Heat Tolerance Coefficient Dan Sweating Rate Pada Bangsa Sapi Peranakan Ongole (PO) Dan Persilangan Dengan Simmental (Simpo) Di RPH Gadang Kota Malang

Anwar, Iqbal Arighi (2018) Heat Tolerance Coefficient Dan Sweating Rate Pada Bangsa Sapi Peranakan Ongole (PO) Dan Persilangan Dengan Simmental (Simpo) Di RPH Gadang Kota Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Persilangan bangsa sapi Bos indicus (Peranakan Ongole) dengan bangsa sapi Bos taurus (Simmental) bertujuan untuk menghasilkan sapi potong yang memiliki reproduksi dan pertumbuhan yang bagus. Persilangan diantara kedua bangsa sapi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktifitas sapi dengan menggabungkan sifat-sifat unggul dari kedua bangsa sapi. Peningkatan produksi sapi potong dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pendekatan kuantitatif (peningkatan populasi) dan kualitatif (produksi per unit ternak) sebagai salah satu alternatif dalam pemecahan masalah kekurangan pasokan daging sapi di Indonesia. maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pebedaan HTC dan Sweating rate antara bangsa sapi Peranakan Ongole (PO) dan Persilangan dengan Simmental (Simpo). HTC merupakan ketahanan ternak terhadap panas di sekitarnya sedangkan sweating rate merupakan tingkat keluarnya keringat atau laju perkeringatan pada ternak. Penelitian dilakukan di RPH Gadang, Kota Malang. Pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Mei - Juli 2018 dengan metode survei lapang. Pengamatan sweating rate (kecepatan perkeringatan) dilakukan pada 20 ekor sapi, yaitu 10 ekor (jantan) PO dan 10 ekor Simpo (jantan), sedang pengamatan HTC dilakukan pada 20 ekor sapi, yaitu 10 ekor sapi PO (jantan) dan 10 ekor sapi Simpo (jantan), dengan vi rataan umur masing masing kurang lebih 2 tahun dan bobot badan 300 kg. Variabel yang diamati berupa, suhu tubuh sapi yang diukur melalui suhu rektal dengan menggunakan thermometer klinis, frekuensi pernafasan dihitung menggunakan hand tally counter dan sweating rate dengan mengamati waktu perubahan CCD 10 % (Cobalt Chloride Disc) dari warna biru berubah ke warna semula (merah muda). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji student-t (uji t) tidak berpasangan. Berdasarkan hasil analisa statistik didapatkan bahwa perbedaan bangsa sapi tidak menghasilkan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap suhu rektal (38,7oC dan 38,9oC) dan frekuensi pernafasan (27,8 dan 28,2 kali/menit), masing masing berurutan pada sapi PO dan Simpo. Perbedaan bangsa ternak tidak menghasilkan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap nilai HTC ternak. Berdasarkan penelitian ini dihasilkan nilai HTC pada kedua bangsa sapi yaitu (2,22±0,02 dan 2,24±0,05) diketahui bahwa kedua bangsa sapi sama-sama mengalami cekaman panas, dilihat dari nilai HTC yang berada di atas dua. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (P<0,05) pada sweating rate antara sapi PO dan Simpo-. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahawa Sapi PO memliki suhu tubuh dan HTC yang sama dengan Persilangan Simmental (Simpo) yang ditunjukan dengan nilai Rataan HTC masing-masing 2,22 dan 2,24. PO dan Persilangan dengan Simmental (Simpo) memiliki Sweating rate yang berbeda dengan rataan masing - masing 86,83±5,11 dan 79,03±4,57 g/m²h. dari hasil ini dapat diketahui bahwa daya adaptasi dan tingkat keluarnya keringat dari sapi PO lebih baik dibandingkan dengan sapi Peranakan Bos Taurus (Simpo) yang berasal dari daerah yang beriklim sedang.

English Abstract

The research was conducted at slaughther house Gadang, Malang, for 3 months starting from May to July 2018. Research method used was case study. Observation was done using 20 Head of cows, 10 Crossbred Ongole, 10 Crossbred Simmental - Ongole with an average age of approximately 2 years and body weight 300kg. Data analysis was done by using student-t test two sample not paired. In the statistical calculations obtained that Crossbred Ongole Cattle and crossbred Simmental - ongole showed that there was not significant differences on rectal temperature (38.7oC dan 38.9oC) and respiratory frequency (27.8 and 28.2 times/minute) respectively sequentially in Crossbred Ongole Cattle And Crossbred Simmental – Ongole (P>0.05). The results showed that both cattle breed were experiencing heat stress, this condition is seen from the value of HTC which each has a value above 2 (2.22±0.02 and 2.24±0.05) (P>0.05). The result showed that there was differences on sweating rate between Crosbreed Ongole which has higher sweating rate better than Crossbred Simmental – Ongole 86.83±5.11 and 79.03±4.57 g/m²h, and the t-test result (P<0.05). Based on the results of the study, it can be concluded that PO cattle have body temperature and HTC which are not significantly different from Crossbred Simmental - Ongole but have significantly different Sweating rate results. From these results it can be seen that the adaptability and rate of discharge of Crossbred Ongole cattle are better than those of Crossbred Simmental - Ongole originating from temperate regions.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2018/614/051901825
Uncontrolled Keywords: Thermogulation, Sweating evaporation, Local Cattle
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 08 Jul 2019 02:54
Last Modified: 16 Mar 2022 04:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168367
[thumbnail of 168367-Iqbal Arighi Anwar-2.pdf]
Preview
Text
168367-Iqbal Arighi Anwar-2.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item