Pengaruh Pemberian Pakan Berbahan Limbah Sisa Nasi Dan Ampas Tahu Terhadap Bobot Dan Kadar Protein Cacing Tanah (Eudrilus eugeniae)

A’yun, Qurrata (2018) Pengaruh Pemberian Pakan Berbahan Limbah Sisa Nasi Dan Ampas Tahu Terhadap Bobot Dan Kadar Protein Cacing Tanah (Eudrilus eugeniae). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,58 persen menyebabkan Kota Malang semakin padat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk tersebut diiringi pula oleh peningkatan jumlah kebutuhan pangan. Seiring meningkatnya jumlah kebutuhan pangan maka meningkat pula limbah dari proses pengolahan ataupun sisa konsumsi, salah satunya adalah limbah organik padat. Limbah tersebut harus ditangani agar tidak mengurangi nilai estetika dan tidak menimbulkan pencemaran. Salah satu cara untuk menanganinya adalah dengan mengolah limbah organik menjadi pakan budidaya cacing tanah. Menurut Palungkun (2010) dalam Febrita (2015), dengan memanfaatkan cacing tanah sebagai dekomposer, maka akan mengurangi volume limbah dan sekaligus menjadi sumber pakan bagi cacing tanah sehingga meningkatkan nilai guna dari limbah tersebut. Cacing tanah pun saat ini telah banyak dibudidayakan di berbagai daerah guna memenuhi kebutuhan masyarakat karena cacing tanah mengandung protein yang cukup tinggi. Pada penelitian ini, limbah organik yang digunakan untuk membuat pakan cacing tanah adalah limbah sisa nasi dan ampas tahu karena limbah tersebut kaya akan bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan berbahan bahan limbah sisa nasi dan ampas tahu terhadap bobot cacing tanah (Eudrilus eugeniae) dan kadar proteinnya dengan berbagai perlakuan. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan, sehingga terdapat 15 perlakuan. Parameter yang akan diamati adalah bobot cacing tanah dan kadar proteinnya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah pemberian pakan dengan komposisi 100% sisa nasi memiliki bobot akhir tertinggi yaitu sebesar 2,65 kg sedangkan xx bobot akhir paling rendah yaitu pada pemberian pakan berbahan 100% ampas tahu yaitu sebesar 1,88 kg. Lalu kadar protein cacing tertinggi adalah pada pemberian pakan berbahan 70% ampas tahu + 30% limbah sisa nasi yaitu sebesar 8,70% % sedangkan kadar protein cacing tanah terendah adalah pada pemberian pakan berbahan 100% ampas tahu yaitu sebesar 6,89%. Hubungan antara konsumsi kandungan protein pakan dengan kandungan protein pada cacing tanah menunjukkan hubungan linier yang negatif yang artinya semakin tinggi kandungan protein pakan semakin rendah kandungan protein pada cacing tanah.

English Abstract

Tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,58 persen menyebabkan Kota Malang semakin padat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk tersebut diiringi pula oleh peningkatan jumlah kebutuhan pangan. Seiring meningkatnya jumlah kebutuhan pangan maka meningkat pula limbah dari proses pengolahan ataupun sisa konsumsi, salah satunya adalah limbah organik padat. Limbah tersebut harus ditangani agar tidak mengurangi nilai estetika dan tidak menimbulkan pencemaran. Salah satu cara untuk menanganinya adalah dengan mengolah limbah organik menjadi pakan budidaya cacing tanah. Menurut Palungkun (2010) dalam Febrita (2015), dengan memanfaatkan cacing tanah sebagai dekomposer, maka akan mengurangi volume limbah dan sekaligus menjadi sumber pakan bagi cacing tanah sehingga meningkatkan nilai guna dari limbah tersebut. Cacing tanah pun saat ini telah banyak dibudidayakan di berbagai daerah guna memenuhi kebutuhan masyarakat karena cacing tanah mengandung protein yang cukup tinggi. Pada penelitian ini, limbah organik yang digunakan untuk membuat pakan cacing tanah adalah limbah sisa nasi dan ampas tahu karena limbah tersebut kaya akan bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan berbahan bahan limbah sisa nasi dan ampas tahu terhadap bobot cacing tanah (Eudrilus eugeniae) dan kadar proteinnya dengan berbagai perlakuan. Metode penelitian yang digunakan adalah Metode Eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan, sehingga terdapat 15 perlakuan. Parameter yang akan diamati adalah bobot cacing tanah dan kadar proteinnya. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah pemberian pakan dengan komposisi 100% sisa nasi memiliki bobot akhir tertinggi yaitu sebesar 2,65 kg sedangkan xxii bobot akhir paling rendah yaitu pada pemberian pakan berbahan 100% ampas tahu yaitu sebesar 1,88 kg. Lalu kadar protein cacing tertinggi adalah pada pemberian pakan berbahan 70% ampas tahu + 30% limbah sisa nasi yaitu sebesar 8,70% % sedangkan kadar protein cacing tanah terendah adalah pada pemberian pakan berbahan 100% ampas tahu yaitu sebesar 6,89%. Hubungan antara konsumsi kandungan protein pakan dengan kandungan protein pada cacing tanah menunjukkan hubungan linier yang negatif yang artinya semakin tinggi kandungan protein pakan semakin rendah kandungan protein pada cacing tanah.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2018/195/051805342
Uncontrolled Keywords: Ampas Tahu, Cacing Tanah, Limbah, Pakan, Protein, Sisa Nasi
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.7 Harvest and culture of invertebrates other than mollusks and crustaceans > 639.75 Worms
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 28 Oct 2019 07:08
Last Modified: 23 Mar 2022 06:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165680
[thumbnail of Qurrata A’yun.pdf]
Preview
Text
Qurrata A’yun.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item