Pengaruh Medan Elektromagnetik Dan Penambahan Limbah Teh (Fluf) Pada Media Tanam Jamur Terhadap Laju Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus)

Nugroho, Arif Suryo (2018) Pengaruh Medan Elektromagnetik Dan Penambahan Limbah Teh (Fluf) Pada Media Tanam Jamur Terhadap Laju Pertumbuhan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Jamur tiram (pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur yang mempunyai banyak manfaat diantaranya dimanfaatkan untuk olahan makanan dan obat obatan herbal. Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang pada suhu 220C- 280C dan pada kelembapan 80%-90% dengan intensitas cahaya 10%. Jamur tiram merupakan salah satu pendegradasi lignin aktif yang dapat tumbuh di berbagai media seperti serbuk gergaji, ampas tebu, limbah daun teh dan limbah pertanian yang mengandung lignin selulosa. Limbah pada industri teh (fluf) mengandung serat kasar selulosa dan lignin yang dapat digunakan sebagai bahan media tanam jamur. Penambahan ampas teh sangat berpotensi meningkatkan kandungan pada media tanam jamur tiram yaitu berupa lignin yang dapat meningkatkan pertumbuhan miselium pada jamur tiram. Medan elektromagnetik adalah suatu metode untuk meningkatkan laju pertumbuhan pada tanaman, metode ini merupakan alternatif aditif yang dapat mengurangi toksin bahan baku dan meningkatkan keamanan pangan. Medan magnet yang diberikan dapat membuat unsur paramagnetik dan feromagnetik seprti Fe, Ca, Na, serta K dapat semakin tertarik masuk untuk mengaktifkan enzim-enzim yang dibutuhkan oleh sel-sel pada jamur , terutama unsur Ca. Unsur ini juga meningkatkan enzim-enzim selulosa pada media tanam, viii Sehingga dapat membuat pertumbuhan jamur tiram semakin meningkat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 kali pengulangan dan 2 faktorial, faktor pertama yaitu penambhan media tanam menggunakan limbah industri teh (fluf) dengan serbuk gergaji yaitu 0%, 25%, 50%. Dan faktor yang kedua adalah lama pemaparan medan elektromagnetik selama 30 menit, 60 menit dan 90 menit dengan pemaparan sebesar 0.8 mT. Pertumbuhan jamur tiram yang diamati meliputi tinggi miselium, diameter tudung, jumlah tudung,dan massa jamur waktu panen. Pada penelitian kali ini penambahan teh 0% adalah penambahan media tanam terbaik, hal ini disebabkan karena nutrisi dari serbuk gergaji memiliki nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan nutrisi pada limbah teh, karena limbah industri teh yang ada di pabrik tidak semuanya terdekomposisi. Sedangkan pemaparan medan magnet 90 menit adalah pemaparan terbaik jika dilihat dari parameter pengukuran massa jamur tiram.

English Abstract

Oyster mushroom (pleurotus ostreatus) is one of the fungi that has many benefits including being used for processed foods and herbal medicines. Oyster mushrooms can grow and develop at a temperature of 220C-280C and in humidity 80% -90% with a light intensity of 10%. Oyster mushroom is one of the active degrading lignin which can be grown in various media such as sawdust, bagasse, tea leaf waste and agricultural waste containing cellulose lignin. Waste in the tea industry (fluf) contains crude fiber of cellulose and lignin which can be used as mushroom growing media. The addition of tea pulp has the potential to increase the content of the oyster mushroom growing media in the form of lignin which can increase the growth of mycelium in oyster mushrooms. Electromagnetic fields are a method for increasing the growth rate in plants, this method is an alternative additive that can reduce the toxin of raw materials and improve food safety. The magnetic field given can make paramagnetic and ferromagnetic elements such as Fe, Ca, Na, and K can be increasingly attracted to activate the enzymes needed by cells in fungi, especially the element Ca. This element also increases cellulose enzymes in the growing media, so that it can increase the growth of oyster mushrooms. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 repetitions and 2 factorials, the first factor was the addition of planting media using tea waste (fluf) with sawdust x namely 0%, 25%, 50%. And the second factor is the duration of electromagnetic field exposure for 30 minutes, 60 minutes and 90 minutes with exposure of 0.8 mT. The growth of oyster mushrooms observed included mycelium height, hood diameter, number of hoods, and mushroom mass at harvest. In this study the addition of 0% tea was the best addition of planting media, this was because the nutrients from sawdust had better nutrients compared to nutrients in tea waste, because not all tea industry wastes in the factory were decomposed. While the 90 minute magnetic field exposure is the best exposure when viewed from the parameters of measuring the oyster mushroom mass.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FTP/2018/569/051811359
Uncontrolled Keywords: Jamur Tiram, Limbah Industri Teh(fluf), Medan Elektromagnetik.,/Oyster Mushroom, Tea Industry Waste (fluf), Electromagnetic Field
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 635 Garden crops (Horticulture) > 635.8 Mushrooms and truffles
Divisions: Fakultas Teknologi Pertanian > Keteknikan Pertanian
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 07 Aug 2019 04:29
Last Modified: 07 Aug 2019 04:29
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164969
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item