Korelasi Tingkat Sanitasi Dan Higiene Pemerahan Dengan Most Probable Number Bakteri Koliform Pada Susu Pasca Pengobatan Antibiotik Di Tingkat Peternak Karangploso

Anni’amy, Ahmad Hanyf (2018) Korelasi Tingkat Sanitasi Dan Higiene Pemerahan Dengan Most Probable Number Bakteri Koliform Pada Susu Pasca Pengobatan Antibiotik Di Tingkat Peternak Karangploso. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Susu merupakan minuman yang sarat kandungan gizi sehingga memiliki manfaat yang sangat besar bagi tubuh. Setiap susu sapi yang baru diperah sarat jutaan mikroorganisme yang beragam. Susu sapi dikenal memiliki kandungan gizi yang lengkap, seperti protein, karbohidrat, dan lemak. Hal ini menjadikan susu sapi sebagai media yang baik untuk berkembangnya bakteri. Pencemaran pada susu terjadi sejak proses pemerahan, dapat berasal dari berbagai sumber seperti kulit sapi, ambing, air, tanah, debu, manusia, peralatan dan udara. Sebelum dapat diambil manfaatnya, susu sapi harus melalui serangkaian prosedur pengolahan. Sanitasi dan higiene yang baik dari setiap individu memberikan perlindungan yang efektif terhadap pencemaran susu oleh bakteri non patogen maupun bakteri patogen.Peternak rakyat mayoritas telah mengetahui pentingnya sanitasi dan higien dalam pemeliharaan terutama saat pemerahan, namun karena pemeliharaan dilakukan sekedarnya sehingga peternak kurang memperhatikan sanitasi dan higien dalam pemeliharaannya. Kurangnya perhatian terhadap sanitasi dan higien berakibat pada buruknya kualitas susu yang dapat diperkirakan berdasarkan MPN bakteri koliform. Tujuan penelitian adalah mengetahui adanya korelasi antara tingkat sanitasi dan higiene dengan MPN bakteri koliform pada susu pasca pengobatan antibiotik. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan pentingnya sanitasi dan higiene pemerahan yang baik sehingga susu yang dihasilkan peternak meningkat kualitasnya dan terjaga kesehatan sapi perahnya. Penelitian ini dilaksanakan mulai 31 Agustus 2017 sampai 4 Oktober 2017 di peternak Desa Bocek wilayah KUD Kecamatan Karangploso dan pengamatan di Laboratorium Epidemiologi, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 puting sapi perah pada satu minggu pasca pengobatan antibiotik karena mastitis, sejumlah 18 sampel susu segar. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dimana dilakukan pengamatan pada satu daerah yang banyak terinfeksi mastitis. Pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara purposive non-randomized sampling, yaitu secara disengaja dan seadanya sesuai dengan kriteria. Kriteria yang dimaksud adalah sapi perah pasca pengobatan antibiotik dari peternakan rakyat di wilayah Karangploso berdasarkan informasi dari petugas kesehatan hewan KUD Karangploso dan hasil uji CMT. Susu diambil pada hari ke-1, ke-3 dan ke-5 pasca penyuntikan antibiotik. Data penilaian terhadap manajemen sanitasi dan higiene pemerahan dilakukan saat pengambilan sampel. Sampel kemudian diuji kontaminasi bakteri koliform berdasarkan MPN dengan uji Durham di Laboratorium Epidemiologi, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Data hasil penilaian tingkat sanitasi dan higiene pemerahan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kemudian untuk mengetahui hubungan antara tingkat sanitasi dan higiene terhadap MPN bakteri koliform dapat menggunakan Korelasi Spearman. Penilaian tingkat sanitasi dan higiene pada peternak di Desa Bocek didapatkan 2 peternak yang memiliki nilai mutu kurang baik yaitu Peternak 1 dan Peternak 3 (nilai rata-rata 1,01-2,00) dan Peternak 2 cukup baik (nilai rata-rata 2,01- 3,00). Berdasarkan SNI tahun 2000 tentang batasan total bakteri koliform pada susu segar sebesar 20 CFU/ml, dari 18 sampel yang diuji sebanyak 4 sampel masih dalam kategori baik dan sesuai standart SNI, yaitu S1-H1 (8.00 MPN/ml), S2- H2 (4,50 MPN/ml) dan H5 (2,00 MPN/ml), dan S6-H5 (19.00 MPN/ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sanitasi dan higiene berhubungan negatif dengan MPN bakteri koliform. Hari ke-1 memiliki korelasi yang sangat kuat yaitu r = -0,826, namun pada hari ke-3 memiliki nilai korelasi cukup kuat yaitu r = -0,465 dan hari ke-5 sangat rendah yaitu r = - 0,068. Berdasarkan hasil diatas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0.043 (hari ke-1), 0,353 (hari ke-3) dan 0,899 (hari ke- 5). Nilai signifikansi hari ke-1 menunjukkan antara variabel tingkat sanitasi dan higiene dengan MPN bakteri koliform memiliki hubungan yang signifikan (<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada susu segar dengan residu antibiotik pada minggu pertama setelah penyuntikan, terdapat korelasi negatif antara tingkat sanitasi dan hygiene dengan MPN bakteri Koliform. Semakin baik nilai sanitasi dan higiene maka semakin rendah nilai MPN bakteri Koliform. Saran dalam penelitian ini adalah peternak tetap meningkatkan perlakuan sanitasi dan higiene pemerahan yang baik secara teratur, sehingga keberadaan bakteri patogen dalam susu dapat diminimalisir dan kemungkinan ternak terinfeksi penyakit dapat berkurang.

English Abstract

The purpose of this study was to determine the correlation between sanitation and hygiene level against Most Probable Number (MPN) of Coliform bacteria in milk cow post-treatment antibiotic. The material observed were fresh daily milk product of cow at first, third and fifth day post antibiotic injection and correlated due to sanitation and hygiene milking management assessed by good dairy farming practice. The method used was case study, which observed on 3 production cows owned by 3 farmers. The samples tested MPN of coliform bacteria used Durham test at Epidemiology Laboratory, Faculty of Animal Science University of Brawijaya. Data assessment of sanitation and hygiene level then analyzed by using descriptive analysis. The correlation between sanitation and hygiene level against MPN of coliform used Spearman correlation. The result from assessment of sanitation and hygiene level was found 2 farmers with poor quality score (average 1.01-2.00) and one good enough (average 2.01-3.00). The Spearman test showed that first day (H1) had a very strong negative correlation r = -0.826, but on the third day (H3) had a fairly strong negative correlation r = - 0.465 and fifth day (H5) had very low negative r = -0.068. According to SNI in 2000 about the total limits of coliform bacteria in fresh milk amounted to 20 CFU/ml. 4 from 18 samples tested were still in good category according to SNI standard, S1-H1 (8.00 MPN/ml), S2-H1 (4.50 MPN/ml) and H5 (2.00 MPN/ml), and S6-H5 (19.00 MPN/ml). Based on the results showed the significance value of H1 (0.043) had significant relationship (<0.05). The conclusion was there are decreasing correlation at the first week residues antibiotic milk among sanitation and hygiene with number of coliform (MPN). The increased of sanitation and hygiene would be decrease of MPN.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2018/455/051808720
Uncontrolled Keywords: Sanitation, Hygiene, Antibiotic, MPN Coliform, Dairy Milk
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals > 636.21 Cattle for specific purposes > 636.214 2 Cattle milk
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: soegeng sugeng
Date Deposited: 01 Jun 2020 03:23
Last Modified: 01 Jun 2020 03:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168324
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item