted by the Banyuwangi Regency Culture and Tourism Office uses POSE media strategies (paid media, owned media, social media, and endorsers). One of the points of POSE is owned media, which can be interpreted by all types of media owned by Banyuwangi Regency for promotional activities. This research departs on the basis of the interest of researchers to develop new promotional media in the form of pop-up books. Pop-up book is an interested type of book and has the potential to be used as owned media of Banyuwangi Regency for tourism destination promotion activities. This study uses descriptive research methods with a qualitative approach in an effort to produce information to answer the problems that have been formulated. The formulation of the problems examined by the researchers are: (1) What are the obstacles in the development of pop-up as a promotional media for Banyuwangi tourism destinations? (2) What are the disadvantages and advantages of pop-up books as a media for promotion of Banyuwangi tourist destinations? Sources of data in this study are informants and documents, while the types of data used are primary data and secondary data. Data collection techniques used by researchers are observation, interviews, and documents. The results of this study indicated that the obstacles experienced during the development of pop-up books came from one factor, the rarity of the paper engineer profession in Indonesia. As a promotional media for tourist destinations, the pop-up book that had been developed has three disadvantages and three advantages. These three disadvantages are shortcomings in terms of price, limited reach, and lack of content in reading content. While the three advantages of pop-up book as a promotional media for tourist destinations are flexible creativity, selectivity, and can be used as media or tools when doing personal selling. The researcher gave advice to the Banyuwangi Regency Culture and Tourism Office to carry out further development related to the pop-up book that had been developed by researchers, so that Banyuwangi Regency had a pop-up book tourism destination promotion media.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FIA/2019/349/051906359
Uncontrolled Keywords: pop-up book, media promosi, destinasi wisata-pop-up book, promotion media, tourist destination
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.4 Secondary industries and services > 338.47 Services and specific products > 338.479 1 Services and specific products (Geography and travel)
Divisions: Fakultas Ilmu Administrasi > Ilmu Administrasi Bisnis / Niaga
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 30 Jul 2020 06:58
Last Modified: 21 Oct 2021 06:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/172202
[thumbnail of Bachtiar Andrianto.pdf]
Preview
Text
Bachtiar Andrianto.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item