Kepentingan Filipina Bergabung dalam Proyek One Belt One Road Tiongkok pada Tahun 2017

Prabaraja, Ida Bagus Ang (2019) Kepentingan Filipina Bergabung dalam Proyek One Belt One Road Tiongkok pada Tahun 2017. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pada tahun 2016, Filipina melakukan pendekatan terhadap Tiongkok dengan kebijakan politik luar negerinya yang diesbut sebagai Pivot to China. Pendekatan Filipina kemudian ditandai dengan dimasukkannya Tiongkok sebagai salah satu negara yang memberikan bantuan luar negeri pada tahun 2016 dimana pada tahun sebelumnya, Tiongkok sama sekali tidak ikut serta dalam memberikan bantuan luar negeri kepada Filipina. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari pemerintahan Presiden Duterte yang resmi menjadi presiden Filipina pada tahun yang sama. Hal ini kemudian berujung pada beberpa kerjasama yang dilakukan oleh Filipina dan Tiongkok dalam hal pembangunan infrastruktur yang disebut juga sebagai proyek One Belt One Road (OBOR). Perjanjian kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU oleh kedua belah pihak pada tahun 2017 yang menyatakan pengakuannya terhadap potensi yang dimiliki OBOR sebagai sarana pengembangan infrastruktur. Kemudian Tiongkok melalui tujuannya dalam merealisasikan OBOR, memberikan dana pengembangan infrastruktur kepada Filipina. Hal ini merupakan tindakan yang bertentangan dengan pendekatan Filipina yang sebelumnya lebih mengarah pada Amerika dan Jepang sebagai negara sekutunya. Filipina yang memiliki hubungan baik dengan Amerika, mengambil keputusan yang beresiko memperburuk hubungan antara Filipina dan Amerika. Dengan menggunakan Konesp Kepentingan Nasional oleh K. J. Holsti, penulis akan menganalisis apa sebenarnya kepentingan nasional yang dimiliki Filipina dalam keputusannya bergabung pada proyek OBOR yang diinisiasi oleh Tiongkok.

English Abstract

In 2016, the Philippines approached China with its foreign policy as a Pivot to China. The Philippines approach was then marked by the inclusion of China as one of the countries that provided foreign aid in 2016 which in the previous year, China had not participated in providing foreign aid to the Philippines. The policy was part of the President Duterte‟s government who officially became president of the Philippines in the same year. This then led to several agreement carried out by the Philippines and China in terms of infrastructure development, also known as the One Belt One Road (OBOR) project. The cooperation agreement was marked by the signing of the MoU by both parties in 2017 which stated its recognition of the potential provided by OBOR as a strategic infrastructure development. China through its goal of realizing OBOR, provided funding for infrastructure development to the Philippines. This act contradicts with the Philippine approach, which previously was more directed towards America and Japan as its allies. The Philippines, that has good relations with America, makes decisions that risk the relations between Philippines and America. Using the National Interest Concept by K. J. Holsti, I will analyze what is Philippines national interest really are that led its decision to join OBOR project initiated by China.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FISIP/2019/611/051905478
Uncontrolled Keywords: One Belt One Road, Infrastructure Development, Filipina, Kepentingan Nasional-One Belt One Road, Infrastructure Development, Philippines, National Interest.
Subjects: 300 Social sciences > 327 International relations > 327.095 990 51 International relations (Philippines-China)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Hubungan Internasional
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 05 Oct 2020 03:05
Last Modified: 21 Oct 2021 05:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171684
[thumbnail of Ida Bagus Ang Prabaraja.pdf]
Preview
Text
Ida Bagus Ang Prabaraja.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item