Mursyid, Hamdan (2018) Pengaruh Suhu Pemanasan Dan Debit Udara Terhadap Nilai Rh (Relative Humidity) Pada Pengujian Mesin Pengering Tipe Rak Dengan Sistem Dehumidifier. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pengeringan banyak berperan dalam berbagai sektor, salah satunya industri pertanian. Permasalahan utama pengeringan adalah masih tingginya RH (Relative Humidity) dan kelembaban spesifik (humidity ratio). Solusinya adalah menurunkan RH dan humidity ratio menggunakan mesin pengering dengan sistem dehumidifier. Mesin pengering ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dehumidifier, pemanas, dan ruang pengering sebanyak 8 ruang. Komponen dehumidifier digunakan untuk menurunkan RH, pemanas digunakan untuk memanaskan udara dari hasil proses dehumidifier, dan ruang pengering sebagai tempat bahan yang dikeringkan. Sebelum mesin pengering ini diaplikasikan pada bahan, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk memperoleh perlakuan terbaik, sehingga dapat menjadi acuan pada pengoperasian saat proses pengeringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu pemanasan (oC) dan debit udara (m3/s) terhadap penurunan RH dan humidity ratio serta mengetahui perlakuan terbaik. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial yaitu suhu pemanasan (oC) dan debit udara (m3/s). Suhu pemanasan terdiri dari 40 dan 60oC, sedangkan debit udara terdiri dari 0.506, 0.687, 0.867, 1.048, dan 1.229 m3/s. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan analisis ragam ANOVA two way with replicated dilanjutkan uji BNT 5%. Berdasarkan hasil penelitian, suhu pemanasan dan debit udara memberikan pengaruh terhadap nilai RH dan humidity ratio. Suhu pemanas berbanding terbalik dengan RH dan humidity ratio, sedangkan debit udara berbanding lurus. Pada penelitian, RH terendah pada ruang pengering 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9 dan 8 secara berturut-turut 9,7%, 11%, 7%, 16%, 17%, 19%, 19,3%, 22%, dan 23% pada perlakuan suhu 60oC dengan debit udara 0,506 m3/s. Sedangkan humidity ratio terendah pada ruang pengering 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 secara berturut-turut sebesar 0,0055, 0,0065, 0,0068, 0,0071, 0,0076, 0,0078, 0,0085, dan 0,0087 kg air/kg udara kering. Perlakuan terbaik pada penelitian adalah menggunakan suhu 60oC dengan debit udara 0,506m3/s. Pada penelitian, udara lingkungan yang masuk sistem dehumidifier dapat menurunkan volume spesifik (m3/kg), entalpi (kJ/kg), suhu bola kering (oC), RH (%), humidity ratio (kg air/kg udara kering) dan suhu titik embun (oC). Hasil dari pengujian ini akan diaplikasikan untuk mengeringkan bahan berupa benih cabai.
English Abstract
Drying has many roles in various sectors including agricultural industry. The main problem of drying is the high RH and humidity ratio. The solution is to reduce RH and humidity ratio using a dryer machine with dehumidifier system. This dryer consists 3 main parts, namely dehumidifier, heater, and dry room for 8 rooms. The dehumidifier components is used lower the RH, the heater is used to heating the air from the dehumidifier process, and dry room as the dried material. Before the dryer machine is applied to the material, the testing needs to be done in advance to obtain the best treatment, so as to reference the data at the time of the drying process. The purpose of this study is to determine the effect of heating temperature (°C) and the air flow rate (m3/s) to the decrease of RH and humidity ratio. In addition to knowing the best treatment. The experimental design used is Complete Randomized Design (CRD) with two factorial namely temperature heating (oC) and air flow rate (m3/s). Temperature heating comprised 40 and 60°C, while the air flow rate consists of 0506, 0687, 0867, 1,048, and 1,229 m3/s. Each treatment was repeated 3 times. Analysis of data using two-way analysis of variance ANOVA followed replicated with LSD 5%. Based on the results of the study, temperature heating and air flow rate give influence to RH value and humidity ratio. The temperature heating has a inversely proportion to RH and humidity ratio, while the air flow rate is direct proportional. In the study, the lowest RH in the dryer room 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, and 8 respectively 9.7%, 11%, 7%, 16%, 17%, 19%, 19 , 3%, 22%, and 23% at 60°C temperature treatment with air flow rate 0.506 m3/s. While the humidity ratio in the dryer room 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, and 8 respectively at 0.0055, 0.0065, 0.0068, 0.0071, 0.0076, 0, 11 0078, 0.0085, and 0.0087 kg of water/kg of dry air. The best treatment on the research is to use 60°C with air flow rate 0,506m3/s. In this reserach, ambient air entering the system dehumidifier can reduce the specific volume (m3/kg), enthalpy (kJ/kg), dry bulb temperature (oC), RH (%), humidity ratio (kg water/kg dry air), and dew point temperature (oC). The results of this test will be applied to dry materials such as chilli seeds.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FTP/2018/146/051803705 |
Uncontrolled Keywords: | Debit udara, Dehumidifier, Humidity Ratio, RH, Suhu Pemanasan / Air Flow Rate, Dehumidifier, Humidity Ratio, RH, Temperature Heating |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.3 Tools, machinery, apparatus, equipment / Agricultural engineering |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 04 Nov 2019 06:50 |
Last Modified: | 23 Mar 2022 05:20 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/165651 |
Text
Hamdan Mursyid.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Actions (login required)
View Item |