Simulasi Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut dengan Pendekatan Ekonomi Rumahtangga (Studi Kasus di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Sunadji (2014) Simulasi Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut dengan Pendekatan Ekonomi Rumahtangga (Studi Kasus di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur). Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang mempunyai sifat dapat pulih, dan pemanfaatannya dilakukan dengan penangkapan dan budidaya. Kondisi perikanan tangkap saat ini sudah banyak daerah yang mengalami overfishing, sehingga perlu ditingkatkan pemanfaatan budidaya perikanan. Salah satu komoditi perikanan yang bisa dikembangkan adalah rumput laut dengan pertimbangan pangsa pasar cukup baik, potensi lahan masih luas, teknik budidaya sederhana, masa tanam relatif pendek, tidak memerlukan modal yang besar, dan merupakan kegiatan padat karya bukan padat modal. Kabupaten mempunyai potensi budidaya rumput laut yang cukup besar dengan pemanfaatan baru sekitar 10 %, sehingga memungkinkan untuk dilakukan pengembangan budidaya rumput laut. Penelitian ini bertujuan :1). menganalisis kondisi ekonomi rumahtangga pembudidaya rumput laut; 2). Menganalisis model keterkaitan pengambilan keputusan rumahtangga pembudidaya rumput laut dalam hal produksi, alokasi waktu kerja, pendapatan, dan konsumsi/ pengeluaran; 3). menganalisis alternatif kebijakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pendapatan pembudidaya rumput laut. Metode yang digunakan adalah metode survey, sedangkan populasi adalah rumahtangga yang mata pencaharian utamanya sebagai pembudidaya rumput laut. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama yaitu menganalisis kondisi ekonomi rumahtangga pembudidaya rumput laut digunakan analisa SWOT, Untuk menganalisis tujuan kedua yaitu model keterkaitan pengambilan keputusan rumahtangga pembudidaya rumput laut dalam hal produksi, alokasi waktu kerja, pendapatan, dan konsumsi/ pengeluaran, digunakan sistem persamaan simultan, dan untuk menganalisis tujuan ketiga menganalisa alternatif kebijakan yang bisa dilakukan untuk meningkkatkan pendapatan pembudidaya rumput laut, digunakan simulasi kebijakan. Dari hasil penelitian didapatkan: 1.a. Kondisi ekonomi rumahtangga pembudidaya rumput laut antara lain: produksi rumput laut kering 25.490,3 kg, curahan tenaga kerja keluarga 60,9 HOK, penerimaan dari usaha rumput laut Rp. 21.256.342/th, pendapatan budidaya rumput laut Rp. 9.707.525/th, pendapatan non budidaya rumput laut Rp. 4.496.911/th, pendapatan non perikanan Rp. 2.542.984/th, pendapatan rumahtangga Rp. 16.747.421/th, pengeluaran untuk pangan Rp. 10.686.814/th, pengeluaran non pangan Rp. 2.398.800/th, total pengeluaran rumahtangga Rp. 13.085.614/th, dan surplus rumahtangga Rp. 3.661.807/th.; b. Berdasarkan hasil evaluasi faktor internal strategi yang sesuai untuk pengembangan usaha adalah strategi progresif atau agresif yang mendukung pertumbuhan usaha dengan cara: peningkatan produksi sesuai permintaan pasar, peningkatan kelembagaan, peningkatan kualitas dan kuantitas rumput laut, peningkatan peran pemerintah, peningkatan permodalan, dan pengembangan tenaga kerja. 2. Model keterkaitan pengambilan keputusan rumahtangga pembudidaya rumput laut dalam hal produksi, curahan tenaga kerja, pendapatan dan konsumsi: a. Produksi meningkat dengan meningkatnya luas lahan, curahan tenaga kerja keluarga, kredit, pengalaman, pendidikan, panjang talus, frekuensi kontrol, kedalaman tanam dan lama pemeliharaan, serta dipengaruhi mengurangi jarak tanam; b. Curahan tenaga kerja keluarga bertambah dengan meningkatnya luas lahan, jumlah anggota keluarga rumahtangga, pendidikan dan pengalaman; c. Pengeluaran pangan meningkat dengan bertambahnya jumlah anggota rumahtangga, pendapatan rumahtangga dan pendidikan; d. Pengeluaran non pangan meningkat dengan bertambahnya jumlah anggota rumahtangga, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan surplus rumahtangga; e. Pendapatan non budidaya rumput laut meningkat dengan berkurangnya pendapatan rumput laut, dan bertambahnya surplus rumahtangga, umur, pendidikan, dan jumlah anggota rumahtangga; f. Pendapatan non perikanan meningkat dengan menurunnya pendapatan rumput laut, dan bertambahnya umur, pendidikan dan insentif non perikanan. 3. a. Alternatif kebijakan yang bisa dilakukan sebagai prioritas dalam pengembangan usaha dan meningkatkan pendapatan rumahtangga pembudidaya rumput laut: 1). kenaikan insentif non perikanan 15%, penambahan pengalaman satu tahun dan penambahan panjang talus 15%; 2). penambahan pengalaman satu tahun, penambahan pendidikan satu tahun, dan penambahan panjang talus 15 %; 3). kenaikan insentif non perikanan 15%, penambahan pengalaman satu tahun dan penambahan pendidikan satu tahun; 4). kenaikan insentif non perikanan 15%, penambahan pengalaman satu tahun dan peningkatan kebersihan 5%; b. Sebagai alternatif mata pencaharian (AMP) bisa dikembangkan usaha non budidaya rumput laut baik yang amsih dalam bidang perikanan atau non perikanan. Saran implikasi kebijakan berdasarkan hasil penelitian: a. Dalam usaha mengembangkan usaha budidaya rumput laut disarankan melakukan kebijakan dengan cara melakukan kenaikan insentif non perikanan 15%, penambahan pengalaman satu tahun dan penambahan panjang talus 15% secara bersama-sama; b. Pemerintah membuatkan petunjuk teknis terkait kebijakan pengembangan budidaya rumput laut; c. Dalam waktu mendatang apabila terjadi perubahan kondisi fisik, maupun sosial, maka pengambil kebijakan bisa melakukan simulasi kebijakan sendiri dengan menggunakan software yang ada. Sedangkan saran penelitian lanjutan antara lain: a. Karena penelitian ekonomi rumahtangga pembudidaya rumput laut ini tidak memasukan variabel sosial dan kelembagaan, maka disarankan dilakukan penelitian serupa dengan memasukan variabel sosial dan kelembagaan; b. Penelitian menggunakan data `cross-section` dalam periode satu tahun. Padahal dalam kejadian sebenarnya, variabel endogen yang dianalisis kemungkinan tidak saja dipengaruhi oleh periode sekarang, namun dipengaruhi oleh rangkaian periode tahun sebelumnya, agar diperoleh kelangsungan dari hasil penelitian ini, maka disarankan dalam penelitian selanjutnya, perlu dikembangkan penelitian serupa dengan menggunakan data `longitudinal` dengan periode waktu lebih dari satu tahun; c. penelitian yang telah dilakukan berdasarkan data rata-rata, maka kedepan perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan data optimum; d. penelitian mengenai dampak tumpahan minyak di perairan Australia beberapa tahun lalu terhadap flora dan fauna di perairan NTT khususnya perairan Kabupaten Kupang.

English Abstract

Fishery resources is renewable and its utilization by fishing and aquaculturing. However, fisheries fishing nowadays in most area are overfishing, hence the utilization of aquaculture needs to be improved. One of the promising aquaculture commodity is seaweed, because it has a good market share, wide potencial area, simple aquaculture method, short planting period, no need much fund, and it is a labor intensive activity instead of fund intensive. Kupang regency has large potency of seaweed aquaculture but it is only 10% utilized, so that enables to be more developed. This study aimed to : analyze the household economic conditions of seaweed farmers; analyze the linkage model of decision-making in seaweed farmers` household in terms of production, working time allocation, income, and consumptions/expenditure; analyze the alternative strategy to increase the income of seaweed farmers. It used survey method and the population is the households which their primary job as seaweed farmers. The aims of this study are answered by several method/analysis as follows: The first aim is using SWOT analysis, the second is simultaneous equation system (SES) and the last is strategy simulations. The study results that: 1.a. Household economic conditions are: dry seaweed production is 25.490,3 kgs, family labor`s outpouring is 60,9 person-days, receipts from seaweed aquaculture as many Rp.21.526.342 per year, seaweed aquaculture`s income is Rp.9.707.525 per year, non-seaweed aquaculture`s income is Rp.4.496.911 per year, non-fisheries` income is Rp.2.541.982 per year, household`s income is Rp.16.747.421 per year, food expenditures is Rp.10.686.814 per year, non-food expenditures is Rp.2.398.800 per year, total household expenditures is Rp.13.085.614 per year, and household surplus is Rp.3.661.807 per year.; 1.b. according to the internal and external factor evaluation, the suitable strategy to develop seaweed aquaculture business is progressive or agressive which are supporting the business growth through increasing the production as many as market demand, organizational improvement, improving the quality and quantity of seaweed, improvement of funding and government roles, also labor forces development.; 2. Linkage model of decision-making in seaweed farmers` household in terms of production, labor`s outpouring, income and consumption is as follows: a. the production is going up by increasing the plant area, labor`s outpouring, credit, experiences, eduaction, length of thallus, frequency of control, planting depth and length of maintainance, also the decreasing of planting distance.; b. Family labor`s outpouring is rised by the increase of planting area, number of household`s members, education and experiences; c. Food expenditure is rised as well as the increasing of household income, education and the number of household members.; d. Non-food expenditure increasing by going up the number of household members, health and education fee, and household surplus.; e. Non-seaweed aquaculture income grows up through the decreasing of seaweed income and the increasing of household surplus, age, education and the number of household members; f. Non-fisheries income increasing by the going up of age, education and non-fisheries incentive, also the decreased of seaweed aquaculture income. 3.a. The alternative strategy for developing and improving seaweed aquaculture business are : 1) Rising non-fisheries incentive by 15%, adding 1 year experience and length of thallus by 15%; 2) adding one year of experience and education, and increasing the length of thallus by 15%; 3) rising non-fisheries incentive by 15%, adding one year experience and education; 4) increasing non-fisheries incentive by 15%, adding one year of experience and improving the hygineity by 15%; b. As the alternative of livelihood, it can be developed non-seaweed aquaculture business but it still included into fisheries and non-fisheries business. Some advice for strategy implication based on the results of this study are: a. In order to develop seaweed aquaculture business, it is recommended to make strategy through rising non-fisheries incentive by 15%, adding one year experience and length of thallus by 15% simultaneously; b. The government needs to create a technical guide about the development strategy of seaweed aquaculture business; c. In the future, if there are changes in physical and social condition, then the strategy-makers can simulate their own strategies using the existed software. Meaanwhile, advices for future studies are as follows : a. Because of this study does not including social and organizational variables, so it is suggested to make the similar research but with including those variables; b. The research using cross-section data in one year periode, however in real case, the endogenous variable might not only affected by current period, but also series of previous period, so that it is recommended to use longitudinal data with more than one year period for future study; c. Data in this study is analyzed based on its average, then it needs to create a future research using optimum not average data; d. It is suggested to make research which is concerned to oil spill damages in Australia waters several years ago to flora and fauna in East Nusa Tenggara especially Kupang regency waters.

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DES/639.89/SUN/s/061401278
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.8 Aquaculture
Divisions: S2/S3 > Magister Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 30 Jun 2014 10:34
Last Modified: 30 Jun 2014 10:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161093
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item