Evaluasi Keaslian GPIB Immanuel (Gereja Merah) Kota Kediri Berdasarkan Nara Grid

Hadinata, Sebastian (2018) Evaluasi Keaslian GPIB Immanuel (Gereja Merah) Kota Kediri Berdasarkan Nara Grid. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Bangunan Hindia Belanda di Indonesia patut dipertahankan karena memiliki banyak nilai historis dan aspek arsitektural yang sangat berharga. Bangunan ini masih banyak ditemukan di Indonesia serta masih berfungsi, seperti pada bangunan GPIB Immanuel di Kota Kediri yang lebih dikenal sebagai Gereja Merah. GPIB Immanuel Kediri berdiri sejak 1904, dan merupakan gereja tertua di karesidenan Kediri, dirancang oleh J.A. Broers yang sekaligus merupakan pendeta pada masa itu. Gereja ini diserahkan kepada GPIB jemaat Immanuel di Kota Kediri sejak tahun 1948, namun kegiatan gereja mulai berjalan rutin pada tahun 1974, sejak saat itulah perubahan-perubahan gereja mulai terlihat. Perubahan ini tidak semata-mata hanya keinginan dari pendeta atau pengurus gereja ini, namun lebih kearah untuk merenovasi bagian-bagian gereja yang telah rusak, serta untuk menyesuaikan kebutuhan kegiatan jemaat. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah kolaborasi metode kualitatif dan kuantitatif. Tahap penelitian diawali dengan melakukan observasi terhadap objek penelitian guna mengetahui kondisi objek penelitian saat ini, termasuk perubahan-perubahannya. Data yang didapat selanjutnya dianalisis berdasarkan teori-teori yang ada, diantaranya adalah teori mengenai komposisi bangunan, elemen spasial, elemen visual, dan elemen struktural. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menilai keaslian bangunan dengan menggunakan metode Nara Grid. Untuk memperoleh hasil yang lebih valid, dibuat pernyataan berdasarkan hasil Nara Grid yang selanjutnya diformulasikan kedalam bentuk kuesioner untuk dinilai oleh masyarakat yang berkunjung ke Gereja Merah Kediri. Data yang diperoleh dari kuesioner ini memvalidasi hasil Analisa sebelumnya. Upaya pelestarian bangunan GPIB Immanuel Kota Kediri yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya hingga saat ini termasuk kedalam kategori yang cukup baik berdasarkan hasil analisa elemen bangunan serta data kuesioner pendapat masyarakat. Sebagai bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya serta living monument, tindakan pelestarian gereja kedepannya telah ditetapkan berdasarkan peraturan yang ada, namun perlu adanya batasan yang detail mengenai tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada tiap elemen arsitekturalnya. Hal tersebut dikarenakan tiap elemen memiliki kondisi dan ketahanan material yang berbeda, sehingga sebelum memutuskan tindakan yang diambil dalam perawatan gereja, perlu adanya studi terlebih dahulu terhadap bangunan.

English Abstract

The Dutch East Indies building in Indonesia deserves to be maintained because it has many historical values and very valuable architectural aspects. This building is still widely found in Indonesia and is still functioning, as in the GPIB Immanuel building in the City of Kediri, better known as the Red Church. GPIB Immanuel Kediri was founded in 1904, and is the oldest church in Kediri residency, designed by J.A. Broers who was also a pastor at that time. This church was handed over to the GPIB Immanuel congregation in the City of Kediri since 1948, but church activities began to run routinely in 1974, since then church changes began to appear. This change is not solely the wishes of the pastor or caretaker of the church, but rather towards renovating damaged parts of the church and to adjust the needs of the church's activities. In this study, the method used is a collaboration of qualitative and quantitative methods. The research phase begins with observing the object of research to determine the condition of the current research object, including its changes. The data obtained are then analyzed based on existing theories, including theories about the composition of buildings, spatial elements, visual elements, and structural elements. The results of the analysis are used to assess the authenticity of the building using the Grid Grid method. To obtain more valid results, a statement is made based on the results of the Grid Note, which is then formulated into a questionnaire to be assessed by the people who visit the Red Kediri Church. Data obtained from this questionnaire validates the results of the previous analysis. Preservation efforts of the GPIB Immanuel City of Kediri which have been designated as cultural heritage up to now fall into a fairly good category based on the results of analysis of building elements and community opinion questionnaire data. As a building that has been designated as a cultural preserve and living monument, the future preservation of the church has been established based on existing regulations, but there needs to be a detailed limitation on what may and may not be done on each of its architectural elements. This is because each element has different material conditions and resilience, so before deciding what actions to take in church care, it is necessary to study the building first.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2018/1090/051812083
Uncontrolled Keywords: Bangunan Hindia Belanda, Nara Grid, Pelestarian bangunan bersejarah Dutch East Indies building, Nara Grid, Historical buildings preservation
Subjects: 700 The Arts > 726 Buildings for religious and related purposes > 726.5 Buildings assciated with Christianity
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 29 May 2019 04:09
Last Modified: 29 Mar 2022 02:16
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/163128
[thumbnail of Sebastian Hadinata.pdf]
Preview
Text
Sebastian Hadinata.pdf

Download (9MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item