Izzah, Nailul (2011) Analisis Histopatologi Insang dan Hepatopankreas pada Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) yang Diinfeksi Vibrio harveyi Pasca Pemberian Imunostimulan Pili Vibrio alginolyticus. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Histopatologi pada udang windu (Penaeus monodon Fabricus) sangat penting dalam kaitannya dengan diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penentuan diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu sehingga dapat merusak sistim organ dalam tubuh yang dapat menyebabkan kematian pada udang windu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui histopatologi insang dan heptopankreas pada udang windu yang diberi pili bakteri vibrio alginolyticus sebagai imunostimulan pasca uji tantang dengan vibrio harveyi dan untuk mengetahui dosis imunostimulan pili vibrio alginolyticus yang terbaik pada histopatologi insang dan heptopankreas pada udang windu (Penaeus monodon Fabricius) pasca uji tentang vibrio harveyi. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis pengembangan Budidaya Air Payau (UPT-PBAP) Bangil Pasuruan, Balai Karantina Ikan (BKI) Juanda Kelas I Surabaya dan laboratorium Mikrobiologi Fakultas kedokteran Universitas Brawijaya malang, pada bulan Desember 2009-Maret 2010. Metode yang digunakan adalah metode /eksprimen, sedangkan rancangan percobaan yang digunakan berupa Racangan Acak Lengkap (RAL). Parameter utama dari penelitian ini adalah pemberian imunostimulan pili vibrio alginolyticus dengan konsentrasi 10 μg/ekor, 20 μg/ekor dan 30 μg/ekor serta uji tantang infeksi bakteri vibrio harveyi, sedangkan parameter penunjangnya adalah kualitas air pada media pemeliharaan yang meliputi salinitas, suhu, pH dan DO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada histopatologi insang dan hepatopankreas udang windu pada perlakuan A (dosis pili 10 μg/ekor) jaringannya megalami hypertropi (inti membsar) dan vakuolisasi (ronggga sel yang kosong) sehingga dapat menyebabkan fusi (penggabungan antar lamella) serta odema (pembengkakan sel) pada jaringan hepatopankreasnya. Perlakuan B (dosis pili 20 μg/ekor) jaringan masih normal. Perlakuan C (dosis pili 30 μg/ekor) jaringannya mengalami vakuolisasi dan hypertropi ringan yang dapat menyebabkan terjadinya fusi ringan juga. Perlakuan D (kontrol infeksi) jaringan sudah nekrosis dan mengalami hyperplasi (bertambahnya inti) yang dapat menyebabkan terjadinya kongesti (pendarahan didalam pembuluh darah) serta terjadi piknotik (peleburan inti) pada hepatopankreas sehingga organ tidak dapat berfungsi dengan normal. Pengamatan hispatologi hepatopankreas dan insang udang windu menunjukkann perlakuan terbaik dengan tingkat kerusakan jaringan paling ringan pada perlakuan B (dosis pili 20 μg/ekor) dengan nilai skoring kerusakan 0-5%. Dari hasil penelitian disarankan bahwa histopatologi insang dan hepatopankreas pada udang windu (Penaeus monodon Fabricius)yang diinfeksi vibrio harveyi pasca pemberian imunostimulan pili vibrio alginolyticus dengan dosis 20 μg/ekor.
English Abstract
-
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2011/196/051900738 |
Uncontrolled Keywords: | -udang windu |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.5 Crustacean fisheries > 639.54 Lobster fishing |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | soegeng sugeng |
Date Deposited: | 22 May 2019 02:02 |
Last Modified: | 22 May 2019 02:02 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/164240 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |