Baheramsyah, Akmaluddin (2018) Pengaruh Lama Penyinaran Lampu Petromak Terhadap Hasil Tangkapan Pada Bagan Tancap di Perairan Lekok Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pemerintah Kabupaten Pasuruan (2017) menjelaskan potensi perikanan laut dan wilayah pesisir Kabupaten Pasuruan kurang lebih sesuai dengan garis pantai yaitu sepanjang 48 km. Produksi perikanan tangkap tahun 2016 mencapai 9.206,10 ton, meningkat jika dibandingkan dengan target tahun 2016 dan capaian tahun 2015 sebesar 8.633,87 ton terjadi peningkatan hasil produksi sebesar 572,23 ton atau 6,63%. Jenis ikan yang ditangkap antara lain: peperek, tembang, teri, tongkol, kembung, rajungan, cumi-cumi, kerang, belanak dan lainnya. Kabupaten Pasuruan mempunyai sembilan jenis alat tangkap dengan jumlah total 2.938 unit dengan rincian, payang 601 unit, tramel net 244 unit, jaring insang 187 unit, jaring klitik 330 unit, pancing 134 unit, bagan tancap 147 unit, pengumpul kerang 1.200 unit, dan alat tangkap lainnya 95 unit. Dari semua alat tangkap di atas, hanya bagan tancap yang menggunakan lampu yang berfungsi sebagai alat pengumpul ikan. Bagan tancap merupakan alat tangkap pasif, dimana alat ini berupa bangunan di tengah laut dengan jaring di bawahnya, jaring akan diangkat setelah banyak ikan yang berkumpul ditengah bagan (Fuad, et.al., 2016). Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan pelagis kecil. Bagan dalam perkembangannya telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodofikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dikelompokkan dalam jaring angkat (lift net), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing (Subani dan Barus, 1989). Tertariknya ikan pada sumber cahaya disebut fototaksis positif. Tingkah laku ikan yang mendatangi sumber cahaya dapat dibedakan : pertama tertarik secara langsung oleh cahaya dan kedua tertarik mendekati cahaya karena mencari makan (Ayodhyoa, 1981). Nelayan bagan tancap kecamatan Lekok yang mayoritas adalah nelayan tradisional mengalami kesulitan dalam pengoperasian teknologi alat bantu penangkapan lampu celup bawah air (LACUBA), oleh karena itu penelitian mengenai aspek lama penyinaran lampu petromak dengan judul Pengaruh Lama Penyinaran Lampu Petromak Terhadap Hasil Tangkapan Pada Bagan Tancap di Perairan Lekok Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur perlu dilakukan. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lama penyinaran terhadap jumlah hasil tangkapan bagan tancap serta mengetahui komposisi hasil tangkapan bagan tancap berdasarkan lama penyinaran lampu petromak yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah eksperimental semu dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari observasi secara langsung, berpartisipasi aktif dalam pengoperasian alat tangkap dan wawancara dengan nelayan terkait. Data sekunder didapatkan dari buku, jurnal dan literatur ilmiah lainnya. Data yang dibutuhkan untuk analisis adalah data hasil tangkapan bagan tancap berdasarkan lama penyinaran lampu petromak, data tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh lama penyinaran yang digunakan terhadap hasil tangkapan bagan tancap dengan menggunakan analisis RAL dan uji BNT untuk mengetahui pengaruh nyata maupun tidak dari perbedaan perlakuan. VIII Berdasarkan hasil analisis RAL dan uji BNT pada lama penyinaran lampu petromak, didapatkan hasil berpengaruh sangat nyata terhadap hasil tangkapan (kg) bagan tancap . Didapatkan hasil Fhitung pada analisa sidik ragam = 30,88 serta pada Ftabel(0,05) = 3,28 dan Ftabel(0,01) = 5,31, sehingga Fhitung > Ftabel, maka tolak H0 dan terima H1. Pada perlakuan penyinaran 60 menit, 120 menit dan 180 menit, lama penyinaran petromak selama 180 menitlah yang mendapatkan hasil tangkapan paling banyak (dalam kilogram) dibandingkan dengan lama penyinaran selama 60 menit dan 120 menit. Berdasarkan hasil analisis komposisi jenis hasil tangkapan pada lama penyinaran 60 menit didominasi oleh cumi-cumi (Loligo sp) sebanyak 5,5 kg dengan persentase 41,88%, sedangkan ikan yang paling sedikit tertangkap adalah ikan barakuda sebanyak 0,03 kg dengan persentase 0,23%. Pada lama penyinaran 120 menit didominasi oleh cumi-cumi (Loligo sp) sebanyak 12,8 kg dengan persentase 47,79%, sedangkan ikan yang paling sedikit tertangkap adalah ikan barakuda sebanyak 0,06 kg dengan persentase 0,22%. Dan pada lama penyinaran 180 menit didominasi oleh cumi-cumi (Loligo sp) sebanyak 21,3 kg dengan persentase 58,46%, sedangkan ikan yang paling sedikit tertangkap adalah ikan kiper (Scatophagus sp) sebanyak 0,1 kg dengan persentase 0,25%.
English Abstract
The Pasuruan Regency Government (2017) explained the potential of marine fisheries and coastal areas of Pasuruan Regency, more or less was in line with the coastline, which is 48 kms long. The fishes catching production in 2016 reached 9,206.10 tons, it was an increase compared to the target in 2016 and in 2015 it reached 8,633.87 tons, the increase of production was 572.23 tons or 6.63%. The types of fishes caught include: peperek, tembang, anchovies, cobs, bloateds, crabs, squids, oysters, mullets and others. Pasuruan Regency has nine types of fishing gear with a total of 2,938 units with details: 601 units, 244 units of net tramel, 187 units of gill nets, 330 units of clitic nets, 134 units of fishing rods, 147 units of seaplane, 1,200 units of shells and the other 95 catching tools. Of all the fishing gears above, only stationary lift net which use lights that functioned as fish collector tool. The stationary lift net is a passive fishing gear, whereas the tool forms a building in the middle of the sea with a net below it, the net will be lifted after the fishes gathered in the middle of the bet (Fuad, et.al., 2016). Lift net is a type of fishing gear used by fishermen to catch small pelagic fish. The net itself in its development has undergone many changes in both its shape and size modified in such a way that is in accordance with the fishing area. Based on the method of its operation, the gear is categorized as lift net, but as it uses light to collect fish, it is also called light fishing (Subani and Barus, 1989). The attraction of the fish to the light source is called positive photoaxis. The fish behavior that comes to the light can be distinguished by: first, directly attracted by the light; and second, attracted to the light due to the foraging (Ayodhya, 1981). The majority of fishermen on the Lekok sub-district are traditional fishermen which have been experiencing difficulties in the operation of auxiliary technology to capture underwater lighting (LACUBA), therefore a research on the old aspects of lightning radiation lights with the title The Impact of The Duration of Petromax Lamp Ilumination on Fish Hauls within Stationary Lift Net at Lekok Waters, Pasuruan Sub-District, East Java must be conducted. The aim of this research is to find out the correlation between the duration of the irradiation on the amount of the haul as well as to know the composition of the stationary lift net based on the length of exposure to different petromax lamps. The method used in this study is quasi-experimental, using primary data obtained from direct observation, actively participating in the operation of fishing gear and interviewing related fishermen. And the secondary data was obtained from the books, journals, and other scientific literature. The data needed for analysis is the data of stationary lift net result, based on the length exposure to the petromax lamp, the data is used to determine the effect of irradiationused on the stationary lift net using RAL analysis and BNT test to determine the real or unreal effect of the different treatments. X Based on the results of RAL analysis and LSD test on the length of exposure to petromax lamps, the results were very significant for the haul (kg) of the stationary lift net. The Fcount result obtained on variance analysis = 30.88 and on Ftable (0.05) = 3.28 and Ftable (0.01) = 5.31, so Fcount> Ftable, means that H0 is rejected and H1 is accepted. In the 60 minutes of irradiation treatment, 120 minutes, and 180 minutes, the duration of the radiation exposure for 180 minutes was the one that obtained the most catches (in kilograms), compared to the duration of irradiation for 60 minutes and 120 minutes. Based on the results of the analysis of species composition of catches at 60 minutes irradiation time was dominated by 5.5 kg of squids (Loligo sp) with a percentage of 41.88%, while the least caught fish was 0.03 kg of barracuda with a percentage of 0,23%. At 120 minutes duration of irradiation was dominated by squids (Loligo sp) as much as 12.8 kg with a percentage of 47.79%, while the fish that were the least caught were0.06 kg barracuda with a percentage of 0.22%. And at 180 minutes irradiation time was dominated squids (Loligo sp) as much as 21.3 kg with a percentage of 58,46%, while the fish that were least caught was as much as 0.1 kg of keeper (Scatophagus sp) with a percentage of 0.25%.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2018/945/051811944 |
Uncontrolled Keywords: | Alat Tangkap Ikan, Penyinaran Lampu Petromak, Hasil Tangkapan, |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing > 639.22 Fishing in salt waters |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 23 Aug 2019 02:38 |
Last Modified: | 23 Aug 2019 02:38 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164808 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |