Imah Gede dalam Perannya sebagai Communal Space pada Masyarakat Budaya Padi di Kasepuhan Ciptagelar

Rahmaningrum, Dinny (2019) Imah Gede dalam Perannya sebagai Communal Space pada Masyarakat Budaya Padi di Kasepuhan Ciptagelar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kesatuan Adat Banten Kidul Kasepuhan Ciptagelar merupakan komunitas masyarakat adat. Komunitas ini menjalankan tatanan kehidupannya berbasis pada budaya padi. Mereka mempercayai bahwa entitas padi memiliki jiwa dan roh layaknya manusia. Menjadi komunitas adat, tentu identik dengan kegiatan bersama yang dilakukan secara berulang, turun-temurun dari generasi ke generasi pada suatu wilayah tertentu. Kebutuhan ruang komunal menjadi hal wajib yang harus ada dalam setiap ritual yang dijalankan baik di luar maupun di dalam bangunan. Imah Gede adalah salah satu fasilitas terjadinya ruang komunal di dalam bangunan. Imah gede merupakan bangunan adat komunitas Ciptagelar yang terdiri dari beberapa fungsi dan ruang, antara lain goah, pangcalikan dan Tihang Awi yang merupakan sebuah kesatuan bangunan adat. Penelitian ini berfokus pada goah Imah Gede yang memiliki kecenderung besar membentuk ruang komunal dari beragam pelaku dan aktivitas dalam satuan waktu yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran Imah Gede khususnya goah sebagai communal space pada komunitas Ciptagelar dan mendeskripsikan interaksi yang terjadi dari setiap elemen pembentuk ruang berdasarkan kegiatan rutin dan ritual. Metode yang digunakan yaitu kualitatif-induktif dengan paradigma partisipatoris dengan cara terlibat langsung dan menjadi bagian dari penelitian. Data dihimpun berdasarkan maksimalisasi informasi dari responden dan keyperson. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama, ruang komunal dalam goah Imah Gede terbentuk berdasarkan beberapa faktor, yaitu (a) dasar kepercayaan; (b) tipologi ruang; (c) personal space; (d) latar belakang interaksi; (e) kedudukan gender; (f) aktivitas rutin dan ritual; serta (g) kinship. Kedua, interaksi yang mendasari terbentuknya ruang komunal terbagi berdasarkan titipan adat yang telah diamahkan sehingga terbentuk ruang komunal petugas menanak nasi, petugas memasak lauk, dan pengunjung. Interaksi ini menjadi unik karena selain interaksi secara fisik, visual, dan verbal terdapat pula interaksisenyap pada peristiwa nyangu-nganyaran.

English Abstract

The entity of traditional ritual of Banten Kidul Kasepuhan Ciptagelar is society of traditional ritual community. This community runs their aspects of life based on padih culture. They believe that the entity of padih has spirit and soul the same as human being. Becoming a traditional community, its identical with social activities that has been done from time to time, from generation to generation at specific place. The need of communal space is required that has to be there in every rituals run, whether outside or outside the building. Imah Gede is one of facilities that makes communal space inside the building. Imah Gede is Ciptagelar community's traditional building that happens to have function and space, such as goah, pangcalikan, and Tihang Awi which are the unity of traditional building. This research focuses on goah Imah Gede which has enormous tendency to build a communal space from various actors and activities on different periods. The aim of the research is to identify the role of Imah gede, especially goah, as communal space in Ciptagelar community and to describe the interactions that occur from different elements of space building based on their routine activities and rituals. Methods that has been used are inductive-qualitative with participatory-paradigm by being directly involved and becoming part of the research. The data are collected based on information maximization from respondents and keyperson. The result shows that first, communal space in goah Imah gede is made based on some aspects, which are (a) fundamental belief; (b) space typology; (c) personal space; (d) background interaction; (e) gender position; (f) routine and ritual activities; also (g) kinship. Second, the fundamental interaction that influence the making of communal space divided based on traditional belongings that has been mandated so that communal space for custode of rice cooking, custode of side dish making, and visitors can happen. This interaction becomes unique because beside from physical, visual, and verbal interaction, there is silent-interaction on nyangu-nganyaran event

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2019/415/051905011
Uncontrolled Keywords: Budaya padi, communal space, goah, Imah Gede, interaksi, Communal space, goah, imah gede, interaction, paddy culture
Subjects: 700 The Arts > 720 Architecture > 720.9 History, geographic treatment, biography
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 24 Aug 2020 06:51
Last Modified: 24 Aug 2020 06:51
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171572
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item