Analisis Performans Produksi, Efisiensi Reproduksi dan Kromosom Sapi Bali dan Hasil Persilangannya dengan Sapi Simmental

MAshari (2013) Analisis Performans Produksi, Efisiensi Reproduksi dan Kromosom Sapi Bali dan Hasil Persilangannya dengan Sapi Simmental. Doctor thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sapi Bali merupakan bangsa ternak asli Indonesia yang mempunyai sumbangan cukup besar dalam penyediaan daging untuk konsumsi masyarakat Indonesia. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan terjadi penurunan mutu genetik sapi Bali yang dicerminkan dari capaian bobot badan dewasa yang rendah. Peningkatan kinerja produksi sapi Bali dilakukan melalui persilangan dengan bangsa-bangsa sapi yang mempunyai kinerja produksi yang tinggi baik dari Bos taurus maupun Bos indicus. Ada beberapa bangsa pejantan yang digunakan dalam program persilangan di Nusa Tenggara Barat namun yang paling populer adalah pejantan Simmental. Potensi produksi dan reproduksi sapi hasil persilangan belum banyak terungkap, karena itu penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian dilakukan pada wilayah pengembangan sapi Bali murni dan sapi Simbal di Kabupaten Lombok Timur dan di Laboratorium Imunobiologi Universitas Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kinerja produksi dan efisiensi reproduksi serta untuk mendapatkan ukuran, jumlah dan morfologi kromosom sapi Bali dan sapi hasil persilangannya dengan sapi Simmental. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan di bidang ternak sapi potong dalam kaitannya dengan peningkatan performan produksi ternak. Materi yang digunakan dalam penelitian ini sapi Bali dan sapi Simbal. Untuk analisis performan produksi digunakan 253 ekor sapi yang terdiri dari 123 ekor sapi Bali dan 130 ekor sapi hasil persilangannya dengan sapi Simmental jantan. Untuk analisis efisiensi reproduksi digunakan 40 ekor sapi yang terdiri dari 20 ekor induk sapi Bali dan 20 ekor induk sapi Simbal. Untuk analisis kromsom digunakan 15 ekor sapi yang terdiri dari 5 ekor sapi Bali betina, 5 ekor sapi Simbal jantan dan 5 ekor sapi Simbal betina. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi bobot lahir, bobot sapih, bobot satu tahun, bobot dewasa, pertambahan bobot badan, Body Condition Score (BCS), Anestrus Post Partum, Service Per Conception (S/C), Days Open, panjang, lengan panjang, lengan pendek kromosom, dan indeks sentromer. Data yang diperoleh dianalisis statistik dengan kegiatan analisis data menggunakan software Genstat 5 edisi 3 tahun 2008. Rata-rata bobot lahir sapi Simbal adalah 28,3±1,1 kg untuk jantan dan 26.3±1,3 kg untuk betina sedangkan rata-rata bobot lahir sapi Bali 16,7±1,5 kg jantan dan 15,2±0,9 kg untuk betina. Rata-rata bobot badan umur 205 hari sapi Simbal jantan 131,3±24,4 kg dan betina 128,4±15,9 kg sedangkan sapi Bali jantan 85,1±11,9 kg dan betina 76,1±8,1 kg. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa bobot badan umur 2 tahun pada sapi Simbal jantan rata-rata 323,3±39,9 kg dan Simbal betina rata-rata 251.3±35.2 kg sedangkan pada sapi Bali jantan bobot umur 2 tahun rata-rata 252,4±23,9 kg dan pada yang betina rata-rata 203,8±16,2 kg. Anestrus post partum rata-rata 38,1±5,3 hari pada induk sapi Bali sedangkan induk sapi Simbal rata-rata 83,4±20,5 hari. Jumlah kali servis hingga terjadi kebuntingan pada sapi Bali rata-rata 1,6±0,6 kali sedangkan sapi Simbal rata-rata 2,5±0,8 kali atau lebih tinggi 0,9 kali dibanding sapi Bali. Days open sapi Bali rata-rata 96,8±8,2 hari sedangkan sapi Simbal rata-rata 163,05±16,3 hari. Kromosom ternak sapi Bali dan sapi Simbal berpasangan atau diploid dengan jumlah 60 (2n = 60) yang terdiri dari 58 buah autosom dan 2 buah kromosom kelamin. Rata-rata panjang kromosom sapi Bali betina adalah 0,24±0,02 μ, sapi Simbal betina 0,29±0,04 μ dan sapi Simbal jantan 0,30±0,06 μ. Morfologi kromosom sapi Bali betina dan sapi Simbal menunjukan bahwa semua autosom berbentuk akrosentrik sedangkan kromosom kelaminnya berbentuk sub metasentrik pada sapi Simbal jantan maupun sapi Simbal betina sementara sapi Bali kromosom kelaminnya berbentuk metasentrik. Sapi Simbal mencapai bobot badan yang lebih tinggi dibanding dengan sapi Bali yaitu bobot lahir 42,1%, bobot umur 90 hari 27,7%, bobot 205 hari 39,4%, bobot 1 tahun 43,2% bobot 2 tahun 22,1%. Sapi Simbal memperlihatkan tingkat efisiensi reproduksi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan sapi Bali, tercermin dari angka service per conception yang lebih tinggi yakni rata-rata 2,5±0,8 kali pada sapi Simbal sedangkan pada sapi Bali rata-rata 1,6±0,6 kali. Kromosom sapi Bali betina secara morphology sama dengan sapi Simbal baik jantan maupun betina, yakni mempunyai kromosom diploid berjumlah 60 (2n = 60) dengan 29 pasang autosom dan 1 pasang kromosom kelamin. Performan produksi sapi Simbal lebih tinggi dibanding dengan sapi Bali tetapi mempunyai efisiensi reproduksi yang lebih rendah serta ukuran kromosom sapi Simbal lebih panjang dibadingkan dengan sapi Bali sedangkan jumlah kromosomnya sama. Tidak ada kelainan kromosom pada sapi Bali dan sapi Simbal.

English Abstract

Bali Cattles is Indonesian native cattle, which has important contribution to the meat consumption. The genetic quality of Bali Cattle tends to decrease, which identified by the lower body weight at mature age. The increase of production performance of Bali Cattle could be achieved by crossbreeding with using high production performance breed such as Bos taurus or Bos indicus . The most popular breed used in the crossbreeding program in West Nusa Tenggara were Simmental. This research was conducted in the development region of pure Bali Cattle and crossbred Simmental-Bali ( Simbal) at East Lombok District and at The Immunobiology Laboratory, Mataram University. The objectives of this research were to analyze the production performance, reproduction efficiency, kayotype and chromosomal morphology of Bali Cattle and Simbal Cattle. Result of research is expected to develop the knowledge of the beef cattle field, in order to increasing the production performance of the breed. Research materials were Bali Cattle and Simbal Cattle. The production performance analysis involved 253 cattle, 123 pure Bali Cattle and 130 Simbal cattle. The reproduction efficiency analysis used, 20 female Bali Cattles and 20 female Simbal Cattle. Chromosome analysis used 15 cattle consisting of 5 female Bali Cattle, 5 male Simbal Cattle, and 5 female Simbal Cattle. The variables measured in this research were birth weight, weaning weight, one year weight, mature weight, Days Open , Service Per Conception (S/C), Anestrus Post Partum, Body Condition Score (BCS) , chromosome length, length of chromosome long arm, length of chromosome short arm, and centromere index. Data were analyzed statistically using GenStat Software. The average of birth weight of Simbal Cattle was 28.3 ± 1.1 kg for male and 26.3 ± 1.2 kg for female. The average of birth weight of Bali Cattle was 16.6 ± 1.4 kg for male, and 15.2 ± 0.9 kg for female. Generally, Simbal Cattle showed birth weight of 11.5 kg higher than Bali Cattle. The average weaning weight of male Simbal Cattle was 131.3 ± 24.3 kg, while the female was 128.4 ± 15.9 kg. The weaning weight of male Bali Cattle was 85.1 ± 11.9 kg, while for the female was 76.1 ± 8.1 kg. Simbal Cattle showed the weaning weight of 39.38% higher than Bali Cattle. Result indicates that adult body weight of Simbal Cattle was higher than Bali Cattle. Mean of body weight at 2 years old of simbal cattle were 323.3 ± 39.9 kg, and 251.33 ± 35.18 kg for male and female, respectively. Weight at 2 years old Bali Cattle were 252.4 ± 23.9 kg and 203.8 ± 16.2 kg for male and female, respectively. Average of anoestrus post partum was 38.1 ± 5.5 days for Bali Cattle, while Simbal Cattle was of 83.4 ± 20.5 days. Mean of service per conception in Bali Cattle was 1.6 ± 0.6, while in Simbal cattle was 2.5 ± 0.8. The days open of Bali Cattle was 96.83 ± 8.2 days and Simbal Cattle was 163.1 ± 16.3 days. The chromosome of Bali Cattle, Simbal Cattle were diploid (2n = 60) consisting of 58 autosomes and 2 sex chromosomes. The average of chromosome length of female Bali Cattle was 0.24 ± 0.02 μ, while of female Simbal Cattle was 0.29 ± 0.04 μ and of male Simbal Cattle was 0.30 ± 0.06 μ. The chromosome morphology of female Bali and Simbal Cattle showed that all autosomes were accrocentric, while the sex chromosome was sub-metacentric at male and female Simbal Cattle, those was metacentric in Bali cattle. Body weight of Simbal Cattle were higher compared to Bali Cattle. Simbal Cattle indicated lower reproduction efficiency compared to Bali Cattle, which was shown by higher service per conception . Body condition score had no effect on days open, service preconception and anestrus post partum. The female Bali Cattle chromosome has similar morphology to male Simbal Cattle and olso female. The production performance of Simbal Cattle was higher than Bali Cattle but the reproduction efficiency was lower. The chromosome size of Simbal Cattle were longer than Bali Cattle, but the number of chromosome was similar. There were no abnormal chromosome in Bali and Simbal cattle.

Item Type: Thesis (Doctor)
Identification Number: DES/636.209 598 6/ASH/a/061303583
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry > 636.2 Cattle and related animals
Divisions: S2/S3 > Magister Ilmu Ternak, Fakultas Peternakan
Depositing User: Endro Setyobudi
Date Deposited: 02 Jul 2013 13:00
Last Modified: 02 Jul 2013 13:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/161069
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item