suhu udara, pendinginan pasif, jendela, ecotect analysis

Al Farisa, Zai Dzar (2019) suhu udara, pendinginan pasif, jendela, ecotect analysis. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kota Malang sejak tahun 2015 menerapkan program Green City. Salah satu pihak yang terlibat dalam program tersebut adalah perguruan tinggi negeri yang berada di Malang, yaitu Universitas Brawijaya. Universitas Brawijaya menyusun program Green Campus pada “Rencana Strategis Universitas Brawijaya Tahun 2015-2019”, yang di dalamnya terdapat indikator “Gedung dengan Sarana/Prasarana Smart Building” dan “Gedung dengan Sistem Efisiensi Energi Listrik”. Gedung Baru Teknik Pengairan adalah salah satu gedung perkuliahan di Universitas Brawijaya yang dibangun pada tahun 2016. Gedung ini memiliki potensi dapat memaksimalkan pendinginan pasif karena memiliki tata ruang jajar ganda yang masih memungkinkan adanya ventilasi silang, serta angin dominan pada tapak memiliki arah yang diagonal terhadap sisi terpanjang bangunan. Namun jenis jendela pada gedung ini belum bisa mengalirkan udara ke dalam ruang secara maksimal, serta pada sisi keluar masuknya aliran udara pada koridor masih berupa jendela mati dan pintu darurat, sehingga ventilasi silang tidak bisa diterapkan. Kedua hal ini menyebabkan suhu udara di dalam ruang tidak sejuk, sehingga sistem pendinginan buatan lebih sering digunakan oleh pengguna bangunan, bahkan selama sembilan jam tanpa berhenti yang memunculkan potensi adanya pemborosan energi. Padahal, sebagai salah satu gedung yang dibangun saat program Green Campus telah ada, seharusnya gedung ini dapat memenuhi kedua indikator yang telah disebutkan di atas. Maka diperlukan sebuah penelitian untuk mengevaluasi gedung ini serta memberikan sebuah rekomendasi desain berupa jendela agar penggunaan pendinginan pasif lebih sering digunakan daripada pendinginan aktif yang dapat menimbulkan potensi dalam pemborosan energi listrik. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi lapangan dengan mengukur suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin pada beberapa sampel ruang dengan menggunakan termometer basah-kering dan anemometer. Sampel ruang yang diukur dipilih berdasarkan ruang-ruang yang sering digunakan oleh pengguna, yakni sebanyak 21 ruang. Data hasil observasi lapangan kemudian dianalisis serta disimulasikan menggunakan aplikasi Ecotect Analysis untuk validasi data. Pengambilan dokumentasi, wawancara singkat, serta pengamatan visual juga dilakukan saat observasi lapangan sebagai data kualitafif yang berfungsi dalam menganalisis kondisi eksisting. Data kuantitatif dan kualitatif kemudian dianalisis sehingga memunculkan suatu rekomendasi desain berupa jendela yang diharapkan dapat menurunkan suhu udara di dalam ruang. Hasil analisis rekomendasi desain kemudian diterapkan pada model yang telah dibuat pada aplikasi Ecotect Analysis, lalu disimulasikan untuk mendapatkan data kuantitatif baru berupa suhu udara. Sampel yang disimulasikan hanya tiga ruang yang dipilih berdasarkan orientasi jendela dan ketinggian ruang karena adanya keterbatasan penelitian, yakni Ruang Kelas 2.1, Ruang Dosen 5, dan Ruang Kelas 4.2. Hasil dari rekayasa desain berupa jendela yang dapat dioperasikan menjadi 10 mode, menunjukkan hasil bahwa semua mode tersebut dapat menurunkan suhu udara di dalam ruang. Namun agar dapat berfungsi secara maksimal, beberapa mode jendela dikombinasikan penggunaannya pada beberapa waktu. Adanya kombinasi mode jendela tersebut menyebabkan suhu udara pada Ruang Kelas 2.1 dapat turun sebanyak 4.8%, Ruang Dosen 5 dapat turun sebanyak 8.2%, dan Ruang Kelas 4.2 turun sebanyak 3.6%. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan suhu udara di dalam ruang dipengaruhi oleh perubahan jenis dan dimensi jendela, rasio besar bukaan, serta konfigurasi inlet-outlet pada ruang.

English Abstract

Malang City has been implemented the Green City program since 2015. One of the parties that involved in this program is public universities in Malang, namely Brawijaya University. Brawijaya University the Green Campus programs in the “Brawijaya University’s Strategic Plan for 2015-2019” has "Smart Infrastructure Building/Facilities" and "Building with Electric Energy Efficiency System" indicators. New Building of Water Resources Engineering is one of the lecture buildings in Brawijaya University that was established in 2016. This building has potential to maximize passive cooling system, because of the double loaded corridor in the building that the cross-ventilation can be applied, and because of the dominant winds on the site that have diagonal directions on longest side of the building. However, the type of window in this building has not been able to drain air maximally into the rooms, and in the corridor consists of dead windows and emergency doors so the cross-ventilation is not applicable. Both of these cause the air temperature in the room is poor, so the active cooling is more often used by building users, even for nine hours nonstop which raises the potential for energy waste. Whereas, as one of the buildings that was established when the Green Campus program have been arranged, this building should be able to fulfil the two indicators written above. Therefore, a research is needed to evaluate this building and provide a design recommendation so that it can increase the passive cooling usage rather than active cooling that can raise the potential of electric energy waste. This research is conducted by field observation by measuring air temperature, air humidity, and wind speed in room samples using a wet-dry thermometer and anemometer. Samples are selected based on the rooms that are often used by building users, as many as 21 rooms. Then, field observation data were analyzed and simulated using the Ecotect Analysis application for data validation. A documentary collection, short interviews, and visual scanning were conducting during field observation as qualitative data that functions in existing condition analysis. Then quantitative and qualitative data were analyzed, so the design recommendation is created as window that can reduce the air temperature in the rooms. The results of the design recommendation analysis are applied to the model that has been made in the Ecotect Analysis application to obtain new air temperature data. The samples that were simulated only three rooms, selected based on the window orientation and the height of the room, there are Classroom 2.1, Lecturer Room 5, and Classroom 4.2. The results of the smart window design recommendation that can be operated into 10 modes, showing that all of these modes can reduce the air temperature in the rooms. However, in order to be used optimally, several window modes have been combined in several times. The combination of these modes causes the air temperature in Classroom 2.1 decrease by 4.8%, Lecturer Room 5 can decrease by 8.2%, and Classroom 4.2 decrease by 3.6%. This all shows that the decrising air temperature in the rooms affected by changes of type and dimensions of the window, the ratio of the openings, and the configuration inletoutlet in the room.

Other obstract

-

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2019/655/051905281
Uncontrolled Keywords: suhu udara, pendinginan pasif, jendela, ecotect analysis, air temperature, passive cooling, window, ecotect analysis
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 623 Military and nautical engineering > 623.8 Nautical engineering and seamanship > 623.85 Engineering systems of nautical craft > 623.853 Temperature controls and air conditioning
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 11 Jul 2020 06:30
Last Modified: 11 Jul 2020 06:30
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/171522
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item