Darmawan, Dicky Kurnia (2018) Merelakan Hidup Demi Paru-Paru Surabaya; Kontestasi Lahan Dalam Intervensi Perencanaan Kebun Raya Mangrove Surabaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Setiap daerah memiliki arah pembangunan sesuai dengan potensi sumber daya yang daerah tersebut miliki. Begitupun yang dilakukan oleh Surabaya dengan mempertimbangkan potensi daerah pesisir dan mangrove di Pantai Timur Surabaya. Dari hal tersebut, dalam kepemimpinan Ibu Risma, Surabaya memfokuskan pembangunan dengan membidik Ruang Terbuka Hijau. Pembangunan Kebun Raya Mangrove Surabaya di dalam kawasan lindung Pamurbaya. Namun kepemilikan lahan di beberapa titik sudah dimiliki perorangan, maka dibutuhkannya pembebasan lahan. Dari seluruh daerah yang masuk dalam lokasi yang ditetapkan untuk pembangunan tersebut, Gunung Anyar menjadi tempat yang paling banyak ditemukan pelanggaran bangunan. Dalam penelitian yang berada di Perumahan Wisma Tirta Agung Asri tahap 4 s.d. 7, Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur ini, peneliti ingin mencoba melihat logika Pemerintah untuk membuat pembangunan Kebun Raya Mangrove di tengah pandangan masyarakat terdampak yang menganggap Surabaya untuk tempat mereka tinggal dan mencari nafkah. Kompleksitas perebutan lahan dan upaya-upaya masyarakat untuk mempertahankan dengan digenggamnya bukti kepemilikan lahan mewarnai penelitian ini. Meskipun, pada akhirnya masyarakat menyerahkan tempat tinggal mereka kepada Pemerintah Kota Surabaya.
English Abstract
Each region has a direction of development in accordance with the potential resources that the region has. Likewise what was done by Surabaya by considering the potential of coastal areas and mangroves on Pantai Timur Surabaya. From this, in the leadership of Ms. Risma, Surabaya focused on development by targeting Green Open Space. Construction of the Surabaya Mangrove Botanical Garden in the Pamurbaya conservation area. However, land ownership in some points is already owned by individuals, so land acquisition is needed. Of all the areas included in the location designated for the development, Gunung Anyar is the place where the most violations of buildings are found. In the research at Perumahan Wisma Tirta Agung Asri stage 4th until 7th, Gunung Anyar Tambak Village, Gunung Anyar Subdistrict, Surabaya, East Java, the researchers wanted to try to see the logic of the Government to make the development of the Mangrove Botanical Gardens amidst the views of affected people who consider Surabaya to be their place of residence and earn a living. The complexity of land grabs and community efforts to maintain the holding of evidence of land ownership coloring this research. Although, in the end the community gave up their residence to the Surabaya City Government.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FBS/2018/420/051812159 |
Uncontrolled Keywords: | pembangunan, konservasi, logika Pemerintah, perebutan lahan / development, conservation, government logic, land grabbing |
Subjects: | 500 Natural sciences and mathematics > 583 Magnoliopsida (Dicotyledons) > 583.7 Rosidae > 583.76 Myrtales > 583.763 Rhizophoraceae and Sonneratiaceae |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Antropologi Budaya |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 02 Sep 2019 07:10 |
Last Modified: | 17 Jun 2022 04:00 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/166792 |
Text
Dicky Kurnia Darmawan.pdf Download (4MB) |
Actions (login required)
View Item |