Amri, Syaiful (2018) Pengaruh Limbah Feses Sapi Perah Yang Difermentasi Kultur Mikroba Azotobacter Sebagai Media Terhadap Pertumbuhan Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Feses sapi difermentasikan dengan kultur mikroba Azotobacter yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan jumlah cacing tanah (Lumbricus rubellus). Pemanfaatan limbah hasil peternakan terlebih pada ternak sapi yang terbilang memiliki populasi tinggi perlu dimaksimalkan seperti memfermentasikannya untuk dijadikan olahan baru. Pada penelitian ini feses sapi digunakan sebagai media hidup cacing dengan penambahan kulturmikroba Azotobacter. Penelitian ini dilaksanakan pada tangga l Februari 2018 hingga 30 Maret 2018 di kediaman Bapak Sumadji . Lokasi penelitian, Jl. Tologojoyo III, Kecamtan Lowokwaru. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kulturmikroba Azotobacter pada feses sapi sebagai media terhadap jumlah dan bobot cacing tanah (Lumbricus rubellus). Subjek yang digunakan adalah cacing tanah (Lumbricus rubellus). Setiap perlakuan diberikan 4kg media yang terbagi menjadi 500 gr/ulangan. Cacing yang digunakan adalah cacing yang sedang dalam masa pertumbuhan dengan kisaran umur 30- 50 hari. Pemberian pakan dilakukan antara 3-5 hari sekali dengan penyiraman air (1:1). pada feses sapi. Metode yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). dan apabila terdapat perbedaan nyata, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Adapun perlakuan penelitian tersebut dibagi menjadi 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan dilakukan 4 ulangan, dimana pada (P0) : 0mL mikroba/100kg feses sapi, (P1) : 150mL mikroba/100kg feses sapi, (P2) : 250mL mikroba/100kg feses sapidan (P3) : 350mL mikroba/100kg feses sapi. Variabel yang diamati meliputi pertumbuhan bobot akhir cacing tanah dan jumlah akhir cacing tanah pada akhir pemeliharaan. Hasil penelitian pertumbuhan bobot akhir menunjukkan bahwa urutan rataan dimulai dari yang tertinggi didapat pada perlakuan (P3) dengan angka 94,25±3.50 d, perlakuan (P2) dengan angka 80,75±2,58 c perlakuan (P1) dengan angka 68,25±4,57 b dan terendah pada perlakuan tanpa penambahan mikroba (P0) dengan angka 62,50±1,29 a. Untuk urutan rataan jumlah akhir cacing tanah diurutkan dari yang tertinggi didapat pada perlakuan (P3) dengan angka190,75±10, 39 c, perlakuan (P2) dengan angka177,50±603 b, kemudian perlakuan (P1) dengan angka 156,25±155,2 b dan terendah pada perlakuan tanpa penambahan mikroba (P0) dengan angka131,25±10,50a. Terjadinya pertumbuhan bobot dan bertambahnya jumlah cacing tanah disebabkan oleh adanya pengaruh yang diberikan mikroba Azotobacter pada media feses sapi membuat unsur hara pada media hidup cacing tanah mampu memberikan kebutuhan yang dibutuhkan oleh cacing dan disukai oleh cacing tanah sebagai media hidupnya untuk tumbuh dan kembangnya. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kultur mikroba Azotobacter pada feses sapi dapat meningkatan pertambahan bobot dan jumlah populasi cacing tanah. Dengan pemberian dosisi kultur bakteri Azotobacter 350cc/100`kg feses sapi perlakuan terbaik Saran penulis untuk penelitian selanjutnya perlu adanya pengamatan terhadap jenis cacing yang lain agar diketahui apakah media fermentasi feses sapi juga mampu mempengaruhi pertumbuhan dan jumlah akhir populasi cacing tersebut.
English Abstract
The purpose of this research is to know the effect of the addition of Azotobacter culture to the fermented dairy cow feces as media to the growth of lumbricus rubellus. The method used was experimented using Completely Randomized Design of 3 treatments and 5 replications. The treatment were T0, T1, T2, T3 of 0,150, 250, 350 ml Azotobacter/ 100 kg feses. The statitical analysis results showed that the treatment give very signifcans effect (T< 0,05) to the weight gain and the increase member of lumbricus lubellus. The average sequence starting from the highest was obtained at the treatment (T3) with the number 94.25 ± 3.50, treatment (T2) with the number 80.75 ± 2.58 treatment (T1) with the number 68.25 ± 4.57 and the lowest in treatment without microbial addition (T0) with the number 62.50 ± 1.29. For the order of the average number of the earthworms sorted from the highest obtained in the treatment (T3) with the numbers 190.75 ± 10, 39, treatment (T2) with the number 177.50 ± 603, then treatment (T1) with the number 156.25 ± 155,2 and lowest at treatment without addition of microbe (T0) with number 131,25 ± 10,50. The conclusion that the addition of azotobacter microbial culture to cow feces can increase the weight gain and population of earthworms. Dose Culture of the best treatment of Azotobacter bacteria 350cc / 100`kg cow feces.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2018/402/051807832 |
Uncontrolled Keywords: | Lumbricus rubellus, Azotobacter, dairy cow Feces |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.7 Harvest and culture of invertebrates other than mollusks and crustaceans > 639.75 Worms |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 02 Jun 2020 17:15 |
Last Modified: | 02 Jun 2020 17:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/168278 |
Actions (login required)
View Item |